Dark
Light

Review Nothing Ear (2), Pengalaman Menyeluruh dari Desain dan Kualitas Suara 

7 mins read
September 20, 2023

Nothing Ear (2) adalah usaha Nothing untuk menghadirkan perangkat TWS bagi para penikmat audio. Ini adalah penerus Nothing Ear pertama dan Nothing Ear (Stick), yang terakhir ini bentuk desain kemasannya tidak biasa cenderung aneh. 

Berbeda dengan Ear Stick, untuk urusan desain, Nothing Ear (2), memang tetap hadir dengan pola yang mirip Ear pertama. Menghadirkan tampilan desain yang tidak biasa, cenderung mengundang decak kagum (keren), serta tampilan khas Nothing yaitu transparan dan mencoba untuk memamerkan tampilan dalam desain mereka. 

Namun, untuk urusan audio, desain dan tampilan luar bukanlah faktor utama untuk bisa menikmati dan berdecak kagum. Hasil output audio yang dihasilkannya serta fitur-fitur yang ada (karena ini TWS) yang menjadi faktor penentu, apakah Nothing Ear (2) ini layak untuk dimiliki atau tidak. 

Berikut review dari Nothing Ear (2) setelah cukup lama mencoba perangkat TWS ini, di berbagai kondisi termasuk untuk urusan meeting online saat WFA. 

Desain

Meski Nothing Ear (2) adalah perangkat audio yang notabene fokus utama fungsinya adalah untuk urusan output suara, namun akan berbeda ketika Nothing yang mengeluarkan produknya. Perusahaan ini dikenal dengan pendekatan desain atas produk yang tidak biasa dan cukup kental nuansa kreativitas atas pendekatan desain. Begitu juga dengan perangkat Nothing Ear (2). 

Pengalaman bersentuhan dengan elemen desain sudah hadir dari kotak pembungkus perangkat, ketika dibuka maka Anda akan disuguhi oleh sebuah perangkat audio yang memiliki tampilan cukup mencuri perhatian. 

Tampilan transparan dari TWS Nothing Ear (2) ini menjadi semacam ciri khas dari perangkat. Anda bisa melihat secara langsung kedua earpiece dengan layout pengisian daya di casing-nya.

Tidak hanya itu, kesan tembus pandang juga masih hadir di desain earpiece baik kiri dan yang kanan. Anda kembali bisa melihat berbagai elemen dan bagian perangkat yang tersusun rapi. Ini seperti menjelajah karya para engineer dan desainer Nothing dan kita bisa berinteraksi langsung dengan karya tersebut. 

Untuk kelengkapan perangkat sendiri, selain kotak yang tidak terlalu besar, ada case transparan, sepasang earpiece, lalu ada eartips berbagai ukuran, kabel usb type-c dan tentu saja, elemen penjelasan produk dengan desain khas Nothing. 

Elemen desain ini memang menjadi semacam daya jual dari berbagai produk Nothing, tidak terkecuali produk TWS mereka yang notabene adalah produk awal sebelum mereka merilis ponsel. 

Meski demikian, kalau kita melihat sekilas, nuansa yang sama sebenarnya kita temukan juga di Noting Ear yang pertama. Transparan, fokus ke desain yang wow serta tampilan berbagai detail elemen desain. Namun versi yang kedua ini membawa penyegaran eksekusi desain, salah satunya hadir pada ukuran. 

Kalau melihat halaman spesifikasi, panjang earpiece dari Nothing Ear (2) ini lebih panjang, tetapi kurang case lebih kecil. Dari sisi berat baik earpiece dan case sama-sama lebih ringan dari versi yang pertama. Biasanya, optimasi desain ikut berpengaruh pada pengurangan ukuran dan berat seperti ini. 

Untuk kelengkapan fitur, case menyediakan colokan TypeC, lalu ada button untuk connect/reset koneksi. Serta ada bagian metal untuk magnet dan engsel. Sedangkan dari earpiece-nya sendiri, tipe Noting Ear (2) adalah in ear dengan eartips berbentuk membulat. Ada sensor di bagian ‘gagang’ yang berguna untuk gesture (press) control yang bisa diatur via aplikasi. 

Unit yang saya coba uji berwarna putih, saat tulisan ini dibuat, Nothing telah mengumumkan varian warna hitam, persis seperti pendahulunya. Nothing juga melengkapi TWS mereka dengan aplikasi, yang kalau melihat beberapa video promosi produk mereka, menjadi salah satu unggulan karena memungkinkan kita melakukan beragam pengaturan. 

Saat tulisan ini dibuat, aplikasi Nothing X sudah menyediakan pembaruan, bersamaan dengan dirilis varian warna hitam. Salah satu unggulan dari pembaruan adalah fitur yang memungkinkan pengaturan equalizer yang lebih dalam dan sesuai dengan preferensi pengguna. 

Pengalaman non audio 

Secara pengalaman desain produk, alias pengalaman menyentuh pertama kali kotak, membukanya dan melihat produk pertama kali, semua terasa menyenangkan. Sesuai dengan klaim dari Nothing yang merupakan perusahaan teknologi yang mengedepankan desain, semua tertata rapi dengan pemilihan elemen yang dipikirkan. 

Saat bersentuhan pertama kali dengan perangkat juga kesan desain cukup menonjol. Membuat kita penasaran untuk mencoba membolak balik kotak , membukanya dan mencoba perangkat langsung. 

Pengalaman audio

Tentu saja yang paling penting dari perangkat TWS adalah kualitas audionya. Bagaimana kombinasi antara low, mid dan high, serta pengalamannya menikmati beragam genre dari lagu yang diputar. Tidak lupa juga karena tren kerja dari mana saja, penggunaan TWS juga menjadi perlu untuk kepentingan meeting dan call. Sehingga suara mic serta kemampuan ANC-nya juga menarik untuk dijajal. 

Untuk pengujian, seperti biasa karena perangkatnya adalah sebuah TWS, maka pengujian yang saya lakukan menggunakan skenario mobile, yaitu Youtube Music Premium yang diatur audio-nya maksimal dengan menggunakan ponsel yang sudah mendukung HiRes Audio.

Untuk pengaturan lain, saya menggunakan pengaturan audio menu ‘simple’ dengan menu lanjutan ‘more bass’. Lalu ANC high, dengan aplikasi Nothing X terbaru. Ruangan keluarga rumah yang tidak kedap suara.

Secara umum, kualitas yang dihasilkan TWS ini memang tidak jelek. Bahkan cukup baik, termasuk bagi mereka yang suka dengan bass yang akan nendang. Bukan terlalu basshead tetapi cukup untuk membuat bass-nya terasa lebih dari biasanya. 

Detail vokal atau lagu-lagu yang menampilkan petikan gitar serta lantunan piano bisa ditangkap dengan cukup clear serta nyaman di telinga. Salah satu kekurangan (tetapi bisa dimaklumi) adalah soundstage audio yang dihasilkan tidak terlalu lega.

Beragam audio yang hadir terasa cukup padat saling bergantian minta didengarkan. Bisa dimaklumi karena memang dari sisi harga, segmentasi yang ingin disasar antara mid agak ke atas sedikit. Untuk pembanding, Galaxy Buds Pro 1 atau 2 menurut saya masih bisa memberikan separasi yang lebih baik serta soundstage yang lebih luas. 

Uji menggunakan lagu 

Deasy – Dewa 19 

Bass terasa mantap di lagu ini, detail vokal, cymbal juga terdengar cukup detail. Separasi cukup terasa meski tidak terlalu luas. ANC yang dibawa TWS ini juga cukup meredam suara sekitar sehingga bisa menikmati lagu dengan menyenangkan.

Ermy Kulit – Melodi Asmara 

Bassnya terasa nendang, sedangkan separasi hadir cukup meski lagi-lagi tidak terlalu luas. Sedangkan untuk vokal tedengar clear dan bisa menikmati detail, karena memang lagunya berfokus pada karakter vokal Ermy Kulit yang khas.  

Nadin Amizah – Bertaut

Lagu ini menampilkan gitar yang dominan serta vokal yang juga khas, cukup bisa ditangkap dengan menyenangkan oleh Nothing Ear (2). Petikan gitar yang terasa nyaman, blending dengan vokal yang posisinya terasa di tengah 

Adele – Easy on Me

Lagi-lagi lagu dengan nuansa vokal, serta kental dengan aura akustik. Suara Adele yang khas bisa dinikmati dengan cukup detail. Tidak ada komplain untuk mendengarkan lagu ini menggunakan Nothing Ear (2). 

Justin Bieber – Ariana Grande – Stuck with U

Lagu ini, seperti yang bisa saya gunakan untuk menguji perangkat audio, adalah dari genre RnB, ini dimasukan dalam list untuk melihat kemampuan TWS merespon bass khas RnB yang dikombinasikan dengan vokal dari Ariana Grande yang unik. 

Bass bisa dihantarkan dengan cukup baik, begitu juga dengan vokal serta beberapa detail suara yang menjadi latar di lagu ini. Semua ditangkap dengan cukup baik dan blended. 

Queen – Bohemian Rhapsody 

Salah satu lagu wajib untuk menguji perangkat audio. Detail latar yang muncul dan khas lagu ini bisa di-notice dengan cukup baik. Detail vokal juga bisa ditampilkan dengan baik. Namun seperti yang dijelaskan di atas, karena soundstage di Nothing Ear (2) bagi saya tidak terlalu luas jadi lagu ini terasa sedikit kurang megah. Meski demikian secara umum masih bisa dinikmati, termasuk detail suara bass drum yang muncul cukup kentara di beberapa bagian lagu. 

Pearl Jam – Given to Fly 

Ini adalah lagu favorit saya untuk digunakan menguji audio. Lantunan dua gitar dengan nuansa yang berbeda, vokal Eddie Vedder yang khas adalah ujian untuk Nothing ear (2).

Genre rock yang dibawa Pearl Jam juga jadi bahan uji. Nothing Ear (2) bagi saya cukup bisa melibas lagu ini dengan cukup baik. Detail gitar di beberapa bagian bisa dinikmati dengan cukup baik, detail vokal, high note gitar juga bisa ditangani dengan baik, dan dihantarkan dengan nyaman di telinga. Pengaturan more bass juga menambah seru, karena bass di lagu ini juga cukup kentara. 

Tambahan

Penggunaan beberapa Nothing Ear (2) juga saya coba untuk meeting online. Termasuk di area yang tidak ramah meeting alias tempat umum. Perangkat ini bisa menangkap suara dari lawan bicara termasuk juga suara dari saya sendiri karena tidak ada komplain dari lawan bicara saya tentang kualitas suara saat meeting.

Aplikasi yang cukup lengkap 

Nothing juga telah resmi menghadirkan aplikasi Nothing X, sebuah peningkatan dari aplikasi mereka sebelumnya. Dan saking penasarannya, saya akhirnya menunggu untuk rilis pembaruan atas aplikasi ini demi mendapatkan pengalaman lebih lengkap untuk review kali ini. 

Salah satu peningkatan yang dirasakan tentu saja pengaturan equalizer yang lebih lengkap, lebih terpersonalisasi. Tampil dengan grafis yang cukup simple, Anda bisa men-togle pengaturan yang lebih lengkap sesuai keinginan Anda. 

Pengaturan ini memang tidak untuk semua orang. Bagi Anda yang cukup dengan pengaturan yang lebih sederhana, Anda bisa memilih mode atau preset pengaturan audio yang telah disediakan oleh Nothing. 

Informasi tentang sisa baterai, mengubah kontrol menu pilihan sampai dengan Noise Control ada di aplikasi ini. Pengaturan ANC bisa diakses dengan mudah, termasuk juga jika Anda ingin mengatur personalisasi ANC yang unik hanya untuk Anda. 

Tentu saja di aplikasi ini juga Anda bisa mendapatkan informasi standar untuk TWS. Seperti info pemakaian baterai, pengaturan kontrol, juga pengaturan ANC. Personalisasi sesuai keinginan Anda juga bisa dilakukan lewat aplikasi ini. ANC yang tersedia bisa dipilih mulai dari Adaptive, Low, Mid dan High. 

Tentu saja salah satu daya tarik utama dari aplikasi Nothing X terbaru adalah pengaturan Equalizer yang lebih lengkap bagi mereka yang tidak mau menggunakan presets bawaan. Selain bisa menyimpan profil Anda sendiri, pengaturan juga hadir dengan tampilan yang cukup intuitif. 

Kesimpulan Review Nothing Ear (2)

Pengalaman menggunakan Nothing Ear (2) bagi saya adalah semacam perjalanan. Anda akan diajak untuk mengikuti perjalanan produk yang hadir mulai dari kotak penjualan, kelengkapan di dalam kotak sampai dengan perangkat itu sendiri. 

Sebagai perusahaan yang memproklamirkan sebagai design centric company, perjalanan desain dari perangkat ini memang cukup terasa. Berbagai elemen dan keputusan desain yang hadir di produk begitu kentara. 

Memang Nothing masih mempertahankan tampilan transparan yang telah kita lihat di Ear (1), namun ada beberapa peningkatan dan tweak penyempurnaan. 

Dari sisi suara, Nothing Ear (2) tidak jelek. Bahkan cukup baik untuk Anda yang tidak terlalu mencari soundstage. Kualitas detail, bass, dan ANC-nya cukup bersaing dengan TWS keluaran brand smartphone lainnya. 

Sayangnya, kalau berbicara harga, perangkat ini cukup mahal ketika dijual di Indonesia. Meski lebih murah dari TWS premium keluaran brand smartphone lain, Pesaingnya bisa jadi adalah TWS lain dengan harga mirip yang dikeluarkan oleh brand audio. 

Tapi jika melihat gaya kampanye iklan mereka yang menyodorkan alternatif perangkat yang tidak membosankan (dari sisi desain) dan tampil beda, Anda yang suka dengan filosofi serta desain Nothing Ear (2) namun tetap ingin mendapatkan kualitas suara audio yang cukup handal. TWS ini bisa jadi salah satu pilihan yang bisa Anda coba. 

Previous Story

Agate dan PQube Kembangkan Proyek Baru

Next Story

DynaStones Rilis di Indonesia, Majamojo Siapkan Ekosistem Esports

Latest from Blog

Don't Miss

Review Vivo V40 Lite 4G, Paling Murah Tetap Premium

Review Vivo V40 Lite 4G, Paling Murah Tetap Premium

Smartphone Vivo V40 Series terbaru yang masuk Indonesia ada tiga
Setup-Ngonten-Sennheiser-MKE-400-Mobile-Kit-9

Review Sennheiser MKE 400 Mobile Kit, Mikrofon Shotgun Sultan Tahan Lama

Saat ini, pilihan alat untuk membuat konten termasuk mikrofon sangat