20 November 2021

by Galih

Kompilasi Review GTA Trilogy Definitive Edition: Lebih Suram dari Cyberpunk 2077?

Banyak fans heran kenapa game seperti ini bisa dirilis oleh Rockstar.

Tiga tahun setelah dirilisnya Red Dead Redemption 2 dan tujuh tahun setelah dirilisnya GTA V, para fans tak sabar menunggu game baru dari Rockstar. Hal ini pun direspon oleh Rockstar dengan mengumumkan datangnya veris remastered dari GTA Trilogy (GTA III, GTA Vice City, dan GTA San Andreas).

Pengumuman mendadak dari Rockstar pada 10 Oktober 2021 lalu memang mendapat respon yang cukup beragam dari para fans. Beberapa ada yang menyambut gembira keputusan Rockstar membawa kembali tiga game legendarisnya tersebut. Namun tidak sedikit yang skeptis mengenai kehadiran game ini karena informasi yang sangat minim dan mendadak.

Semuanya ternyata terbukti ketika game-nya akhirnya dirilis. Sayangnya hingga artikel ini dibuat hanya sedikit media yang memberikan ulasan terhadap game ini, sedangkan para gamer menghujani platform review seperti Metacritic dengan review dan skor negatif. Berikut kompilasinya:

Pembaruan grafis yang tidak menyeluruh

Salah satu nilai jual utama dari GTA Trilogy Definitive Edition ini tentu ada pada grafis. Sebagai game yang mendapatkan remastered para fans tentu berharap ada peningkatan yang cukup besar pada sektor ini. Apalagi pada awalnya, Rockstar menyebut bahwa remastered ini menggunakan Unreal Engine 4 yang dikenal karena kualitasnya. Namun sayangnya hal tersebut cukup bercampur aduk saat game-nya dirilis

Rockstar memang mengumumkan bahwa mereka memilih masih tetap menggunakan style grafis yang sama dari ketiga game originalnya. Namun ketiga game-nya memang mendapatkan peningkatan pada tekstur, detail karakter, pencahayaan, hingga beberapa efek lainnya. Kombinasi antara kedua aspek grafis tersebut memang menimbulkan reaksi beragam, ">IGN bahkan menyebut hal tersebut seperti memasangkan stiker beresolusi tinggi ke sebuah set Lego yang sudah berumur.

Apalagi ternyata Rockstar dan Groove Street Games (yang juga bertanggung jawab dengan proses remaster) tidak benar-benar membuat ulang game-nya dengan Unreal Engine 4, namun lebih menggunakan semacam teknologi A.I. untuk mengonversi tekstur di game lamanya. Hal ini memang mempermudah proses remastered, namun membawa dampak negatif terutama untuk para karakter. Gamespot juga mengungkapkan bahwa "operasi plastik" yang dilakukan terhadap remastered ini menghilangkan sisi manusiawi dari para karakter.

Cerita nostalgia yang tetap memesona

Sebagai seri remastered,GTA Trilogy Definitive Edition tentunya menawarkan kembali tiga kisah klasik dari seri legendarisnya tersebut. Rockstar sendiri tidak menyentuh sama sekali aspek naratif ini sehingga terlepas dari tampilan cut-scenes yang kini terasa lebih modern, cerita yang diusung tidak berubah sedikit pun.

Efek nostalgia, terutama bagi mereka yang dulu sudah memainkan ketiga game ini memang sangat kuat. Kisah ketiga karakter ikonik ini tetap tampil mempesona dengan beragam intrik dan juga masalah yang harus mereka hadapi masing-masing. Tidak hanya karakter, namun tiga latar kota dengan era ikoniknya masing-masing juga berusaha dipertahankan oleh Rockstar.

Namun sayangnya perlakuan Rockstar terhadap masing-masing game ini cukup berbeda. Gameranx menyebut bahwa GTA 3 adalah seri yang paling sedikit mendapat perhatian. Sedangkan Desructoid menyebut GTA Vice City yang paling mendapat paling banyak kasih sayang dalam remastered ini.

Pernyataan tersebut pada akhirnya dapat dipahami karena hasil akhir dari Vice City terlihat lebih indah dan matang dari semua aspek. Sedangkan GTA III adalah yang paling terasa dikerjakan seadanya untuk melengkapi trilogi ini. Untungnya San Andreas berada di titik tengah yang membuatnya cukup nyaman dinikmati.

Minim Inovasi yang membuatnya kurang memiliki nilai lebih

Bisa dibilang satu-satunya ubahan yang dilakukan Rockstar terhadap ketiga game remastered ini ada pada fitur weapon wheels (dan radio wheels) yang diadaptasi dari GTA V. Untungnya, fitur ini benar-benar sangat membantu sekaligus memberikan rasa berbeda bagaimana Anda memainkan game GTA klasik ini.

Sebenarnya ada fitur lain yang cukup membantu yang checkpoint. Mereka yang telah memainkan ketiga game originalnya pasti paham bahwa mayoritas misi dalam ketiga game tersebut tidak memiliki sistem checkpoint. Dengan adanya fitur ini, Anda bisa melanjutkan misi tanpa harus terlempar jauh jika gagal atau mati.

Yang terakhir adalah kemampuan untuk meletakkan titik tujuan (map marker) agar GPS dapat mengarahkan Anda ke lokasi tersebut. Hal ini memang membantu navigasi terutama bagi mereka yang tidak familiar dengan Liberty City, Vice City, ataupun San Andreas yang memiliki tiga bagian besar.

Sayangnya, ketiga fitur tambahan ini pun terasa tidak sempurna. Terutama untuk fitur-fitur yang diimplementasikan pada GTA III dan Vice City.  Fitur bidikan musuh yang baru terasa kaku dan janggal terutama pada Vice City dan III. Checkpoint yang seharusnya ada juga tidak selalu bekerja seperti yang dialami Shubhankar Parijat dari Gamingbolt yang tetap harus mengulang misinya dari awal.

Portingan setengah hati yang meninggalkan banyak masalah

Tiba waktunya untuk berbicara mengenai masalah utama dari ketiga game remastered ini secara keseluruhan, yaitu porting. Dalam prakteknya, ketiga game ini memiliki optimalisasi yang kurang baik, terutama untuk platform Switch. Bahkan Nintendolife mengatakan bahwa mereka mengalami grafis yang terlhat blur, kontrol yang tidak lancar, frame rate yang tidak stabil, kualitas audio yang rendah, waktu loading yang lama, dll.

Bahkan permasalahan performa ini juga dialami hampir di semua platform termasuk PlayStation 5 yang di beberapa saat akan mengalami stutter dan bahkan freeze. Belum lagi dengan beragam bug dan glitch yang banyak dialami oleh banyak pemain dari berbagai platform. Beberapa Youtuber bahkan kini membuat kompilasi dari kumpulan bug dan glitch yang dialami para pemain dari ketiga game "Definitive" ini.

Kesimpulan

Pada akhirnya, GTA Trilogy Definitive Edition ini tampil tidak lebih dari ketiga game originalnya dengan sedikit improvisasi di sana-sini. Namun improvisasi tersebut harus dibayar mahal, karena ada beberapa aspek yang akhirnya dikorbankan. Salah satu yang paling utama adalah 'nyawa' dan atmosfer yang ada pada game aslinya.

Belum lagi masalah teknis karena optimalisasi yang buruk yang menyebabkan berbagai glitch terjadi. Hal ini membuat fans fanatik seri GTA marah dan frustasi. Tidak mengherankan bila mereka meluapkannya dalam postingan media sosial maupun di Metacritic yang saat review ini dibuat berada di 0,5.

Detail GTA Trilogy Definitive Edition

Platforms: PC Windows, PlayStation 5, PlayStation 4, Xbox Series X|S, Xbox One, Nintendo SwitchPrice: Rp829 ribu (Rockstar Games Store), Rp829 ribu (PS Store), US$59.99 (Xbox) $59.99 (Nintendo Store)

PC Minimum Specs: OS: Windows 10 64-bit Processor: Intel® Core™ i5-6600K / AMD FX-6300 Memory: 8GB Graphics: Nvidia GeForce GTX 760 2GB / AMD Radeon R9 280 3GB Disk: 45GB

PC Recommended Specs: OS: Windows 10 64-bitProcessor: Intel® Core™ i7-2700K / AMD Ryzen 5 26000Memory: 16GBGraphics: Nvidia GeForce GTX 970 4GB / AMD Radeon RX 570 4GBDisk: 45GB