Bekerja dan bermain game merupakan dua kebutuhan yang berbeda. Laptop kerja meskipun dibekali prosesor yang kencang, biasanya tanpa ditopang chip grafis yang memadai. Sebaliknya laptop gaming bisa digunakan untuk bekerja, tapi lebih condong sebagai desktop replacement sebab dimensi dan bobotnya merepotkan bila harus dibawa-bawa setiap hari.
Lewat laptop VivoBook series yang baru, ASUS mencoba menawarkan solusi perangkat gaming selain ROG atau TuF series. Adalah VivoBook Pro F571, sebuah laptop mainstream berlayar lapang 15,6 inci yang nyaman untuk bekerja maupun bermain game dengan opsi spesifikasi hingga prosesor Intel Core i7-9750H dan chip grafis NVIDIA GeForce GTX 1650.
Yang menarik harga ASUS VivoBook Pro F571 pun cukup terjangkau, mulai dari Rp12.299.000 dengan prosesor Intel Core i5-9300H, NVIDIA GeForce GTX 1050_v4GB, RAM 8GB, dan penyimpanan SSD PCIe 512GB. Lalu, Rp14.299.000 dengan Intel Core i7-9750H dan ditambah memori Optane 32GB. Serta, varian tertinggi Rp15.299.000 dengan NVIDIA GeForce GTX 1650_v4GB.
Berikut review ASUS VivoBook Pro F571 selengkapnya. Video hands-on laptop ini bisa dilihat di bawah ini:
Desain Low Profile
Perangkat ini memiliki dimensi 35,9×24,8×2,19 cm dan bobot 2,14 kg. Sebagai laptop 15,6 inci, body laptop ini memang tidak bisa dibilang kecil meski cukup ringkas untuk seukurannya, namun setidaknya masih memungkinkan untuk dibawa bepergian.
Layar 15,6 inci tersebut dikemas dalam desain NanoEdge display, di mana bezel samping layar kanan dan kirinya sangat tipis hanya 7,4 mm saja yang menyuguhkan kesan luas. Meskipun bagian dahi dan dagunya masih cukup tebal, ASUS menyebut screen-to-body ratio-nya mencapai 80,2 persen.
Panel LED-backlit Anti-Glare 60Hz ini beresolusi FHD (1920×1080 piksel) dengan dukungan color space NTSC 72 persen dan memiliki wide angle view sebesar 178 derajat. Harus diakui, layar 15,6 inci merupakan ukuran yang ideal untuk bekerja dengan nyaman terutama yang harus multitasking dan menampilkan lebih dari satu aplikasi di layar.
Desainnya sendiri seperti laptop VivoBook series lainnya, tetap tampil low profile dan minimalis. Saat tutup dibuka, terhampar keyboard berukuran penuh, lengkap dengan numeric pad dan backlight. Hanya saja, tombol navigasi panahnya ini ukurannya kecil dan penempatannya juga agak canggung. Lalu, pada area touchpad terdapat sensor fingerprint di pojok kanan atas yang terintegrasi dengan sistem Windows Hello di Windows 10.
Dirancang sebagai laptop untuk bekerja sekaligus bermain game, VivoBook Pro F571 ini telah dibekali dengan sistem pendingin khusus agar performanya tetap stabil. ASUS pun melengkapinya dengan IceCool Technology agar panas dapat diredam dan tidak menjalar hingga ke bagian palmrest serta keyboard.
Dua kipas dan heatpipe khusus juga disematkan di bagian dalam VivoBook Pro F571. Keduanya bekerja untuk memastikan suhu komponen tetap terjaga dan mencegah terjadinya overheat. Udara panas akan dikeluarkan melalui dua ventilasi khusus di bagian belakang laptop ini sehingga pengguna tidak akan terganggu oleh udara panasnya.
Soal konektivitas, VivoBook Pro F571 hadir dengan modul dual-band WiFi 5 (802.11ac) dan Bluetooth 4.2. Sedangkan konektivitas non-wireless dan atributnya, di sisi kanan laptop terdapat slot Kensington, dua port USB 2.0, indikator baterai dan daya, serta slot SD card reader. Sementara, di sisi kiri laptop dapat dijumpai port pengisian daya, ethernet, HDMI, USB 3.0 Type A, USB Type-C, dan combo audio jack.
Hardware & Performa
Unit review ASUS VivoBook Pro F571 yang saya gunakan merupakan varian dasar dengan prosesor Intel Core i5-9300H generasi ke-9, memiliki CPU 4 core 8 thread dan thermal design power 45 Watt. Di samping unit integrated graphics Intel HD Graphics 630, varian ini tiba dengan discrete graphics card NVIDIA GeForce GTX 1050 dengan VRAM 4 GB GDDR5.
Versi yang satu ini lebih cocok dijadikan sebagai laptop kerja saja atau sekedar bermain game casual ringan. Untuk bermain game kelas AAA dengan cukup baik, sebaiknya ambil varian tertinggi dengan prosesor Intel Core i7-9750H dan chip grafis hingga NVIDIA GeForce GTX 1650. Pada konfigurasi ini, bisa bermain game dengan pengaturan grafis medium dengan frame rate yang stabil di laptop mainstream tentunya sudah cukup menyenangkan.
Khusus untuk yang menggunakan prosesor Intel Core i7-9750H, kedua varian telah didukung penyimpanan M.2 PCIe SSD berkapasitas 512GB ditambah dukungan Intel Optane Memory hingga 32GB. Ruang penyimpanan SSD ini tidak hanya cukup lega, tetapi juga kencang dan SSD kencang berarti waktu loading game menjadi lebih singkat. Kemudian besaran RAM-nya 8GB LPDDR4 menggunakan mode dual channel guna mengoptimalkan kinerja dari spesifikasi tersebut.
Verdict
ASUS mendesain VivoBook Pro F571 untuk generasi milenial yang sudah bekerja kantoran, mereka yang membutuhkan perangkat untuk bekerja tapi di sisi lain punya hobi gaming. Jadi sudah jelas, keyword dari VivoBook Pro F571 ialah laptop kerja yang bisa untuk bermain game, dengan catatan kalian harus memilih varian paling tinggi.
Keterangan lain sebagai laptop berlayar 15,6 inci, maka lebih cocok digunakan bagi yang bekerja stay di kantor. Meski ukurannya cukup ringkas untuk seukurannya, dimensi laptop 15,6 inci tetap kurang cocok untuk mereka yang punya mobilitas tinggi dan dituntut bisa bekerja kapan pun di mana pun, saya akan merekomendasikan ASUS ZenBook 13 UX334.
Sparks
- Layar 15,6 inci yang nyaman untuk bekerja dan bermain game
- Harga relatif terjangkau, terutama varian dasarnya
- Ketersediaan varian dengan spesifikasi lebih tinggi
Slacks
- Varian tertinggi Rp15.299.000, terlalu dekat dengan laptop ROG
- Sebagai laptop 15,6 inci, dimensinya masih merepotkan untuk dibawa bepergian tiap hari