Dark
Light

Review Samsung Galaxy A13: Versi Hemat Galaxy A23, Performa Masih Oke

5 mins read
May 19, 2022
Review Samsung Galaxy A13

Samsung telah memperbarui lini smartphone seri Galaxy A terbarunya di Indonesia, mencakup Galaxy A03 Core hingga Galaxy A73 5G. Berkat peningkatan fitur dan spesifikasi, tahun ini beberapa model mengalami kenaikan kelas seperti yang terjadi pada Galaxy A13.

Penerus perangkat entry-level Galaxy A12 ini naik kelas ke level menengah, Galaxy A13 memiliki performa yang lebih mumpuni dengan chipset Exynos 850. Desainnya juga terlihat lebih menyegarkan, ditopang layar beresolusi lebih tinggi, dan kamera utama 50 MP.

Spesifikasi layar dan konfigurasi kameranya cukup identik dengan Galaxy A23, tetapi dibanderol dengan harga lebih terjangkau yakni Rp2.499.000 untuk varian memori 4/128 GB dan Rp2.699.000 pada model 6/128 GB. Langsung saja, di bawah ini review Samsung Galaxy A13 setelah pemakaian satu minggu.

Desain Ala Galaxy S22 Ultra 5G

Dibandingkan dengan para kakaknya yang lebih mahal, Galaxy A13 justru tampil paling berbeda, terutama pada bagian punggungnya. Desain modul kamera belakangnya bergaya elok ala flagship Galaxy S22 Ultra 5G, tanpa bingkai yang menyembul, masing-masing sensor kamera tersemat secara terpisah, seolah lebih terintegrasi dengan bodinya.

Walaupun desain kamera ini menjadi daya tarik tersendiri, sebetulnya itu bukanlah sesuatu yang benar-benar baru. Desain minimalis serupa telah diadopsi oleh Galaxy A32 dan Galaxy A32 5G keluaran tahun lalu. Unit yang saya review berwarna blue yang tampak sangat kece, pilihan kekinian lainnya adalah peach dan tersedia juga warna klasik black.

Permukaan punggungnya diberi sentuhan glossy yang mudah membekas sidik jari saat disentuh, saya khawatir jika terus-menerus dibersihkan dengan tisu atau sembarang kain akan meninggalkan goresan-goresan kecil. Untuk penggunaan sehari-hari, Anda perlu melindunginya dengan case yang harus dibeli secara terpisah.

Meski mengemas layar sebesar 6,6 inci, ukurannya masih enak digenggam satu tangan. Dimensinya 165,1×76,4 mm dengan ketebalan 8,8 mm dan bobot 195 gram. Bagian muka berlapis Gorilla Glass 5, sedangkan bingkai dan belakangnya terbuat dari plastik, namun build quality yang bagus dan bentuknya yang ergonomis dengan sudut-sudut membulat membuatnya terasa cukup solid di tangan.

Perangkat ini punya sensor sidik jari yang tersemat pada tombol power di sisi kanan bodi, persis di bawah tombol volume. Tombol power ini mudah diraih jempol kanan atau jari telunjuk dan tengah kiri, kinerjanya terbilang responsif untuk membuka kunci layar.

Pindah ke sisi kiri bodi, terdapat SIM tray yang berisikan tiga slot (dua nano SIM + microSD). Di sisi atas hanya ada mikrofon sekunder untuk noise-canceling, yang lain ada di bawah termasuk jack audio 3,5 mm, mikrofon utama, port pengisian daya USB-C, dan speaker.

Layar 6,6 Inci FHD+ Infinity-V

Pada aspek layar, kualitas visual yang disajikan mirip seperti Galaxy A23, tetapi didukung refresh rate standar sebatas 60 Hz. Layarnya membentang luas 6,6 inci dengan desain Infinity-V atau notch mini berbentuk V dan menggunakan panel PLS LCD dengan sudut pandang cukup lebar.

Layar Galaxy A13 juga lebih tajam, kini sudah ditopang resolusi FHD+ yang menawarkan kerapatan 400 ppi, bukan lagi HD+ seperti pendahulunya. Sertifikasi Widevine L1 juga dimiliki, yang memungkinkan streaming film definisi tinggi di aplikasi seperti Netflix, Disney+ Hotstar, dan sejenisnya, tetapi belum mendukung pemutaran HDR.

Dukungan resolusi FHD+, membuat konten yang tersaji enak dilihat termasuk aktivitas seperti browsing, akses media sosial, nonton video atau film, hingga bermain game menjadi lebih asyik. Faktor ini juga yang membuat Galaxy A13 naik ke kelas menengah pada level dasar. Meski saturasi dan akurasi warnanya biasa-biasa saja, tanpa mode warna atau penyesuaian warna apa pun di pengaturan layar.

Kamera Utama 50 MP

Aplikasi Kamera Samsung Galaxy A13

Beralih ke kamera, pada sektor ini lagi-lagi mirip seperti yang ditemukan pada Galaxy A23, tetapi ada fitur yang dipangkas. Galaxy A13 masih mengusung konfigurasi quad camera dengan kamera utama 50 MP berteknologi Quad-Bayer, di atasnya lensa wide dengan aperture f/1.8, didukung PDAF, tetapi kehilangan fitur penstabil gambar OIS.

Secara default, kamera utama 50 MP menggunakan teknologi pixel binning yang menggabungkan empat piksel menjadi satu, hasilnya menjadi 12,5 MP dengan ukuran per piksel lebih besar. Buat diajak hunting konten Instagram, secara keseluruhan hasil fotonya masih oke, tajam dengan reproduksi warna yang tergolong natural di kondisi siang hari.

Resolusi penuh 50 MP bisa diakses di menu aspek rasio, pastikan kondisi cahaya bagus untuk memperoleh lebih banyak detail. Pegang perangkat dengan stabil karena akan membutuhkan waktu beberapa detik lebih lama daripada mode normal dan tentu ukuran filenya menjadi lebih besar.

Mode Pro untuk foto tersedia untuk kamera utama saja, namun fitur yang disematkan tergolong sederhana, hanya ada ISO, EV (Exposure Value), dan WB (White Balance). Selain itu, kita juga bisa bersenang-senang dengan mode Deco Pic. Di sini kita bisa membubuhi foto dengan berbagai stiker AR, mulai dari mask, frame, stamp, hingga Gif.

Bila ingin menghasilkan foto yang lebih unik, ada berbagai filter bawaan yang bisa Anda coba dengan preview real-time, tambahan filter juga bisa diunduh lebih banyak. Bisa juga menambahkan filter setelah mengambil foto di fitur edit foto pada aplikasi Gallery atau pasang aplikasi Lightroom untuk mengotak-atik foto lebih jauh.

Kamera belakang Samsung Galaxy A13

Tiga kamera pendampingnya meliputi 8 MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 123 derajat untuk memperluas sudut pandang, serta dua kamera tambahan masing-masing 2 MP f/2.4 untuk macro dan depth sensor untuk menyesuaikan efek bokeh pada mode portrait. Sedangkan untuk kebutuhan selfie dan video call mengandalkan kamera depan 8 MP f/2.2.

Untuk perekaman videonya, kamera utama dan depan Galaxy A13 mampu menghasilkan footage 1080p pada 30 fps. Belum mendukung 4K atau video frame rate tinggi 60 fps dan tidak ada video stabilization sama sekali, jadi dipegang dengan stabil saat merekam agar hasil video tidak goyang. Yang menarik ialah filter bawaan kamera bisa digunakan pada video dengan resolusi penuh 1080p.

Berikut hasil foto dari kamera Galaxy A13:

Performa Oke Exynos 850

Pengaturan Samsung Galaxy A13

Galaxy A13 mengendarai One UI Core versi 4.1 berbasis Android 12 terbaru, artinya dari segi software sudah dioptimalkan meski beberapa fitur dipangkas agar dapat berjalan ringan. Kekuatan pemrosesannya mengandalkan chipset buatan Samsung sendiri, yakni Exynos 850 dari tahun 2020 yang dibuat pada proses fabrikasi 8 nm yang cukup efisien.

Chipset Exynos 850 juga dapat ditemukan pada Galaxy A21s dan Galaxy M12, SoC ini mengemas CPU octa-core yang semuanya menggunakan core irit daya berbasis Cortex-A55 dengan kecepatan clock 2.0 Ghz dan dipasangkan bersama GPU Mali-G52. Unit review Samsung Galaxy A13 yang saya pegang varian RAM LPDDR4X 4 GB dengan tambahan RAM Plus hingga 4 GB dan penyimpanan internalnya eMMC 5.1 128 GB dengan slot microSD khusus.

Bagaimana dengan performanya di dunia nyata? Ternyata lumayan stabil, navigasi menu pada antarmuka tergolong lancar, meski kadang dijumpai stuttering dan lag saat berpindah aplikasi. Namun secara keseluruhan, pengalaman pengguna yang diberikan untuk komputasi sehari-hari masih terbilang nyaman. Disokong baterai berkapasitas 5.000 mAh dengan pengisian daya cepat 15W, Galaxy A13 sangat mampu bertahan sehari untuk penggunaan sedang.

Gambaran performa lainnya adalah hasil benchmark, pada aplikasi AnTuTu meraih skor 138.251 poin dan PCMark Work 3.0 performance mencetak 4.921 poin. Kemudian pada 3DMark, Wild Life mendapatkan skor 513 poin, Wild Life Extreme 138 poin, Sling Shoot 1.277 poin, dan Sling Shot Extreme 880 poin. Untuk Geekbench, tercatat 156 poin untuk single-core dan 589 poin untuk multi-core.

Verdict

Layar Samsung Galaxy A13

Galaxy A13 adalah versi hemat dari Galaxy A23, harganya selisih satu juta lebih murah. Pengalaman yang ditawarkan pun tidak berbeda jauh, spesifikasi layar dan kameranya cukup identik, meski beberapa fitur dipangkai. Refresh rate layar diturunkan dari 90 Hz ke 60 Hz dan kamera utama 50 MP kehilangan fitur OIS.

Performa yang dihadirkan juga tidak buruk, terbilang cukup stabil untuk penggunaan sehari-hari, walaupun bukan yang tercepat di kelas dua jutaan dan kurang cocok bagi yang hobi bermain game. Kalau dibandingkan dengan Galaxy A12 yang duduk di kelas bawah, Galaxy A13 naik kelas ke level menengah dasar, berkat dukungan layar beresolusi FHD+, sensor kamera utama lebih baik, dan peningkatan performa.

Di bawah Galaxy A13 masih ada smartphone entry-level seri Galaxy A03, tetapi rekomendasi pertama saya bila ingin membeli smartphone Samsung dengan budget mepet adalah Galaxy A13. Menurut saya, Galaxy A13 berhasil menyuguhkan pengalaman menyeluruh yang stabil dengan performa cukup oke.

Sparks

  • Desain kamera belakang segar ala Galaxy S22 Ultra
  • Layar 6,6 inci didukung resolusi FHD+
  • Bagian depan berlapis Gorilla Glass 5
  • Kamera utama 50 MP tanpa OIS
  • Baterai 5.000 mAh
  • Berjalan di One UI Core 4.1 berbasis Android 12
  • Performa Exynos 850 cukup oke untuk kebutuhan dasar 

Slacks

  • Bingkai dan punggung terbuat dari plastik
  • Tidak dibekali case bawaan
  • Refresh rate layar 60 Hz
  • Kamera utama kehilangan OIS
Previous Story

Fall Guys Akan Hadir di PS5, Xbox, dan Switch, dan Berubah jadi Free-to-Play

Next Story

Indonesian Acoustic Duo Endah N Rhesa Launches NFTs with Never-Before-Heard Songs

Latest from Blog

Don't Miss

Pantau-Kesehatan-24-7-dan-Lebih-Produktif-dengan-Galaxy-Ring

Pantau Kesehatan 24/7 dan Lebih Produktif dengan Galaxy Ring

Smartwatch telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup sehat
Realme-GT-7-Pro-Diluncurkan-Secara-Global,-Pertama-dengan-Chipset-Snapdragon-8-Elite

Realme GT 7 Pro Diluncurkan Secara Global, Pertama dengan Chipset Snapdragon 8 Elite

Lewat acara peluncuran bertajuk “Explore the Unexplored”, Realme telah memperkenalkan