Seperti banyak penyedia layanan selular, periode awal ketersediaan 4G LTE di Indonesia merupakan situasi yang terlalu penting untuk diabaikan. Di bulan Juni, Smartfren diketahui sibuk menguji coba jaringan 4G dan belum lama merilis lima perangkat Andromax baru demi menopangnya. Khususnya buat tipe Q dan Qi, kami mengulasnya dengan metode unik.
Tim Trenologi memutuskan untuk menyetukan kedua perangkat di satu artikel karena sederhana. Pemberian nama tipenya hampir sama, mereka dijajakan di harga sama, desainnya kurang lebih sama, dan menyimpan spesifikasi hardware serupa. Bedanya, Andromax Q berjalan di platform Cyanogen OS 12 dengan OEM Haier, sedangkan Qi mengusung Android 5 Lollipop biasa, diproduksi oleh Hisense.
Tujuan Smartfren menghadirkan kedua device tersebut hanyalah untuk sekedar memberikan pilihan. Tapi mungkin strategi sang produsen membuat Anda bingung mencari mana yang sebaiknya dimiliki. Di review ini kami mengadu kemampuan Andromax Q serta Andromax Qi dari luar dan dalam.
Design
Di rentang harga ekonomis ini, saya rasa penampilan bukanlah pertimbangan krusial dalam membeli smartphone. Akan tetapi, build quality adalah perkara lain. Untungnya, baik Q (131,5x66x9mm, 153,2 gram) maupun Qi (134x66x10mm, 132 gram) digarap cermat. Saya tidak melihat adanya bekas sambungan cetakan. Layar, frame, tombol, dan back cover tersambung dengan mantap, tidak ada kelebihan ruang.
Sudut Andromax Qi lebih membulat dan bagian belakangnya lebih melengkung. Akses ke baterai, slot SIM card dan micro SD sama-sama mudah karena back cover tidak merangkul ke sisi device. Material logam biru dongker mengilap membingkai layar Andromax Q, dan penempatan tombol power dan volume yang berseberangan memastikan pengambilan screenshot lebih gampang (kedua tombol Qi ditaruh di sisi kanan). Letak port microUSB, audio 3,5 milimeter dan modul kamera kurang lebih sama.
Secara pribadi, saya lebih menyukai desain Qi. Ia simpel dan tidak mencolok, sebagaimana budget smartphone seharusnya diciptakan. Finish karet berpola melingkar di belakang juga lebih menarik dan fungsional. Baru saja sebentar dipegang, bahan matte Q sudah dipenuhi bekas sidik jari. Ditambah lagi, bobot Andromax Qi lebih enteng dari saudara ‘kembarnya’ itu.
Winner: Andromax Qi.
Info menarik: [Review] ZTE Blade V5
Screen
Andromax Qi dan Q menyajikan layar 4,5-inci di resolusi 854×480, dan berdasarkan info di website-nya, berjenis TFT. Namun bahkan hanya dengan membuka aplikasi sederhana, display Qi tampak unggul dibandingkan Q. Layar lebih terang (setting brightness maksimal) dan warna lebih cerah. Sayangnya handset-handset anyar Smartfren ini bertekuk lutut di hadapan matahari siang, saya harus mencari sudut yang pas supaya bisa melihat icon app.
Via tes layar di AnTuTu, Q dan Qi mampu membaca lima titik sentuhan, namun entah mengapa display Q kesulitan membaca lima jari sekaligus – software jadi glitch dan berkedip. Saat mengetik di layar sentuh, Q memerlukan tap lebih bertenaga dari Qi. Beberapa kali touchscreen juga tidak merespon sentuhan di huruf, menyebabkan jumlah typo lebih banyak.
Artinya, tes layar dijuarai oleh Andromax Qi.
Camera
Terdapat sensor sebesar 5-megapixel di kamera utama Andromax Qi dan Q, dibantu flash dan kamera sekunder 2-Mp. Mengejutkannya, ternyata interface aplikasi fotografi sangat berbeda, walaupun keduanya tidak sedetail yang saya harapkan. Fitur-fitur seperti HDR, night, steady photo, sampai efek-efek semisal mono, sepia, negative, solarize, posterize, aqua, emboss dan lain-lain ada di sana. Tapi saya tidak menyarankan Anda buat terlalu mengandalkan kameranya.
Di kondisi dalam ruang di sore hari, hasil foto Q terpantau lebih pucat dan dingin, menyebabkan noise terlihat menonjol. Keadaan kurang cahaya adalah skenario paling buruk untuk memakai kamera smartphone. Di sisi positifnya, respon tombol shutter Q sedikit lebih gesit dari Qi. Hasil jepretan akan memuaskan sewaktu Anda membawa smartphone ke luar ruangan. Terlepas dari warna yang sedikit membiru, Andromax Q sanggup menyuguhkan porsi foto cukup apik dan mempunyai efek kedalaman.
Qi malah tampak flat, dan handset sempat tidak bisa mengakses kamera dan saya perlu me-restart-nya. Entah mengapa, fitur touch-to-focus di Andromax Qi tidak bekerja. Jangkauan ISO Q dan Qi tidak istimewa, hanya 100 sampai 1600.
Walau pas-pasan, Andromax Q memimpin tes kamera.
Platform & Software
Satu problem yang paling saya keluhkan di perangkat Andromax ialah keberadaan bloatware. Saya mengerti bahwa Smartfren berusaha memudahkan pengguna tanpa harus mengunduh lagi, namun ‘PR’ pertama saya sesudah mengeluarkan device dari packaging dan sign-in ke akun Google ialah menghapus aplikasi-aplikasi ini dari memori internal. Saya sendiri tidak masalah apakah smartphone beroperasi di Cyanogen OS 12 ataupun varian Android 5.0 standar. Meski demikian, di luar sana bisa jadi ada pula konsumen yang lebih menyukai perangkatnya telah terisi oleh berbagai aplikasi dantidak perlu repot mengunduh lagi.
Aplikasi-aplikasi contohnya Bank Sinarmas, Bubble Bash Mania, A+ Smart English, FunBox, Excite Point, Games Anti Galau, Zalora, Uangku hingga trial Real Football 2015 segera saya hapus. Meski demikian, di luar sana bisa jadi ada pula konsumen yang lebih menyukai perangkatnya telah terisi oleh berbagai aplikasi dan tidak perlu repot mengunduh lagi.
Memperhitungkan jumlah apikasi yang saya hapus, saya lebih mengapresiasi Andromax Q, dan saya pikir apapun platform-nya tidak ada masalah selama device memperoleh akses penuh ke eskosistem aplikasi Google Play.
Oleh sebab itu, ronde ini kembali dimenangkan Andromax Q.
Hardware & performance
Sebagai otak utama yang mentenagai Andromax Q dan Qi, Smartfren mengusung system-on-chip Qualcomm Snapdragon 410. Artinya ada CPU quad-core A53 berkecepatan 1,2Ghz, dibantu GPU Adreno 306, RAM 1GB dan flash memory 8GB. Penyimpanan dapat diekspansi hingga 32GB lewat microSD. Andromax Q memiliki baterai 2.000mAh, dan Qi ditopang baterai 1.900mAh.
Buat menakar kinerja komponennya, saya menguji kedua perangkat dengan game Sonic Dash, GT Racing 2, Asphalt 8: Airborne, ditambah aplikasi AnTuTu. Jika Anda sedang mencari smartphone ekonomis untuk menikmati game-game mobile, maka Q dan Qi sanggup menangani permainan-permainan bergrafis intens, meskipun detail tidak terlalu tinggi: pantulan objek di mobil dalam Asphalt 8 tidak terlihat, dan tekstur karakter Sonic tampak datar.
Di AnTuTu 5.7.1, skor Q dan Qi berada di kisaran 22000, di bawah level Xiaomi Redmi Note. Melalui beberapa kali tes, terpantau bahwa Andromax Q (maksimal 22666) mendapatkan rata-rata poin di atas Qi (maksimal 22188). Lucunya, Qi lebih cepat ketika membuka aplikasi. Apakah skor di atas dipengaruhi banyaknya bloatware? Bisa jadi.
Info menarik: Smartfren: 4G/LTE Akan Berperan Besar Memajukan Industri Mobile Game Lokal
Menentukan pemenang di sesi performa saya akui cukup sulit. Berlandaskan angka, Q memang unggul. Namun pada prakteknya, Qi-lah yang mampu membawa Anda lebih cepat masuk ke aplikasi. Jadi anggukan positif saya tujukan pada Andromax Qi.
And the winner is…
Menilik pasar handset kelas entry-level lokal yang sudah sangat sesak, saya khawatir Smartfren Andromax Q serta Qi datang dan pergi tanpa memberikan kesan berarti. Di level ini, sejumlah device lain lebih direkomendasikan, tapi sebaiknya Anda tidak memandang Andromax sebagai sekedar perangkat. Nilailah ia dari bundel paket data dan konektivitas 4G LTE-nya.
Salah satu keunggulan utama yang dihadirkan perangkat ini, seperti juga iklannya yang sering Anda lihat, adalah dari dukungan atas jaringan 4G LTE dari Smartfren. Perangkat terjangkau dengan spesifikasi yang biasa saja tetapi dengan kemampuan untuk internetan yang bisa diandalkan. Anda juga bisa menggunakannya sebagai ‘alat’ thetering seperti yang dilakukan rekan saya.
Anda akhirnya tiba di penghujung artikel ulasan ini. Bedasarkan penjabaran singkat di atas, Andromax Qi menang tipis dari saudara kembarnya, Andromax Q. Tipis, karena memang begitu adanya…
Smartfren Andromax Qi dan Q dijajakan seharga Rp 1,3 juta. Simak spesifikasi lebih lengkapnya di situs Smartfren.com.