Memilih laptop yang tepat memang bisa dibilang susah-susah gampang. Dalam urusan laptop gaming, ada beberapa laptop yang rancangannya mantap, tapi jeroannya agak tanggung. Sementara pada sisi lain, ada juga laptop yang punya jeroan mumpuni untuk gaming tapi malah punya rancangan yang mungkin kurang memuaskan.
Sekitar bulan Juni 2020 lalu, ASUS meluncurkan lini TUF (The Ultimate Force) Gaming terbaru, yaitu TUF Gaming A15. Menggunakan CPU AMD Ryzen terbaru dan GPU NVIDIA GeForce seri RTX, laptop ini diharapkan memiliki performa yang kencang. Saya kebetulan mendapat kesempatan menjajal ASUS TUF Gaming A15 dan cukup penasaran dengan performa, maupun kualitas laptop ini secara keseluruhan.
Kebetulan, saya dipinjamkan ASUS TUF Gaming A15 versi FX506 yang merupakan varian dengan spesifikasi tertinggi. Sebelum membahas lebih jauh soal ASUS TUF Gaming A15 FX506, simak dulu spesifikasi lengkap dari laptop yang dibanderol dengan harga Rp20.299.000 berikut ini:
Spesifikasi
- Prosesor – AMD Ryzen Mobile 7 4800H 8 Core 16 Thread
- GPU – 6GB NVIDIA GeForce RTX 2060
- RAM – 16 GB DDR4 3200 MHz Dual Channel
- Storage SSD PCIe NVMe 512 GB
- Monitor 15,6 inci Full HD 144Hz 3ms Adaptive Sync
- OS Windows 10
- Bobot 2.3 Kg
- Dimensi 359,8 x 256 x 24,7 mm
- Audio DTS-X Ultra
Dengan harga yang cukup tinggi, kira-kira bagaimana kualitas ASUS TUF Gaming A15 FX506IV secara produk laptop gaming secara keseluruhan? Berikut ulasan saya:
Tampilan, Desain, dan ASUS TUF Gaming A15 FX506IV Secara Keseluruhan
Melihat dari kulit luar, ASUS TUF Gaming A15 terbilang cukup minimalis, sembari tetap mempertahankan identitasnya sebagai laptop gaming. ASUS TUF Gaming A15 hanya menyediakan varian warna Fortress Gray saja untuk rilisan Indonesia. Varian warna Fortress Gray memiliki warna abu-abu layaknya aluminium, dengan ornamen berupa mur besi di setiap pojok, dan logo TUF di tengah.
Tampilan kalem ala militer tersebut cenderung lebih low-profile, jika dibanding dengan laptop gaming lain, yang kadang juga menyajikan ornamen lampu RGB di bagian belakang laptop. Dengan tampilan seperti itu, TUF Gaming A15 terbilang masih cocok untuk digunakan dalam berbagai keadaan, termasuk keadaan formal.
Walau rancangan cover belakang laptop minimalis, tapi Anda akan merasakan feel yang berbeda setelah mengintip ke bawah cover belakang, Anda akan menemukan exhaust untuk mengeluarkan udara panas, yang berpenampilan ala racing dengan warna tembaga. Sekilas, kombinasi warna hitam dan tembaga pada bagian exhaust membuat saya jadi teringat bagian belakang mobil Lamborghini, yang seakan ingin mempertegas betapa kencangnya performa laptop ini. Build quality dari TUF Gaming A15 bisa dibilang cukup solid, walau semua bagian laptop terbuat dari plastik; termasuk bagian belakang laptop yang wujudnya seperti alumunium.
Dari segi I/O port, TUF Gaming A15 hadir dengan rancangan yang standar, yaitu colokan berada di sisi samping laptop. Tak seperti port colokan belakang, port colokan samping mungkin akan membuat laptop jadi terkesan berantakan. Walau demikian, saya cukup salut dengan rancangan ASUS terhadap port colokan TUF Gaming A15.
Kebanyakan colokan sengaja diletakkan di bagian kiri, sehingga bagian kanan laptop punya ruang yang lebih luas. Rancangan ini membuat saya (yang kebetulan sedang hobi main VALORANT) jadi lebih leluasa menggerakkan mouse, karena semua peripheral saya colokkan ke 2 port USB A yang ada di sisi kiri laptop.
Berlanjut ke keyboard, TUF Gaming A15 mempromosikan sebuah teknologi bernama Overstroke Technology pada bagian keyboard. Mengutip laman resmi ASUS TUF A15, dikatakan bahwa Overstroke Technology memungkinkan keyboard laptop ini bertahan lebih lama sampai dengan 20 juta tekanan.
Walaupun dipasarkan memiliki daya tahan yang kuat, namun sepertinya keyboard ASUS TUF Gaming A15 terbilang kurang cocok untuk gaming. Salah satu alasannya, karena keyboard ini tidak mendukung N-Key RollOver (NKRO), yang memungkinkan pengguna melakukan input tombol keyboard sebanyak apapun yang diinginkan. Saya menguji hal ini di laman pengujian fitur NKRO. Hasilnya keyboard TUF Gaming A15 cuma bisa menerima 8 input saja paling maksimal.
Ketiadaan dukungan NKRO membuat keyboard bisa jadi ghosting, yaitu kejadian ketika input tidak masuk walau tombol keyboard sudah ditekan. Tanpa NKRO, pemain Dota 2 yang menggunakan hero Invoker bisa jadi kesulitan, gara-gara tombol yang ditekan mungkin jadi tidak masuk sebagai input. Namun demikian, sejauh saya menggunakan laptop ini, ketiadaan fitur NKRO terbilang tidak mengganggu. Saya belum pernah menemukan momen ghosting ketika sedang bermain game, ataupun mengetik untuk kebutuhan produktivitas sehari-hari. Keyboard TUF Gaming A15 juga mendukung LED backlit berwarna. Walau punya beragam warna, sayangnya hanya satu warna yang aktif dalam satu waktu secara default.
Performa dan Suhu
Kalau ditanya bagaimana performa si ASUS TUF Gaming A15 FX506IV, jawaban tercepat yang bisa saya berikan adalah, KENCANG! Tapi jujur, kalau urusan bermain game di PC, saya terbilang lebih jelata kalau dibandingkan dengan Chief Editor Hybrid, Yabes Elia; yang memang seorang PC Master Race. Jadi saya merasa bahwa performa laptop ini adalah yang terkencang, dibanding dengan laptop dan PC built-in yang pernah saya bahas.
Patokan kencang saya dalam hal gaming juga mungkin agak sedikit receh. Seperti sebelumnya, untuk gaming kompetitif dan mengoptimalkan display 144Hz dari laptop ini, saya menggunakan PUBG dan Apex Legends. Sementara untuk game AAA saya menggunakan Assassin’s Creed Odyssey dan Metro Exodus sebagai patokan.
Sebelum menuju ke pembahasan performa, saya ingin memberi tahu terlebih dahulu bahwa TUF Gaming A15 memiliki 3 preset pengaturan performa laptop. Tiga mode tersebut adalah Silent, Performance, dan Turbo, yang bisa Anda temukan di halaman utama aplikasi Armoury Crate.
Mode Silent akan memperlambat putaran kipas untuk mengurangi kebisingan, seraya mengurangi performa CPU serta GPU secara keseluruhan. Mode Performance membuat TUF Gaming A15 berjalan lebih optimal dengan kipas berputar lebih kencang, dan tentunya lebih bising. Sementara Mode Turbo mungkin bisa dibilang semacam ‘overclock kecil-kecilan’, meningkatkan performa CPU dan GPU secara keseluruhan dengan putaran kipas paling kencang mencapai 5600 RPM.
Untuk PUBG dan Apex Legends, secara umum, saya bisa bilang kedua game tersebut berjalan dengan lancar di laptop ini (ya iyalah! AMD Ryzen 7 4800H dan GeForce RTX 2060… Hehe). ASUS TUF Gaming A15 bisa menjalankan PUBG dengan pengaturan grafis rata kanan, dan berhasil mendapatkan 80,9 average fps (Frame per Second) saat menggunakan mode Performance. Saat menggunakan Mode Turbo, performa jadi lebih meningkat, dan mendapatkan 90,4 average fps pada pengaturan grafis yang sama.
Sementara itu, Apex Legends juga bisa berjalan lebih lancar lagi. Dengan pengaturan rata kanan, Anda bisa mendapatkan 102 average fps. Tapi jika Anda mengutamakan fps tertinggi, mungkin Anda perlu menurunkan sedikit pengaturan menjadi medium untuk bisa mendapatkan 114,1 average fps.
Untuk game AAA, saya yang jelata ini begitu kagum ketika melihat Metro Exodus dengan pengaturan grafis Extreme, RTX On, dan Hairworks On, bisa berjalan dengan 56.0 average fps. Walau begitu, rata-rata scene pertarungan sebenarnya hanya mendapatkan 40an fps saja. Tapi menurut saya, 40an fps terbilang masih cukup playable karena juga mendapat pertukaran yang adil berupa kualitas visual yang ciamik.
Tidak berhenti sampai Metro Exodus saja, Assassin’s Creed Odyssey juga berjalan dengan mulus pada laptop ini. Menguji performa dengan menggunakan in–game benchmark, TUF Gaming A15 berhasil menjalankan game dengan pengaturan grafis rata kanan dan mendapatkan 49 average fps.
Lebih lanjut berikut catatan hasil performa ASUS TUF Gaming A15 untuk menjalankan game-game terkini yang lebih detail:
PUBG
Ultra, Mode Performance
- Average frame rate – 80.9 fps
- Minimum frame rate – 37.8 fps
- Maximum frame rate – 141.0 fps
Ultra, Mode Turbo
- Average frame rate – 90.4 fps
- Minimum frame rate – 68.5 fps
- Maximum frame rate – 155.5 fps
High, Mode Performance
- Average frame rate – 77.5 fps
- Minimum frame rate – 45.3 fps
- Maximum frame rate – 140.4 fps
Medium, Mode Performance
- Average frame rate – 91.5 fps
- Minimum frame rate – 61.9 fps
- Maximum frame rate – 175.1 fps
Apex Legends
Pengaturan Grafis Tertinggi
- Average frame rate – 102.0 fps
- Minimum frame rate – 74.0 fps
- Maximum frame rate – 171.1 fps
Pengaturan Grafis High
- Average frame rate – 101.1 fps
- Minimum frame rate – 66.2 fps
- Maximum frame rate – 144.8 fps
Pengaturan Grafis Medium
- Average frame rate – 114.1 fps
- Minimum frame rate – 81.4 fps
- Maximum frame rate – 144.8 fps
Metro Exodus
Pengaturan Grafis Tertinggi, RTX On, HairWorks – On, Mode Turbo
- Average frame rate – 56.0 fps
- Minimum frame rate – 35.9 fps
- Maximum frame rate – 93.8 fps
Pengaturan Grafis Tertinggi, RTX – On, HairWorks – On, Mode Performance
- Average frame rate – 53.9 fps
- Minimum frame rate – 34.3 fps
- Maximum frame rate – 90.2 fps
Pengaturan Grafis Menengah, RTX – Off, HairWorks – Off, Mode Performance
- Average frame rate – 95.7 fps
- Minimum frame rate – 50.3 fps
- Maximum frame rate – 189.8 fps
Assassin’s Creed Odyssey
Ultra High, Mode Performance
- Average frame rate – 49 fps
- Minimum frame rate – 19 fps
- Maximum frame rate – 89 fps
Ultra High, Mode Turbo
- Average frame rate – 50 fps
- Minimum frame rate – 28 fps
- Maximum frame rate – 88 fps
Very High, Mode Performance
- Average frame rate – 60 fps
- Minimum frame rate – 29 fps
- Maximum frame rate – 95 fps
High, Mode Performance
- Average frame rate – 68 fps
- Minimum frame rate – 40 fps
- Maximum frame rate – 103 fps
Pada benchmark menggunakan 3DMARK, dan PCMARK 10 saya mencoba lebih lanjut menguji perbedaan antara mode Silent, Performance, dan Turbo. Dengan menggunakan 3DMARK Time Spy dan Fire Strike, saya menemukan salah satu perbedaan dari mode tersebut ada pada average clock frequency GPU. Pada mode Silent, average clock frequency GPU berjalan lebih rendah, sementara mode Performance membuat GPU berjalan dengan average clock frequency lebih tinggi, dan mode Turbo lebih tinggi lagi. Mengingat yang diubah adalah average clock frequency GPU, tentu saja perbedaan skor 3DMARK antar mode menjadi berbeda, terutama antara mode Silent dengan mode Performance.
Dari sisi Thermal, CPU TUF Gaming A15 beberapa kali menyentuh angka 100 derajat celsius. Pengukuran sendiri saya lakukan dengan menggunakan software Open Hardware Monitor. Walaupun suhu mencapai angka 100 derajat celsius, namun tidak ada penurunan performa sejauh saya melakukan benchmark, ataupun bermain game dalam durasi yang panjang. Salah satu contoh bisa Anda lihat pada gambar di atas, perbandingan skor Cinebench R15 yang tidak begitu jauh walau dilakukan sebanyak 5 kali berturut-turut.
Selain itu, saya juga menemukan bahwa mode Turbo cenderung lebih mendinginkan GPU. Hal tersebut terlihat dari perbedaan suhu saat memainkan PUBG dengan mode Turbo yang 5 derajat celsius lebih rendah dibanding dengan mode Performance. Kondisi tersebut juga terlihat dalam bencmark menggunakan 3DMARK, dengan suhu GPU 3 derajat celsius lebih rendah saat menggunakan mode Turbo.
Display
Mengutip laman resmi ASUS TUF A15 dikatakan bahwa layar TUF Gaming A15 memiliki spesifikasi sebagai berikut
- 15.6″ (16:9)
- LED-backlit FHD (1920×1080)
- Anti-Glare IPS-level
- 144Hz Panel with 45% NTSC With Adaptive Sync
Melihat dari spesifikasi layarnya, memang benar bahwa reproduksi warna terbilang jadi salah satu kelemahan laptop ini. Secara respon, saya sih merasa layar 144Hz ini dengan Adaptive Sync ini sudah lebih dari cukup. Respon yang diberikan cukup cepat, memberikan pengalaman bermain game yang mulus tanpa ada screen-tearing, walau saya bergerak cepat dalam game VALORANT.
Namun demikian, reproduksi warna dan tingkat kecerahan display TUF Gaming A15 terbilang menjadi satu hal yang cukup mengganjal bagi saya. TUF Gaming A15 terbilang cukup keteteran untuk menghasilkan warna yang cerah, yang salah satu fungsinya adalah agar lebih mudah menemukan musuh ketika main game FPS kompetitif. Untungnya ASUS menyematkan software Game Visual, yang berisi beberapa preset reproduksi warna display untuk beberapa jenis game, termasuk FPS.
Tingkat kecerahannya pun terbilang tidak begitu tinggi. Mengutip ulasan ultrabookreview.com, tingkat kecerahan display monitor ASUS TUF Gaming A15 adalah sekitar 250 nits. Kalau sepengalaman saya menggunakan laptop ini, saya merasa tingkat kecerahan display laptop bahkan masih kalah dengan terangnya lampu kamar pada pengaturan tertinggi.
Baterai
Mengutip dari laman spesifikasi resmi, ASUS TUF Gaming A15 memiliki baterai sebesar 48 Wh. Berdasarkan claim dari laman produk, ASUS TUF Gaming bisa berjalan sampai dengan 8,7 jam untuk browsing, dan 12,3 jam untuk memutar video. Untuk menguji daya tahan baterai laptop, saya memutar video dengan resolusi 1080p secara berulang-ulang sampai laptop mati. Hasilnya adalah laptop berhasil bertahan selama 2 jam 46 menit 43 detik. Namun memang, catatan tersebut adalah daya tahan baterai dengan menggunakan mode Performance, yang dipilih secara default oleh laptop. Ketahanan baterai tentu akan bervariasi tergantung tingkat penggunaan, dan mode yang Anda pilih.
Kesimpulan
Dengan banderol harga Rp20.299.000, ASUS TUF Gaming A15 FX506 sebenarnya sudah terbilang cukup baik dari segi performa, malah mungkin lebih dari cukup. Kekurangannya mungkin hanyalah dari sisi display yang terkesan tanggung, tampilan yang cenderung minimalis, dan suara kipas yang cenderung bising.
Jadi apabila Anda yang ingin punya laptop spesifikasi tinggi, banderol harga ASUS TUF Gaming A15 FX506 terbilang cukup “murah”. Kenapa TUF Gaming A15 terbilang murah? Coba misalnya Anda bandingkan dengan ROG Zephyrus G14. Walau memiliki spesifikasi yang agak mirip, namun ROG Zephyrus dibanderol dengan harga Rp23.999.000, dan bahkan memiliki GPU yang lebih rendah yaitu GTX 1650 Ti.
Jadi Rp20 juta untuk Ryzen 7 4800H dan GeForce RTX 2060, dengan kompromi berupa produk laptop yang secara keseluruhan terbilang biasa-biasa saja? Yaa, masih cukup adil lah.