Ketika vivo mengungkap V27 Series untuk pertama kalinya, saya sangat terkesima. Sebab mereka memang amat menarik, peningkatannya terbilang signifikan dan punya wajah baru. Dari tiga model, dua di antaranya sudah masuk Indonesia yakni vivo V27 5G dan V27e.
Saya kebagian vivo V27e, terus terang ada kabar baik dan buruk mengenai perangkat ini. Kabar baiknya adalah aspek desain dan layarnya sangat mengesankan seperti vivo V27 5G. Kabar buruknya, performa dan kameranya tidak naik level, vivo V27e tidak mendapatkan sensor gambar Sony IMX766V.
Sebetulnya mungkin kita bisa memaklumi keputusan vivo, mengingat vivo V27e hadir sebagai versi ekonomis dari V27 reguler yang dijual lebih terjangkau mulai dari Rp4.299.000. Setidaknya kita akan mendapatkan layar AMOLED 6,62 inci dengan refresh rate 120Hz dan pengisian daya lebih cepat 66W.
Sekarang mari menelusuri fitur-fitur yang ditawarkan perangkat ini lebih jauh, berikut review vivo V27e selengkapnya.
Mirip Tetapi Tak Sama
Satu hal yang menurut saya aneh ketika mengulas vivo V25 5G dan V25e tahun lalu ialah mereka masih memakai layar dengan notch bergaya waterdrop. Tak peduli betapa eloknya desain UV color-changing pada penampang belakangnya, bagian muka terlihat kurang premium.
Saya lega, vivo akhirnya balik lagi menggunakan layar dengan punch hole untuk menempatkan kamera depan. Ukurannya 6,62 inci, lebih lega dari vivo V25e dengan 6,44 inci, tetapi lebih kecil dari vivo V27 5G dengan 6,78 inci. Perlu diketahui, kamera depan 32MP-nya tidak dilengkapi fitur dual-tone spotlight.
Layar 6,62 inci pada vivo V27e mengandalkan panel AMOLED dengan resolusi FHD+, didukung refresh rate 120Hz, dan dapat menampilkan 1,07 miliar warna. Layarnya sudah memiliki sertifikasi Widevine L1, tetapi belum mendukung HDR. Saya tidak menemukan info mengenai tingkat kecerahan dan kaca pelindung yang digunakan.
Di pengaturan layar ada menu screen color, secara bawaan menggunakan mode Standard, tetapi tersedia pula mode Pro, dan Bright dengan color temperature yang bisa disesuaikan. Untuk refresh rate, secara bawaan menggunakan Smart Switch yang dapat secara otomatis menyesuaikan dengan skenario penggunaan dan guna menghemat konsumsi daya sistem.
Pindah ke bagian punggung, vivo V27e memiliki desain kamera belakang baru seperti saudaranya yang disebut “Aura Light, OIS Portrait System”. Ia memiliki pulau kamera persegi panjang yang agak menonjol dan menampung tiga unit kamera dengan LED flash berbentuk cincin.
Meski tampak mirip, mereka tidak sama. Sebab vivo V27e memiliki layar, punggung, dan bingkai datar, desain gaya kotak yang kekinian dan tetap keren. Sedangkan vivo V27 5G mengadopsi desain dual-curved, tepian samping layarnya melengkung 60 derajat yang membuatnya tampil lebih berkelas.
Unit yang saya review berwarna gelap Glory Black dengan finishing matte. Ada juga warna cerah yang lebih fresh dengan Lively Green, tampaknya vivo tidak lagi menggunakan desain UV color-changing. Ketebalan bodinya 7,8mm dan beratnya 186 gram, build quality terasa solid di pelukan tangan.
Sensor sidik jarinya terletak di bawah layar, tombol power dan volume di sebelah kanan, dan sisi sebelah lain polos. Di atas ada mikrofon sekunder, sisanya di bawah mencakup SIM Tray bentuk hybrid, mikrofon utama, port USB-C, dan satu-satunya speaker. Ada NFC yang dapat digunakan untuk menyalin kartu akses dan pembayaran nirsentuh.
Kamera 64MP dengan OIS
Model sebelumnya, vivo V25e dibekali kamera utama yang sama seperti versi reguler-nya. Jadi, saya kecewa vivo V27e tidak memperoleh sensor gambar Sony IMX766V. Ia masih mengandalkan sensor gambar 64MP f/1.8 dengan Optical Image Stabilization (OIS) dan kamera depan 32MP f/2.0.
Dua kamera belakang lainnya, anggap saja seperti pajangan karena resolusinya sebatas 2MP untuk depth sensor dan macro. Sebagai smartphone empat jutaan, tanpa kamera ultrawide tentu dianggap kekurangan yang kentara bagi penggemar fotografi, tetapi perlu diingat bahwa kualitas kamera utama vivo V27e tidak bisa dianggap remeh.
Vivo tidak mengungkap tipe sensor gambar yang digunakan dan berapa ukurannya, yang pasti menggunakan pixel binning 4-in-1 yang secara bawaan menghasilkan foto 16MP. Adanya OIS sangat membantu mengurangi getaran atau goyangan yang terjadi saat mengambil foto maupun video.
Suatu pagi yang cerah, saya berkeliling dengan motor untuk mengumpulkan sampel foto vivo V27e. Saya aktifkan fitur AI Scene Recognition dan Auto HDR agar bisa mengambil foto dengan cepat tanpa perlu menyentuh pengaturan kamera, biarkan sistem AI secara otomatis mengenali jenis subjek atau latar belakang dan mengoptimalkan pengaturan. Berikut hasil foto vivo V27e:
Tidak lebih baik dari vivo V27 5G, tetapi hasil foto 64MP pada vivo V27e juga tidak mengecewakan. Kombinasi fitur AI Scene Recognition mampu menghasilkan foto yang lebih tajam, dengan kontras yang lebih, dan warna yang lebih hidup. Tentu saja, ada mode Pro dengan format Raw jika ingin memberikan sentuhan sesuai preferensi pribadi.
Nah fitur kamera yang spesial pada vivo V27e adalah mode Portrait dengan Aura Light untuk menghasilkan foto portrait yang apik di kondisi rendah cahaya dengan bantuan LED flash baru berbentuk cincin. Di sini kita bisa memanfaatkan AI Scene Recognition, mengatur aperture, bentuk bokeh, efek beauty, rekomendasi posture, filter, dan yang paling spesial adalah style.
Ada enam style yang tersedia menggunakan dua mekanisme flash yang berbeda. Empat style di antaranya natural, low-light portrait, vintage film, dan french impressions dengan flash yang menyala secara continue untuk hasil yang lebih alami. Sementara untuk style flash portrait dan party, flash akan ditembakkan saat menekan tombol rana.
Untuk perekam video, vivo V27e hanya sanggup menghasilkan video pada resolusi 1080p. Kabar baiknya, sudah mendukung frame rate hingga 60fps. Vivo juga menyediakan mode Micro Movie baru, untuk merekam video pendek 30 detik dengan empat effect menarik, yaitu viewfinder, daily vlog, outfit history, dan DV recording frame I.
Performa yang Sama
Secara internal, vivo V27e menjalankan Funtouch 13 di atas Android 13 dan ditenagai oleh chipset MediaTek Helio G99 yang sama seperti pendahulunya. Dalam penggunaan sehari-hari, vivo V27e terasa cepat dan responsif untuk digunakan layaknya smartphone kelas menengah lainnya.
Saat ini, Helio G99 masih merupakan model chipset tertinggi dari Helio G Series. SoC ini dibangun pada proses fabrikasi 6nm, dengan CPU octa-core yang mencakup dua core besar Cortex-A76 pada 2,2GHz dan enam core Cortex-A55 pada 2,0GHz. Pemrosesan grafisnya memakai GPU Mali-G57 MC2.
Unit review vivo V27e yang saya uji versi RAM 12GB dengan penyimpanan internal 256GB. Fitur extended RAM secara bawaan aktif menambah RAM dinamis sebesar 8GB dari ruang penyimpanan, menurut saya total RAM 20GB terlalu berlebihan. Untuk kelancaran multitasking dan stabilitas sistem, RAM 12GB sudah lebih dari cukup, tidak perlu mengaktifkan extended RAM.
Berikut hasil uji beberapa aplikasi benchmark dari vivo V27e:
- 3DMark Wild Life 1.248
- 3DMark Wild Life Extreme 344
- PCMark Work 3.0 8.096
- Geekbench 6 Single-core 628
- Geekbench 6 Multi-core 1.865
- Geekbench 6 GPU Compute 1.269
Untuk gaming, tersedia Ultra Game Mode untuk membantu meningkatkan kinerja perangkat dan mengurangi gangguan seperti memblokir notifikasi dan panggilan masuk saat bermain game. Bagi yang serius dalam bermain game kompetitif, ada juga Esports Mode yang menawarkan konfigurasi kinerja tinggi untuk memberikan pengalaman bermain yang lebih lancar dengan gangguan minimum, kontrol dan tampilan yang dioptimalkan, serta refresh rate dan suhu adaptif.
Vivo V27e dibekali baterai dengan kapasitas dan dukungan pengisian daya cepat yang sama dengan V27 5G, yaitu 4.600 mAh dengan fitur 66W FlashCharge yang dapat mengisi daya dari 1 hingga 50% dalam waktu sekitar 19 menit dan penuh kurang dari satu jam.
Verdict Review vivo V27e
Peningkatan yang dibawa oleh vivo V27e memang tidak menyeluruh seperti vivo V27 5G, perubahan terbesarnya terletak pada aspek desain dan layar. Ia mengusung bahasa desain baru tetapi dengan layar, bingkai, dan punggung datar yang kalah memukau dengan model standarnya.
Kualitas layarnya naik level dari AMOLED 6,44 inci 90Hz pada V25e, menjadi AMOLED 6,62 inci dengan refresh rate 120Hz. Sayangnya vivo V27e tidak kebagian sensor gambar baru, walaupun kamera utama 64MP dengan OIS-nya tetap dapat diandalkan.
Ya, meski aspek kamera dan performa tidak mendapatkan pembaruan. Dengan harga mulai dari Rp4.299.000, secara keseluruhan vivo V27e adalah smartphone kelas menengah dengan kualitas lebih dari bagus, tetapi spesifikasi dan posisinya agak tanggung dengan vivo V27 5G yang tampil begitu cemerlang.
Saya akan meminta Anda mempertimbangkan vivo V27 5G sebelum membeli V27e, sebab model 5G ini memiliki kinerja lebih powerful dengan chipset Mediatek Dimensity 7200 dan kamera utama lebih baik dengan sensor Sony IMX766V. Meski begitu, tidak semua kalangan peduli dengan performa dan kamera yang canggih. Jika Anda termasuk di dalamnya, vivo V27e masih baik-baik saja sebagai pilihan terjangkau.
Sparks
- Desain baru dengan layar, bingkai, dan punggung datar
- Layar AMOLED 6,62 inci 120Hz
- Pengisian daya lebih cepat 66W
- Kamera utama 64MP dengan OIS
Slacks
- Layar belum mendukung HDR
- Tidak memiliki speaker stereo
- Tanpa kamera ultrawide