Review Huawei Watch D: Tak Perlu Beli Alat Pengukur Tekanan Darah Lagi

jam tangan pintar dari Huawei ini seharusnya bukan disebut sebagai smartwatch, namun alat pengukur tekanan darah portabel

Sepertinya saat ini banyak jam tangan pintar yang fiturnya hanya "itu-itu" saja. Mulai dari fitur standar mengukur langkah, kalori, detak jantung, hingga yang saat ini sedang naik daun yaitu SpO2. Akan tetapi, ada yang berbeda dari jam tangan pintar buatan Huawei. Smartwatch tersebut memiliki nama Huawei Watch D.

Huawei Watch D menawarkan sesuatu yang belum ada pada jam tangan lainnya, well, setidaknya belum pernah saya lihat di Indonesia. Jam tangan ini bisa mendeteksi tekanan darah layaknya sebuah alat pendeteksi tekanan darah digital. Cara pendeteksiannya juga sama persis dengan cara dari sebuah alat pengukur tekanan darah: dengan menekan pergelangan tangan hingga mendapatkan angka akurat.

Selain untuk mengukur tekanan darah, ternyata ada beberapa fitur baru dari perangkat yang satu ini. Salah satunya yang cukup penting dalam mendeteksi kesehatan seseorang adalah ECG atau electrocardiogram. Fitur ini bakal mendeteksi sinyal dari jantung untuk mengetahui tingkat kesehatannya. Biasanya alat ECG bisa ditemukan di rumah sakit atau puskesmas besar.

Spesifikasi dari Huawei Watch D adalah sebagai berikut

SpesifikasiHuawei Watch D
Layar1.64 inci AMOLED 456×280  456×280
BateraiHingga 7 hari
KonektivitasBluetooth 5.1
SertifikasiIP 68
Dimensi51 × 38 × 13,6 mm
Bobot40.9 gram
Bahan StrapBlack Fluoroelastomer Strap

Sayang memang, tidak diketahui Huawei menggunakan SoC apa. Namun dari informasi yang saya dapatkan, Huawei Watch D menggunakan SoC buatan UniSOC. Huawei juga menyembunyikan kapastas baterainya dan hanya memberikan jangka waktu pemakaian hingga 7 hari.

Charger Huawei Watch D

Untuk mengisi dayanya, Huawei Watch D tidak perlu dicolok kabel USB. Jam tangan pintar ini menggunakan wireless charging untuk mengisi baterainya. Oleh karena itu, perangkat pengisi daya dari jam tangan pintar ini juga merupakan charger wireless, yang wire-nya terhubung dengan kepala charger USB.

Desain

Kali ini Huawei tidak mengadopsi bentuk bundar seperti kelas Watch GT. Perangkat yang satu ini memiliki dimensi persegi panjang mirip dengan Huawei Watch Fit. Untuk warna yang diluncurkan oleh Huawei sepertinya hanya 1 jenis saja, yaitu Graphite Black, sesuai dengan yang saya gunakan.

Huawei Watch D menggunakan layar lengkung AMOLED dengan resolusi 456×280 serta memiliki dimensi 1,64 inci. Layarnya sendiri tidak diketahui apakah menggunakan pelindung seperti Gorilla Glass atau teknologi sejenis. Jika tidak disematkan banyak fitur, Huawei Watch D termasuk smartwatch yang memiliki badan tebal, sehingga mungkin akan membuat sebagian orang tidak menyukai desainnya.

Pada sisi sebelah kanan dari Huawei Watch D terdapat 2 buah tombol. Untuk yang di atas merupakan tombol home yang akan menampilkan beberapa menu saat ditekan. Yang bawah merupakan tombol health yang bisa dipasangkan fungsi kesehatan apa pun yang secara default, tombol tersebut akan memanggil fungsi pengukur tekanan darah. Tombol ini juga menjadi sensor untuk fitur ECG.

Sensor lainnya juga ada pada bagian bawah dari perangkat yang satu ini. Sensor yang ada bisa mendeteksi beberapa fungsi kesehatan seperti sensor detak jantung, SpO2, temperatur, dan tentunya tekanan darah. Sensor ini juga bisa mendeteksi sesi tidur pada saat malam hari.

Pada bagian strap-nya terdapat blood pressure monitor cuff yang akan mengembang pada saat fitur ini dinyalakan. Untuk membuatnya pas di tangan, Anda harus mengubah ukurannya dan bisa diposisikan pada lengan dengan jarak 2 jari dari ujung telapak. Oleh karena bahan cuff-nya terbuat dari fluoroelastomer, lama-lama akan membuat kulit Anda bau saat berkeringat. Hal tersebut terjadi walaupun Huawei sudah menyediakan kain penutup untuk menutupinya.

Huawei masih menggunakan aplikasi Huawei Health untuk menyambungkan Watch D ke smartphone. Saya juga melakukan update firmware ke HarmonyOS 2.1.0.363 dengan menggunakan aplikasi yang satu ini. Berbagai macam koleksi watch face, serta setting lainnya juga bisa ditemukan serta penyimpanan data kesehatan penggunanya. Namun, yang hilang dari jam tangan pintar ini adalah toko aplikasi.

Pengalaman Menggunakan

Seperti yang sudah saya utarakan di atas, jika saya tidak melihat fitur dari jam tangan ini, mungkin saya kurang tertarik untuk memakainya. Huawei Watch D terlihat seperti jam tangan pintar model lama yang cukup tebal. Untungnya, layar yang digunakan memiliki sisi dengan model curved sehingga sedikit meningkat dari segi estetiknya.

Saya memakai jam tangan pintar ini dengan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 1 bulan. Setelah membuka kotak paket penjualannya, tentu saja perangkat ini langsung saya isi hingga 100% dengan menggunakan wireless charger yang ada. Dan sepertinya jam tangan ini akan sulit diisi ulang dengan menggunakan pengisi baterai nirkabel yang ada, karena strap-nya tidak terpisah dan tidak cukup memasukkan perangkat seperti smartphone untuk reverse wireless charging.

Oleh karena smartwatch dan smartband Huawei cukup menjadi langganan pengujian Hybrid, aplikasi Huawei Health masih ada di smartphone saya. Saat ingin melakukan pairing, saya menemukan sedikit kesulitan di mana setelah berhasil tersambung, jam tangan ini berulang kali meminta untuk pairing kembali. Padahal saat saya klik cancel, jam tangan pintar ini masih tersambung dengan smartphone.

Huawei Watch D masih memiliki kebiasaan perangkat wearables Huawei lainnya dalam hal update firmwarememakan waktu yang lama. Untuk melakukan update, akan memakan waktu setidaknya 1/2 jam untuk transfer dan update. Dan saat menerima perangkat ini, saya melakukan hampir 7x update firmware. Huawei, please fix this!

Satu hal yang menghilang dari menu pada Huawei Health adalah App Store. Ternyata Huawei Watch D tidak bisa diinstalasikan aplikasi pihak ketiga yang seringkali menjadi andalan beberapa pengguna. Padahal, mengingat harganya yang tergolong premium, seharusnya Huawei menumpahkan semua fitur yang ada pada jam tangannya.

Setelah melakukan setting, tiba saatnya saya menggunakan perangkat yang satu ini. Tentu saja saya mencoba menggunakan fitur pendeteksi tekanan darahnya. Pada saat peluncurannya, smartwatch ini salah mendeteksi tekanan darah saya hingga 150/100. Namun mungkin karena sudah ada update firmware, deteksinya menjadi lebih baik.

Untuk melakukan pendeteksian tekanan darah, kita harus menaruh telapak tangan ke bahu di atas tangan sebelahnya. Jadi jika jam tangan kita ada pada tangan kiri, letakkan telapak pada bahu kanan. Hal tersebut akan membuat smartwatch ini sejajar dengan letak jantung kita.

Saya juga melakukan perbandingan pengukuran tekanan darah dengan alat monitor tekanan darah yang saya miliki. Hasilnya memang cukup mirip. Setelah 3-4x melakukan perbandingan, saya meyakini bahwa hasilnya memang akurat karena perbedaannya dengan alat saya hanya sekitar 3-4 poin saja. Dan hasil tekanan darah digital memang hampir tidak pernah sama.

Notifikasi pada smartwatch ini memang cukup baik karena semuanya langsung bisa diterima. Namun ada satu hal yang cukup mengganggu: ternyata Huawei Watch D tidak bisa dipakai untuk menerima panggilan dan hanya bisa menolak saja. Padahal fitur tersebut sangat berguna pada saat mengemudi atau pada keadaan tertentu.

Fitur lainnya juga saya uji pada perangkat yang satu ini. Untuk fitur detak jantung, perangkat ini secara instan bisa langsung menampilkannya. SpO2 juga bisa didapatkan dengan waktu yang lebih cepat dari jam tangan Huawei lainnya. Dan fitur ECG juga cukup mudah digunakan dan akan mendapatkan hasilnya dalam hitungan di bawah 10 detik.

Fitur skin temperature yang menurut saya masih harus ditingkatkan. Smartwatch ini meminta penggunanya untuk memakai setidaknya sekitar 10 menit. Jadi Watch D masih belum bisa digunakan untuk menjadi alat ukur suhu badan dengan cepat, apalagi saat ada didalam ruangan AC yang dingin. Setelah 5 menit menggunakannya, suhu badan saya masih terdeteksi 30°C. Setelah 10 menit, baru jam tangan ini bisa mendeteksi suhu tubuh saya di 35.8°C.

Huawei menjanjikan daya tahan baterai yang bisa mencapai seminggu. Benar saja, dengan penggunaan sehari-hari saya baru 4x melakukan pengisian ulang selama 1 bulan. Memang, setiap minggu perangkat ini sudah minta untuk diisi ulang sehingga daya tahannya tergolong cukup baik dengan fitur kesehatan yang dimilikinya. Namun saya menggunakan perangkat ini tanpa mengaktifkan fitur always on display-nya yang menurut saya kurang berguna untuk dipakai.

Dalam pengoperasiannya, saya juga tidak menemukan adanya masalah. Perangkat ini bisa digunakan tanpa adanya lag dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Dengan menggunakan jam tangan ini, saya menjadi tahu seberapa tinggi atau rendah tekanan darah setiap harinya.

Verdict

Setelah semua jam tangan pintar di pasaran memiliki fungsi yang sama, tentu saja pemilihannya menjadi cukup banyak. Namun hal tersebut membuat Huawei ingin menawarkan suatu hal yang berbeda dari jam tangan pintar lainnya. Oleh karena itu, Huawei mengeluarkan sebuah jam tangan pintar dengan pendeteksi tekanan darah. Nama dari smartwatch tersebut adalah Huawei Watch D.

Jam tangan yang satu ini memiliki kinerja yang cukup baik tanpa adanya lag yang dirasakan. Selain itu, daya tahan baterainya juga bisa diandalkan karena bisa bertahan hingga 1 minggu. Huawei Watch D juga bisa langsung terhubung pada smartphone dengan menggunakan aplikasi Health sehingga semua informasi kesehatan bisa direkam pada aplikasi tersebut.

Fitur kesehatan yang ditawarkan memang berbeda dengan perangkat lainnya. Yang utama, fitur monitor tekanan darah, memiliki tingkat keakuratan yang mirip dengan alat standalone yang ada di pasaran. Fungsi pendeteksi ECG juga bisa membuat sang pemakai bisa memonitor kesehatan jantungnya. Selain itu, fungsi standar seperti detak jantung, stress, SpO2, dan lain sebagainya juga sudah ada didalam smartwatch ini.

Harga yang ditawarkan oleh Huawei untuk jam tangan ini memang cukup premium, yaitu Rp. 5.499.000. Namun, untuk mereka yang membutuhkan alat deteksi tekanan darah dan sinyal jantung setiap hari tanpa repot akan merasakan kemudahan dengan smartwatch ini. Untuk Anda yang tidak memerlukannya, Huawei masih memiliki smartwatch lain yang bisa menjadi pilihan dengan harga yang lebih terjangkau.

Sparks

  • Deteksi tekanan darah yang cukup akurat
  • Daya tahan baterai yang bisa seminggu
  • Deteksi kesehatan seperti detak jantung, SpO2, ECG yang cepat
  • Fitur deteksi olah raga yang cukup beragam
  • Fitur skin temperature yang cukup akurat
  • Huawei Health yang memiliki fitur lengkap

Slacks

  • Tidak bisa dipasang aplikasi pihak ketiga
  • Tanpa fitur menerima telepon
  • Desainnya kurang menarik
  • Harganya mahal