Dark
Light

Review iQOO 11: Game Lancar dengan Snapdragon 8 Gen 2, Pertama di Indonesia

7 mins read
February 3, 2023

Setelah lama ditunggu akhirnya subrand dari Vivo, yaitu iQoo, datang juga ke Indonesia. Namun bukannya iQoo 10 yang masuk ke Indonesia, melainkan iQoo 11 yang pada akhirnya diluncurkan beberapa bulan yang lalu. iQoo 11 ini sendiri merupakan seri flagship mereka untuk Indonesia, walaupun seri Pro meluncur di luar Indonesia. Perbedaannya sendiri tidak terlalu banyak dari kedua smartphone tersebut.

Kembali fokus kepada iQoo 11 yang sudah mampir ke meja pengujian tim Hybrid. Perangkat yang satu ini merupakan yang pertama di Indonesia yang menggunakan chipset Qualcomm terkencang saat ini. Yup, apa lagi kalau bukan Snapdragon 8 Gen 2 yang digadang lebih kencang dari SoC buatan Apple. Hal ini menjamin kinerja sistem secara keseluruhan untuk lebih kencang.

iQoo 11 juga diperbarui dengan refresh rate 144 Hz pada layarnya. Untuk iQoo 11 dipersenjatai dengan resolusi 1440p yang sebelumnya hanya diberikan pada seri Pro saja. Layarnya menggunakan LTPO4, yang saat ini dikenal dengan refresh rate adaptive untuk menghemat baterai.

Teknologi baru yang dipasang pada SoC Snapdragon 8 Gen 2 adalah UFS 4.0. Teknologi ini menawarkan kinerja yang tinggi dengan kecepatan baca data 4,2 GB/s serta tulis data 2,8 GB/s. Kecepatan seperti ini sudah mirip dengan SSD NVMe PCIe Gen 3.

Perangkat yang satu ini datang ke meja pengujian Hybrid semenjak 2 minggu yang lalu. Spesifikasi dari perangkat yang saya dapatkan bisa dilihat pada tabel berikut ini

Spesifikasi iQoo 11
SoC Qualcomm Snapdragon 8 Gen 2
CPU 1×3.2 GHz Cortex-X3 + 2×2.8 GHz Cortex-A715 + 2×2.8 GHz Cortex-A710 + 3×2.0 GHz Cortex-A510
GPU Adreno 740
RAM 16 GB LPDDR5x
Internal 256 GB UFS 4.0
Layar 6,78 inci 3200 x 1440 144 Hz LTPO4 AMOLED Gorilla Glass Victus
Dimensi 164.9×77.1×8.4 mm
Bobot 205 gram
Baterai 5000 mAh 120 watt charger 
Kamera 50 MP / 12.5 MP utama, 8 MP ultrawide, 13 MP telephoto, 16 MP Selfie
OS Android 13 FunTouch 13

Hasil DevCheck serta SensorBox bisa dilihat pada gambar berikut ini

Oleh karena smartphone ini menggunakan FunTouch dari Vivo, tentu saja beberapa fitur juga ikut ada. Salah satunya adalah Extended RAM yang membuat ruang memori virtual pada penyimpanan internal. Walaupun sebetulnya tidak terlalu perlu mengingat RAM-nya sudah 16 GB, namun beberapa pengguna sepertinya masih ingin membuat RAM tersebut lebih lapang.

Unboxing Review iQoo 11

Inilah yang akan ditemukan di dalam kotak paket penjualan iQoo. IQoo sudah memberikan charger 120 watt langsung di dalam paket penjualannya, yang sementara beberapa vendor malah mengabsenkannya. Selain itu, terdapat back case, kabel USB-C, dan SIM tray pin.

Desain

Kebetulan unit yang saya dapatkan adalah yang bernama Legend yang memiliki warna dasar putih. Pada bagian belakangnya terdapat garis yang berisikan 3 warna, yaitu merah, hitam, dan biru. Warna tersebut merupakan logo dari BMW Motorsport sebagai rekan dari iQoo. Hal tersebut tentu saja melambangkan kecepatan mobil sport dari BMW yang kencang.

Bagian belakang ini terbuat dari kulit vegan, sehingga aman untuk para penyayang binatang. Dibawah kulit tersebut terdapat bahan fiberglass yang kuat. Dan yang paling terlihat adalah bagian kameranya yang menutupi hampir 1/3 bagian belakangnya yang terdapat 3 buah kamera yang terdiri dari kamera utama, tele, serta wide. Selain itu terdapat pula sensor infra merah untuk fokus serta LED flash.

Layar pada iQoo 11 menggunakan LTPO4 AMOLED dengan refresh rate 144 Hz. Resolusi yang digunakan pada perangkat ini adalah 3200 x 1440 dengan dimensi 6,78 inci. IQoo 11 juga sudah terlindungi dengan Gorilla Glass Victus sehingga akan lebih kuat ditambah sebuah lapisan anti gores lagi.

Karena menggunakan AMOLED, membuat perangkat ini memiliki pemindai sidik jari di bawah layar. Tidak hanya itu, iQoo juga menambahkan fitur In-Display Dual Monster Touch, yang mana sisi kiri dan kanan layar dapat bekerja sebagai tombol kontrol tambahan. Jadi pengguna tinggal menekan layarnya lebih dalam lagi untuk mengaktifkan fitur ini.

Pada sisi bagian atas dari iQoo 11 dapat ditemukan microphone kedua dan sensor infra merah untuk remoteSpeaker kiri pada perangkat ini ditaruh bersamaan dengan speaker untuk menelpon. Untuk sisi sebelah kanan terdapat tombol power dan volume. Bagian bawahnya bisa ditemukan slot SIM, microphone utama, port USB-C, dan speaker.

Sistem operasi yang digunakan pada iQoo 11 adalah Android 13 dengan antar muka FunTouch 13. Pada versi ini, FunTouch sudah kembali memiliki app drawer yang bisa digeser dari bawah ke atas. UI ini juga memberikan kemudahan untuk mengganti warna dasarnya sehingga tidak membosankan. Selain itu terdapat pula beberapa widget khusus seperti informasi kualitas udara secara real-time.

Jaringan

iQoo 11 menggunakan SoC Snapdragon 8 Gen 2 yang berarti sudah memiliki modem untuk terkoneksi ke 5G. Jaringan yang didukung oleh perangkat ini meliputi 1, 3, 5, 8, 28, 38, 40, 41, 77, dan 78 untuk Stand Alone (band 5 dan 8) dan Non Stand Alone. iQoo pun sudah mengklaim bahwa perangkat ini sudah mendukung semua konfigurasi 5G yang ada di Indonesia. Namun keterbatasan teknis membuat saya belum mencoba jaringan 5G-nya.

Untuk jaringan 4G LTE, iQoo sudah mendukung band yang meliputi 1, 3, 5, 8, dan 40, walaupun sebenarnya iQoo membuka lebih dari itu. Jaringan yang didukung tersebut, tentu saja semua operator di Indonesia sudah bisa digunakan, namun ada baiknya mengkonfirmasi kepada iQoo saat ingin bepergian ke luar negeri. Dengan menggunakan modem X70, tentu saja semua teknologi 4G LTE yang ada sudah didukung.

Perangkat yang satu ini tentu sudah menggunakan FastConnect 7800. Yang baru dari FastConnect 7800 adalah kemampuannya untuk terkoneksi dengan WiFi 7 atau 802.11be. Selain itu, bluetooth 5.3 juga sudah didukung walaupun belum banyak perangkat wearable yang menggunakan konektivitas ini. BeiDou, Galileo, GLONASS, NavIC, GPS, dan QZSS juga sudah didukung untuk mendeteksi lokasi perangkat ini.

Kamera: ISOCELL GN5

Pada perangkat yang satu ini, iQoo memperkenalkan chipset anyar besutan Vivo, yaitu Vivo V2. Chip yang merupakan hasil pengembangan Vivo sendiri ini bertugas sebagai ISP atau Image Signal Processor yang memproses gambar hasil tangkapan kamera. Hal tersebut tentu saja membuat hasil foto yang diambil menjadi lebih baik lagi.

Kamera utama pada perangkat ini menggunakan sensor buatan Samsung dengan ISOCELL GN5. Untuk kamera tele, iQoo sepertinya menggunakan ISOCELL 3L6. Pada kamera ultrawide, iQoo memilih menggunakan sensor dari OmniVision dengan OV08D10. Terakhir, untuk kamera depannya menggunakan ISOCELL Slim 3P9.

Sensor ISOCELL GN5 memang cenderung menghasilkan gambar yang sangat baik. Hasil tersebut juga tertuang pada hasil foto iQoo 11 yang tajam, dynamic range yang pas, serta saturasi warna yang baik. Saya juga sulit menemukan noise pada setiap hasil fotonya.

Hasil dari kamera utama memang tidak diikuti dengan kamera tele-nya. Pada kondisi cahaya yang cukup, warna yang dihasilkan ternyata kurang. Kameranya juga cukup kesulitan menangkap warna merah merona sehingga cukup ‘blepotan’. Namun hasilnya masih cukup tajam dan rendah noise sehingga aman untuk kegiatan sehari-hari.

Kamera ultrawide pada iQoo 11 juga memiliki profile yang mirip dengan tele-nya. Mungkin hal ini berkat chip Vivo V2, yang membuatnya cukup mirip hasilnya. Saya tidak menemukan masalah pada hasil gambarnya, namun memang sebenarnya iQoo masih bisa meningkatkannya lebih baik lagi.

Pengujian Review iQoo 11

Smartphone iQoo 11 menggunakan cip terkencang dari Qualcomm saat ini, yaitu Snapdragon 8 Gen 2. SoC ini sendiri memiliki 4 buah cluster yaitu Prime, Performance, dan Efficiency. Cluster terkencang menggunakan Cortex X3 berkecepatan 3,2 GHz, diikuti dengan cluster kinerja yang menggunakan Cortex A715 berkecepatan 2,8 GHz serta Cortex A710 berkecepatan 2,8 GHz, dan terakhir adalah cluster efisiensi yang menggunakan Cortex A510 dengan clock 2 GHz. GPU yang digunakan pada SoC ini adalah Adreno 740.

Snapdragon 8 Gen 2 memang menggunakan 4 cluster yang salah satunya masih menggunakan Cortex A715. Informasi yang saya dapatkan, Qualcomm masih menggunakan prosesor kencang yang satu ini karena kemampuannya untuk menjalankan aplikasi 32 bit. Cortex A715 sendiri sudah tidak lagi mendukung instruksi 32 bit.

Perangkat ini saya gunakan selama 2 mingguan dan dipakai untuk bekerja serta bermain game. Memang, waktu 2 minggu belum cukup untuk mendapatkan feel sebuah smartphone secara keseluruhan. Selama penggunaan, saya belum menemukan adanya bug sama sekali.

Bermain game

Menggunakan chipset tertinggi tentu saja membuat adrenalin tinggi pula. Oleh karena itu, hal pertama yang saya lakukan adalah melakukan pemasangan game pada smartphone Snapdragon 8 Gen 2 ini. Apalagi iQoo menjanjikan dimensi vapor chamber yang lebih besar, yaitu 24,768 mm².

Sama seperti kebanyakan pengujian yang saya lakukan, ada 2 game yang digunakan. Game pertama tentu saja Genshin Impact yang paling membutuhkan daya pada sebuah smartphoneGame kedua adalah PUBG Mobile yang cukup enteng, namun bisa berjalan pada framerate lebih tinggi.

Bermain Genshin Impact memang sepertinya tidak ada masalah pada perangkat yang satu ini. Game ini bahkan dapat berjalan dengan stabil pada 60 fps di profile Highest. Namun satu hal yang cukup mengganggu adalah panas yang dihasilkan oleh perangkat ini yang membuat sedikit kurang nyaman. Hal tersebut bisa cukup diredam dengan menggunakan back case bawaannya.

Untuk PUBG Mobile, game yang satu ini untungnya sudah bisa mendukung Snapdragon 8 Gen 2 pada framerate tinggi. Walaupun hanya smooth yang mampu berjalan di 90 fps, setidaknya pergerakan game terlihat mulus. Pada saat bermain PUBG, smartphone ini juga tidak mengeluarkan panas yang mengganggu.

Untuk mengukur framerate, saya menggunakan aplikasi GameBench yang akurat dalam menghitung frame per detiknya. Berikut adalah hasil pengujian game pada iQoo 11.

Bekerja dan hiburan

Layar besar, speaker stereo, refresh rate tinggi, dan kapasitas RAM besar mungkin membuat perangkat ini diminati oleh banyak orang. Apalagi mereka yang gemar menonton video di smartphone, akan senang dengan iQoo 11. Kenyamanan itu memang saya rasakan saat mencoba menonton Black Panther: Wakanda Forever di Disney+.

Seperti yang sudah saya katakan di atas, saya tidak menemukan masalah sama sekali saat menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari. Jadi penggunaan aplikasi sehari-hari juga tidak menemukan adanya masalah sama sekali. Hal tersebut termasuk aplikasi sosial media, tukar pesan, serta browsing.

Terus terang saya belum mencoba melakukan rendering video karena belum ada tugas video dari sekolah anak pada saat pengujian. Namun seharusnya kinerjanya akan lebih kencang dibandingkan semua smartphone yang pernah saya uji sebelum artikel ini.

Benchmark Sintetis iQoo 11

Dengan menggunakan chipset yang sudah pasti terkencang saat ini untuk platform Android, tentu saja harus dibandingkan dengan chipset sebelumnya. Saya menghadirkan Snapdragon 8+ Gen 1, 8 Gen 1, dan 888. Jangan kaget jika 8+ Gen 1 masih bisa mengungguli 8 Gen 2 karena perangkat penguji tidak menghasilkan panas yang mengganggu. Berikut adalah hasilnya

Sudah jelas terlihat bahwa pada sebagian besar pengujian, Snapdragon 8 Gen 2 memang mengungguli kakak-kakaknya. Dan walaupun cukup menghasilkan panas, sepertinya throttling dari SoC ini tidak terlalu menurunkan kinerjanya. Jadi walaupun panas, kinerjanya masih bisa diandalkan untuk bermain game serta editing.

Pengujian Baterai

Uji baterai: 5000 mAh

Untuk menguji baterai dengan kapasitas 5000 mAh akan menguras banyak waktu. Apalagi pada saat pengujian iQoo 11, perangkat ini 2x berhenti pada memakan baterai sekitar 40%. Jadi, pengujiannya memang harus diulang hingga benar-benar habis baterainya. Itu pun belum tentu hasilnya akan sama dengan skenario penggunaan sehari hari.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. iQoo 11 dapat bertahan hingga 23 jam 29 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 120 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang lebih 23 menit.

Verdict

Tidak dipungkiri lagi bahwa smartphone yang kencang, walaupun memiliki harga yang tinggi, masih dicari banyak orang. Dari semua brand yang ada di Indonesia, ternyata konsumen masih sulit memilih mana yang baik untuk mereka. Ternyata, iQoo saat ini sudah masuk ke Indonesia dan menawarkan sebuah pilihan yang menggiurkan. Produk yang mereka tawarkan adalah iQoo 11.

Sepertinya kinerja yang dimiliki oleh iQoo 11, hingga artikel ini dibuat, masih merupakan yang tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu smartphone ini tidak hanya andal untuk bermain game saja, tetapi untuk semua kebutuhan termasuk bekerja. Daya tahan baterainya juga tidak perlu diragukan, karena bisa bertahan hampir 24 jam dalam penggunaan sehari-hari. Mengisi baterainya juga tidak akan lebih dari 1/2 jam.

Untuk sebuah smartphone yang berbau gaming, saya cukup terkejut karena perangkat ini memiliki hasil kamera yang ternyata bagus. Walaupun kamera tele dan wide-nya tidak sebaik kamera utama, namun masih sangat bisa diandalkan untuk pengambilan gambar sehari-hari. Untuk desainnya, perangkat ini terlihat premium dengan logo BMW Motorsport yang keren. Hanya sayangnya, perangkat ini belum memiliki sertifikasi IP.

Smartphone iQoo 11 dijual dengan harga Rp. 10.999.000 saja. Walaupun tinggi, sepertinya harga tersebut masih terlihat lebih terjangkau untuk sebuah perangkat premium yang menggunakan Snapdragon 8 Gen 2 serta RAM 16 GB hingga saat ini. Dengan harga tersebut juga konsumen bakal mendapatkan sebuah smartphone premium multi fungsi yang dapat diandalkan dari berbagai sisi.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan Snapdragon 8 Gen 2
  • Daya tahan baterai panjang dan pengisiannya cepat
  • Desain Legend yang apik, berbeda dengan para pesaingnya
  • Layarnya bagus, nyaman untuk dipandang dalam berbagai kegiatan
  • Kamera utamanya, surprisingly, bagus
  • Tombol L/R tambahan pada layar

Slacks

  • Sayangnya tidak ada tombol L/R di sisi smartphone-nya
  • Tidak ada sertifikasi IP
  • Akan lebih baik jika menyertakan fungsi wireless charging

Dimas Galih W.

Tempat bertanya segala macam spesifikasi teknis, suka banget GCam, review gadget dan PC adalah koentji. Hampir 95% foto yang saya terbitkan menggunakan GCam.

Galaxy-Book3-Ultra-Galaxy-Book3-Pro-Galaxy-Book3-Pro-360
Previous Story

Galaxy Book3 Ultra Bertenaga Intel Core i9-13900H, Terintegrasi Mendalam dengan Smartphone & Tablet Samsung

OpenAI AI Text Classifier
Next Story

OpenAI Buat Program Baru untuk Deteksi Tulisan Karya Artificial Intelligence

Latest from Blog

Don't Miss

Realme Resmi Umumkan Kehadiran GT 7 Pro sebagai “Kuda Hitam AI”

Perlombaan implementasi AI pada smartphone kini terus memanas, dan bahkan
Gemini Live Bahasa Indonesia

AI Google “Gemini Live” Kini Dapat Berbicara Bahasa Indonesia

Seiring semakin populernya penggunaan AI di berbagai perangkat, Google juga