Dark
Light

RIM Siapkan Dana Riset $5 Juta untuk ITB

1 min read
March 6, 2012

Seperti dilaporkan oleh sejumlah media, hari Sabtu lalu Research in Motion (RIM) menandatangani kesepakatan dengan pihak Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menggelontorkan (secara bertahap) dana $5 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk riset terutama pengembangan aplikasi mobile. ITB menjadi kampus pertama di Indonesia yang menjalin kerjasama dengan RIM — pembuat BlackBerry asal Kanada.

“Investasi ini akan dipergunakan untuk biaya penelitian dalam pengembangan aplikasi dimana ITB memiliki potensi untuk hal tersebut. Dan dana tersebut akan dipergunakan juga untuk membangun RIM Innovation Centre pertama di Indonesia” ujar Andy Cobham, Presdir RIM Indonesia, seperti dikutip dari laman situs ITB.

RIM sendiri memang sudah lama dikenal dekat dengan komunitas akademisi. Hal tersebut tak lain berkaitan dengan RIM sendiri yang memang besar di lingkungan Universitas Waterloo, almamater Mike Lazaridis, co-founder RIM. RIM pun secara besar-besaran sudah menyumbang jutaan dollar ke Waterloo sebagai basis pengembangan risetnya.

Seperti disebutkan dalam rilis persnya [tersedia secara lengkap di Newswire], tujuan kerja sama ini adalah agar perguruan tinggi dapat mendidik mahasiswa Indonesia dalam pengembangan aplikasi mobile, serta memberikan batu lompatan karir  serta keterampilan untuk menciptakan dan membangun usaha baru yang difokuskan pada pengembangan aplikasi. Sebelumnya Microsoft dan Nokia telah melakukan kerjasama yang relatif serupa dengan sejumlah universitas lokal.

Saya tak dapat menafikkan bahwa ini merupakan salah satu usaha “Corporate Social Responsibility (CSR)” dari RIM. Di saat RIM mendapatkan kecaman dari berbagai pihak di Indonesia karena lebih memilih untuk membuka pabrik dan investasi di negara tetangga, akhirnya RIM menginvestasikan pula sejumlah dananya untuk suatu better cause di sini.

Saya pribadi menganggap bahwa langkah yang diambil oleh RIM sudah cukup tepat di kedua hal ini. Khusus untuk innovation center, saya pikir memang seperti inilah yang pas dilakukan oleh produsen smartphone platform populer untuk meningkatkan animo pengembangnya. Dengan semakin banyaknya pengembang yang hadir di platform ini tentu saja semakin menghapus paradigma Indonesia hanya sebagai negara konsumen, karena toh produsen aplikasi ini juga bisa mendatangkan devisa bagi Indonesia.

Semoga investasi di bidang pendidikan dan pengembangan riset ini tepat sasaran.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Apakah Emoticon Imut Bisa Membawa Keberhasilan Pada Aplikasi Line?

Next Story

Aplikasi Android Kini Bisa Sampai 4 GB

Latest from Blog

Don't Miss

Updated: AI di Smartphone Makin Populer, Apa Komentar Pengguna?

Update: Ada perubahan data dari hasil survei sesuai rilis yang

Riset Terbaru Menunjukkan Lebih Dari Separuh Gamer Pernah Marah-Marah Karena Bermain Game

Marah memang menjadi salah satu ekspresi dasar yang bisa dialami