LinkedIn melakukan riset berkaitan dengan permintaan pekerjaan yang berkaitan dengan teknologi informasi. Berkaca pada perkembangan kawasan San Fransisco dan sekitarnya yang dikenal sebagai “Silicon Valley”, tim riset LinkedIn berusaha mengidentifikasi kota-kota di dunia yang berpeluang mengikuti jejaknya.
Kawasan Teluk San Fransisco sebagai benchmark riset kali ini menunjukkan bawa 31% penduduk yang terdaftar di LinkedIn memiliki keahlian di bidang teknologi informasi. Selain itu satu dari tiga pendatang baru yang pindah ke San Francisco pada tahun 2013 memiliki keahlian serupa. Kategori keahlian yang paling populer adalah IT Infrastructure and System Management, Java Development, dan Web Programming.
Dengan memilih 52 kota tertentu dari 300 juta pengguna LinkedIn selama satu tahun dari bulan November 2012 hingga November 2013, riset ini mengidentifikasi 10 kota di dunia dengan persentase tertinggi untuk profesional yang memiliki keahlian teknologi. Lima kota di antaranya berada di India, dengan kota Bengalore menduduki posisi puncak dengan raihan 44%. Dua kota lainnya di tiga besar adalah Pune dan Hyderabad, semuanya terletak di India.
Selain San Fransisco, dua kota di Amerika Serikat yang tercatat dalam daftar ini adalah Seattle dan Austin. Australia menggenapi daftar ini dengan memasukkan Melbourne dan Sydney.
Untuk kawasan Asia Tenggara, Singapura menduduki posisi tertinggi dalam hal persentase profesional yang memiliki keahlian teknologi, diikuti oleh kota-kota di Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Kata kunci yang paling sering dicari untuk keahlian ini adalah XML, C#, MySQL, JavaScript, HTML dan Java.
Bagaimana dengan Indonesia? Ternyata riset LinkedIn menunjukkan permintaan terhadap tenaga ahli di bidang teknologi informasi belum setinggi negara-negara tetangga. Meskipun demikian anggota LinkedIn asal Indonesia yang memiliki keahlian di bidang ini tercatat mencapai 7000 anggota. Jumlah ini sesungguhnya lebih besar ketimbang negara-negara tetangga. Untuk itu LinkedIn mengkategorikan kota-kota di Indonesia sebagai “hidden gem” yang berpotensi menyeruak menjadi “the next Silicon Valley” begitu permintaan terhadap tenaga ahli ini meningkat drastis seiring dengan berkembangnya industri di bidang ini.
Selain itu dari delapan universitas di Asia Tenggara yang paling banyak mencetak lulusan baru di bidang pengembangan produk piranti lunak versi LinkedIn, tiga di antaranya berasal dari Indonesia, yaitu Universitas Bina Nusantara, Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]