Dark
Light

[Review] Canon PowerShot G7 X Mark III, Usung Fitur Video Berlimpah

6 mins read
February 7, 2020

Harus diakui bahwa hasil foto dan video dari kamera smartphone kualitasnya cukup baik. Namun bagi yang butuh lebih dari kualitas smartphone, tapi juga keberatan dengan dimensi kamera mirrorless apalagi DSLR dan tak mau repot gonta-ganti lensa. Maka kamera compact premium ialah jawabannya, satu diantaranya Canon PowerShot G7 X Mark III.

Saya sudah memotret menggunakan Canon PowerShot G7 X III selama dua minggu. Kamera pocket dengan sensor tipe 1 inci ini juga dikenal luas sebagai kamera vlogging dan punya layar yang bisa di-flip 180 derajat ke atas.

Mengemas lensa zoom 24-100mm (equivalent full frame) dengan aperture lebar F1.8 – 2.8. Secara mengejutkan kamera ini mampu menghasilkan foto bokeh yang cantik dengan warna khas Canon yang cemerlang. Dijual seharga Rp9,9 juta, berikut cerita review Canon PowerShot G7 X Mark III selengkapnya.

Lensa 24-100mm F1.8 – 2.8

review-canon-powershot-g7-x-mark-iii-1
Lensa Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Canon PowerShot G7 X Mark III mengusung sensor CMOS stacked tipe 1 inci dengan resolusi 20MP. Berpadu dengan prosesor Digic 8 yang mengangkat kinerja kamera secara keseluruhan.

Seperti pendahulunya, G7 X Mark III mengemas lensa zoom 24-100mm. Satu lensa praktis yang mencakup focal length dari wide sampai tele untuk segala jenis fotografi.

Dengan aperture maksimum F1.8 pada focal length 24mm dan F2.8 di 100mm. Tak hanya membuatnya cukup dapat diandalkan dalam situasi kurang cahaya, tapi juga mampu menciptakan foto dengan latar belakang bokeh cantik.

Triknya dengan menggunakan focal length paling panjang (100mm), aperture paling besar (F2.8), dan ISO paling kecil (125). Meskipun bicara soal ketajaman tidak bisa dibandingkan dengan lensa fix pada kamera mirrorless, tapi untuk hasil kamera compact sungguh menyenangkan.

Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Ring kontrol pada lensa berfungsi untuk mengatur nilai aperture dan ‘clicky‘ saat diputar. Fungsi zoom bisa diakses melalui tuas khusus yang menempel pada tombol shutter di sisi atas kamera. Lalu, untuk metode manual fokus bisa diakses pada tombol navigasi sebelah kiri, akan muncul slider virtual untuk mengatur fokus dan tersedia juga mode macro.

Kamera Vlogging

Canon PowerShot G7 X series telah dikenal sebagai kamera vlogger, sebab memiliki layar 3 inci beresolusi 1.04 juta dot yang dapat ditarik ke atas sampai 180 derajat untuk vlogging atau sekedar selfie dan berguna saat pengambilan foto low angle. Layarnya juga bisa ditarik turun 45 derajat guna membantu framing saat pemotretan high angle.

Port microphone Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Port microphone Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bedanya dengan generasi sebelumnya, kini Canon telah menyediakan port microphone 3.5mm. Namun karena tidak memiliki hot shoe, untuk menempatkan microphone eskternal Anda akan membutuhkan aksesori tambahan seperti cold shoe yang dipasang melalui soket tripod yang berada di bawah kamera.

Selain adanya port microphone, fitur video baru lainnya ialah perekaman video vertikal. Artinya kita bisa menghasilkan video vertikal berkualitas dan bisa langsung diedit di smartphone atau langsung share ke media sosial seperti platform IGTV.

Tidak semua kamera digital dan mirrorless memiliki fasilitas ini. Biasanya saat merekam video dalam posisi vertikal maka hasil videonya tetap horizontal dan dibutuhkan penanganan khusus dengan mengeditnya di software editing video PC seperti Adobe Premiere Pro.

Tombol WiFi Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Tombol WiFi Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Selain video vertikal, satu lagi yang akan memanjakan para vlogger ialah fitur live streaming YouTube dalam resolusi 1080p 30 fps. Caranya dengan menekan tombol WiFi yang berada di sebelah kanan body kamera dan hubungkan ke WiFi. Pastikan telah memiliki akun Canon Image Gateway (CIG), melakukan pengaturan di akun YouTube, dan tentu saja harus punya koneksi internet yang kencang.

Desain & Sistem Kontrol

Secara garis besar, tampilan Canon PowerShot G7 X Mark III masih identik seperti pendahulunya. Tanpa hot shoe, tanpa viewfinder electronic, tapi memiliki flash dengan mekanisme pop up.

Bila diperhatikan, di bawah tombol shutter dan roda kontrol mode pengambilan gambarnya (drive dial) ada aksen berwarna merah yang menandakan bahwa kamera ini punya kemampuan video cukup baik.

Sistem kontrol Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Sistem kontrol Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sebagai kamera compact, sistem kontrol manual pada G7 X Mark III terbilang memadai untuk pemotretan cepat. Aperture bisa diatur melalui ring lensa, shutter speed diatur melalui ring tombol navigasi di depan. Untuk pengaturan ISO dan sisanya bisa mengandalkan quick menu di layar sentuh.

Untuk kelengkapan atributnya, bagian kanan terdapat port micro HDMI dan port USB 3.1 Gen 1 Type C yang dilengkapi dengan Power Delivery. Namun kebanyakan kabel USB Type-C bawaan smartphone mungkin tidak bekerja, jadi pastikan charger tersebut mendukung USB Power Delivery.

Lanjut ke sisi kiri ada port microphone eksternal 3.5mm dan tuas untuk memunculkan yang tersembunyi. Sisi atas ada flash, tombol on/off, tombol shutter bersama tuas zoom, serta roda exposure compensation dan roda mode pengambilan gambar.

Lalu, di depan selain layar sentuh 3 inci terdapat juga tombol AE lock, tombol perekaman video, roda putar navigasi yang di dalamnya termasuk untuk fungsi manual fokus, drive mode, flash, dan info.

Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Di bagian bawah ada soket tripod, slot baterai, dan slot SD card yang mendukung media UHS-I. G7 X III menggunakan jenis baterai NB-13L yang menurut CIPA mampu memberikan 235 jepretan sekali charge dan pengisian dayanya masih menggunakan charger eksternal bawaan.

Saat pengujian saya memotret dalam format Raw dan JPEG, serta sesekali menggunakan mode burst. Dalam hunting foto singkat yang saya lakukan dalam beberapa kesempatan, kamera masih menyisakan satu indikator baterai. Namun lain cerita bila digunakan untuk pengambilan video, sebaiknya memiliki baterai cadangan.

Kemampuan Foto & Video

Sensor 20MP baru dan prosesor Digic 8 menawarkan kinerja kamera yang serba cepat. Canon PowerShot G7 X Mark III ini mampu memotret dalam Raw berturut-turut (Raw burst mode) hingga 30fps dan mendukung perekaman video 4K 30fps.

Hasil membidik bisa disimpan dalam format JPEG, Raw, dan CRaw dalam pilihan aspek rasio 3:2, 4:3, 16:9, dan 1:1. Ada tiga mode area autofocus yang bisa dipilih yakni Face + Tracking, Spot, dan 1-point.

Untuk perekaman videonya, kamera saku ini mampu merekam video 4K UHD 30fps tanpa crop dengan batasan durasi 10 menit dan video high frame rate 1080p 120fps. Pemberlakuan batasan durasi tersebut sangat wajar, mengingat body kamera ini sangat kecil.

Benar saja, saat saya berburu footage 4K dan 1080p 120fps – kamera ini overheat. Padahal clip yang saya ambil rata-rata berdurasi sekitar 1 menit saja. Ketika body panas, akan muncul peringatan di menu kamera dan kita tidak bisa melakukan rekaman sementara waktu, matikan kamera dan tunggu beberapa menit.

Update 24 Februari 2020: Untuk merekam video 4K, kecepatan baca tulis SD card juga akan mempengaruhi kinerja kamera. Rekomendasinya gunakan SD card class 10 dengan video class 30 (V30). Bila kecepatan SD card yang digunakan kurang memadai, kamera akan bekerja ekstra yang berujung salah satunya overheat.

Selain opsi video 4K 30fps, resolusi rekaman video lainnya antara lain 1080p 30fps, 1080p 60fps, dan 720p 60fps. Untuk aktivitas vlogging, mungkin bila di reolusi 1080p – kamera bisa merekam video dalam durasi lama.

Satu lagi, ftur video menarik ialah kelengkapan ND filter 3-stop bawaan. Dengan ini, kita tetap bisa menggunakan aperture besar dengan shutter speed 2x frame rate di kondisi pencahayaan yang agak cerah. Sayangnya, tak ada fitur zebra maupun Log output.

Selain mengemas in-lens stabilization, Canon juga menyediakan mode IS digital dari level low, standard, dan high. Tidak ada crop bila kita menggunakan di level low, sementara untuk standard dan high masing-masing dikenakan crop sebesar 1,11x dan 1,43x. Berikut hasil foto dari Canon PowerShot G7 X Mark III:

Verdict

Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Awalnya saya agak skeptis, apakah kamera compact premium seperti Canon PowerShot G7 X Mark III ini masih mampu memenuhi kebutuhan para penggunanya seiring dengan perkembangan teknologi kamera smartphone dan kamera mirrorless. Secara mengejutkan kamera ini ternyata memang mampu menyuguhkan kualitas yang jauh lebih baik dari kamera smartphone flagship sekalipun.

Fleksibilitas lensa zoom dan aperture besar, membuatnya dapat diandalkan untuk memotret dalam berbagai skenario. Ciri khas warna Canon juga dapat kita jumpai, sangat sedap dipandang mata. Jelas bisa menjadi opsi bagi yang membutuhkan kamera yang lebih ringkas dari kamera mirrorless sebagai pendamping aktivitas sehari-hari.

Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Canon PowerShot G7 X Mark III | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Tentu saja, G7 X Mark II memang pantas membawa label kamera vlogging. Canon melengkapinya dengan sederet fitur yang memanjakan para content creator. Dari mulai keberadaan port microphone, fitur live streaming YouTube, video vertikal, resolusi mencapai 4K, hingga ND filter bawaan. Meski mungkin akan sedikit kewalahan bila menjadikannya sebagai alat utama produksi video.

Dibanderol mencapai Rp9,9 juta, memang tidak murah tapi bila melihat fitur-fitur yang ditawarkan saya yakin sepadan. Opsi lain, di rentang harga yang sama kita bisa dapat kamera mirrorless entry-level Canon EOS M50 atau EOS M6 Mark II di kelas menengah.

Sparks

  • Lensa zoom powerful 24-100mm F1.8-2.8
  • Raw burst mode 30 fps
  • Layar 3 inci yang bisa ditarik 180 derajat ke depan untuk vlog
  • Perekaman video 4K 30fps dan 1080p 120fps
  • Dilengkapi ND filter bawaan
  • Live streaming YouTube
  • Port microphone eksternal

Slacks

  • Batasan video 4K 10 menit
  • Isu overheat saat merekam video 4K
  • Daya tahan baterai sangat standar
  • Masih menggunakan charger bawaan khusus
  • Tanpa viewfinder elecronic
Tentang Passion Economy
Previous Story

Mengoptimalkan Passion dan Platform Digital sebagai Pencetak Uang

Next Story

Cinema XXI Hadirkan IMAX with Laser di Gandaria City

Latest from Blog

Don't Miss

Ini-Keseruan-Trekking-dan-Mengabadikan-Keindahan-Curug-Leuwi-dengan-Kamera-vivo-V40-Series

Ini Keseruan Trekking dan Mengabadikan Keindahan Curug Leuwi dengan vivo V40 Series

Pada tanggal 8-9 November, vivo Indonesia mengajak sejumlah media dan
bedah-sistem-kamera-smartphone-1

Bedah Sistem Kamera Smartphone dan Cara Optimalkan Fitur Canggihnya

Perkembangan teknologi kamera yang tersemat di smartphone, sangatlah menakjubkan. Menurut