Hanya beberapa tahun lalu, semua orang mengira tablet akan ‘membunuh’ PC. Nyatanya, naiknya kepopularitasan phablet menyebabkan permintaan produk tersebut jadi menurun. Tapi sejumlah produsen berpengalaman seperti Asus menolak untuk menyerah. Di Computex tahun lalu mereka memperkenalkan deretan tablet 7- sampai 8-inci, dan ditawarkan di harga terjangkau.
Salah satu dari mereka adalah Asus ZenPad 7.0 Z370CG. Melihat spesifikasi dan bundel penyajiannya, perangkat ini didesain sebagai alternatif lebih ekonomis dari Samsung Galaxy Tab A 8.0. Menariknya, sejumlah aspek di ZenPad 7.0 malah terbilang lebih canggih dibanding rivalnya itu – misalnya pada resolusi layar dan output suara. Di bagian dalam, tablet memanfaatkan Intel SoFIA, chip low-cost berbasis CPU Atom, GPU ARM dan modem 3G.
Asus ZenPad 7.0 meluncur perdana di India bulan Agustus silam, dan akhirnya saya berkesempatan untuk menguji cobanya secara langsung. Dari perspektif penggunaan multimedia, tablet ini menyimpan banyak potensi. Tapi dengan segala fitur yang ada di sana, apakah ZenPad 7.0 memang merupakan produk yang Anda cari? Simak ulasan lengkapnya.
Packaging
Bungkus tablet cukup besar, dan saat dibuka, terdapat dua kotak lagi di dalam: satu berisi ZenPad 7.0 dan satu lagi menyimpan Audio Cover CA71 dari Asus Collection. Kelengkapan lainnya terbilang standar, meliputi adaptor dan kabel, charging dongle untuk Audio Cover, serta lembaran-lebaran panduan serta kartu garansi.
Design & build quality
Asus mengklaim bahwa rancangan Asus ZenPad 7.0 Z370CG mengadopsi tema adibusana, dan mereka mencoba mengangkat kesan premium. Layar 7-inci dibingkai frame berwarna putih, lalu ada garis perak menyambung, membatasi sisi depan dan area belakang. Logo Asus ditempatkan di bawah, dan tombol navigasi utama (back, home dan menu) diintegrasikan ke display. Ini solusi Asus buat menjaga rasio display ke body tetap besar.
Strukturnya tergolong unibody meskipun back cover bisa dilepas. Melalui cara ini, Anda dapat mengakses slot kartu SIM dan microSD, serta menukar cover standar dengan Audio Cover. Cover unit review ini berwarna perak, berteksur menyerupai kulit. Dipadu bingkai putih dan layarnya yang cerah saat menyala, ZenPad 7.0 tampil stylish. Tanpa aksesori tambahan, ZenPad 7.0 mempunyai dimensi 189×110,9x,7mm dan bobot 272-gram.
Kesan tersebut juga tidak hilang ketika Audio Cover putih-nya terpasang. Aksesori ini terbuat dari kulit sintetis yang lentur. Sewaktu dipasangkan, Anda disarankan untuk menjaga kebersihannya karena ia mudah kotor dan kusam. Port microUSB, audio, tombol power dan volume di tempatkan di wilayah kanan supaya mudah diakses saat lagi dipakai dalam ‘tent mode‘.
Saya menemui sedikit kendala sewaktu menukar tutup belakang. Karena berbahan plastik lentur, cover belakang memang mudah dibongkar. Namun hal itu berkebalikan dengan Audio Cover-nya. Pastikan Anda membukanya pelan-pelan walaupun prosesnya menyusahkan, jangan menggunakan benda-benda keras buat mendongkraknya, sebab bahan plastik tablet ini mudah rusak. Ingat: mencantumkan Audio Cover akan membuat ZenPad 7.0 jadi lebih berat.
Aspek build-quality yang perlu Asus perbaiki bukan cuma itu. Seringkali, garis perak terlihat terangkat dari body dan saya harus menekannya untuk mengembalikan bagian ini pada posisi semula.
Display
Asus ZenPad 7.0 Z370CG menyuguhkan layar IPS 7-inci 1280×800-pixel berkepadatan 216ppi. Setting ini terasa biasa saja, namun rangkaian teknologi VisualMaster sangat mendongkrak kualitasnya. Berkat teknik TruVivid, kaca penutup dan panel sentuh digabungkan, sehingga kejernihan optiknya sangat tinggi. Dipadu Tru2Life, hasil gambarnya jelas serta cerah, dan panel juga sanggup melawan terjangan sinar matahari.
Layar tersebut mempunyai rasio screen-to-body sebesar 72 persen, cukup tinggi untuk tablet 7-inci. Viewing-angle mencapai 178 derajat, memastikannya optimal buat menikmati video. Panel diproteksi layer Corning Gorilla Glass serta dilapisi coating anti-sidik jari, jadi Anda sebetulnya tidak perlu lagi membubuhkan tempered-glass.
Camera
Unit ZenPad 7.0 ini menyimpan spesifikasi kamera lebih kecil dari informasi di website. Hanya ada sensor 5-megapixel pada kamera utama dan 2-megapixel untuk keperluan video chatting. Tidak ada yang bisa dikeluhkan dari kualitas jepretan untuk dokumentasi dadakan. Asalkan cukup cahaya, kamera sanggup menghasilkan foto-foto tajam. Sampelnya bisa Anda lihat di bawah:
Yang cukup mengejutkan, mutunya terbilang memuaskan saat saya mengambil foto di kondisi mendung plus bantuan bohlam putih. Namun efek seperti cat air muncul di beberapa area:
Specs
- System-on-chip Intel Atom x3-C3230 ‘SoFIA’, dengan CPU quad-core 416-900MHz dan GPU ARM Mali-450
- RAM 2GB
- Penyimpanan internal 16GB, bisa diekspansi sampai 128GB lewat microSD
- Baterai non-removable Li-Ion 13Wh dengan talk-time sampai delapan jam
- Konektivitas jaringan 3G, Wi-Fi, 802.11 b/g/n, BlueTooth 4.0
- OS Android 5.0.2 Lollipop
Multimedia experience
Berdasarkan pengujian ekstensif, ZenPad 7.0 Z370CG merupakan tablet kelas hiburan ringan – cocok untuk menikmati video. Kehadiran fitur Splendid melengkapi kapabilitas layar VisualMaster. Melaluinya, Anda bisa memilih profile warna contohnya vivid, balance, mengaktifkan filter Bluelight, atau mengkustomisasi sendiri. Bluelight Filter membuat visual jadi lebih kuning, namun menjaga mata dari kelelahan ketika Anda menyaksikan film atau browsing dalam durasi lama.
Aspek penyajian film juga sangat terbantu berkat Audio Cover. Dengannya, ZenPad 7.0 adalah salah satu tablet ber-output suara terbaik. Ketika dipasang dan didirikan, speaker DTS-HD 5.1 berada tepat di depan layar. Alhasil, audio terdengar optimal dan merata – walaupun memang tidak sebaik produk speaker dedicated. Problem yang terkadang saya temui adalah, speaker tidak mengeluarkan suara. Solusinya adalah mematikan tablet dan menyalakannya kembali.
Buat pemakaian sehari-hari, sayangnya ZenPad 7.0 terasa lamban. Ada jeda signifikan ketika saya men-tap icon sampai app terbuka, terjadi pula sewaktu browsing via Chrome, dan kadang efeknya ialah keterlambatan respons keyboard.
ZenPad 7.0 Z370CG juga kurang mahir untuk menangani game mobile bergrafis berat. Saya mengujinya dengan Real Racing 3 serta Marvel Future Fight, dan keduanya membebani tablet. RealRacing 3 tersendat-sendat, tapi efek ‘penting’ semisal pantulan cermin masih bisa disuguhkan.
Pengalaman bermain Marvel Future Fight juga kurang memuaskan dan di bawah ekspektasi saya. Game Netmarble ini berjalan lancar, hingga sewaktu para karakter memenuhi layar dan saling berbaku hantam. Di momen itu, frame rate turun drastis. Padahal setting grafis saya set di ‘medium’.
Baterai hanya sanggup menjaga tablet aktif selama tujuh sampai delapan jam melalui pemakaian semi-intensif – browsing, diselingi menyimak video YouTube, bermain game sejenak, lalu menonton film offline.
Performance
Untuk lebih rinci lagi, Anda bisa melihat skor benchmark berbekal software AnTuTu, 3DMark Ice Storm Extreme dan PCMark di bawah. Saya mengambil nilai terbaik dari beberapa kali tes. Hasilnya di bawah ini:
Verdict
Secara umum, Asus ZenPad 7.0 masuk dalam kategori tablet Android standar; tapi berkat teknologi pendukung layar plus aksesori unik yang meningkatkan output suara, ia bisa menjadi medium andalan para penikmat video mobile. Buat fungsi tersebut, tentu saja level performa hardware dan baterai harus Anda takar matang-matang. Tidak semua aplikasi hiburan bisa berjalan lancar di sana, dan daya tahan baterainya juga mungkin tidak sesuai dengan harapan Anda.
Terlepas dari itu, tak sulit untuk menjagokan Asus ZenPad 7.0 Z370CG ketimbang Galaxy Tab A 8.0. Buat semua fitur-fitur menarik di atas, Anda cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 2,4 juta saja.