Banyak para video editor, fotografer, desainer grafis, hingga content creator berakhir mengandalkan laptop gaming untuk menunjang pekerjaan mereka. Padahal kebutuhannya berbeda, mereka tidak perlu panel dengan refresh rate cepat, melainkan kualitas gambar dan tingkat akurasi warna yang tinggi.
Kurang lebih celah tersebut yang ingin dipenuhi oleh ASUS dengan lini produk tebarunya ProArt series. Lebih jauh, lini ProArt menargetkan para profesional di berbagai bidang khusus. Seperti architecture & engineering, filmmaking & video editing, photography, graphic & art, product design & manufacturing, serta animation & game development.
Dailysocial telah kedatangan salah satu laptop ProArt terbaru yakni ProArt StudioBook Pro 17 (W700). Harga laptop profesional ini berada direntang Rp35,2 juta sampai Rp55 juta. Laptop ini membawa layar dengan tingkat color gamut luas, performa ekstrem, konektivitas komplet termasuk port Thunderbolt 3, dan banyak lagi. Berikut review ASUS ProArt StudioBook Pro 17 (W700) selengkapnya.
Desain
ProArt StudioBook Pro 17 (W700) memiliki desain simpel, tidak neko neko namun elegan dan serius. Hadir dalam sentuhan warna star grey dengan aksen rose gold di dekat engsel belakang layar dan di bawah keyboard yang menambah kesan berkelas, tombol power di pojok kanan atas juga berwarna emas.
Sasis laptop ini terbuat dari bahan magnesium alloy yang kuat tapi ringan. Bagian penutup laptopnya mengemas desain diamond cut dan memiliki engsel layar lay-flat yang memungkinkan layar dapat ditekuk hingga 180 derajat.
Meskipun membawa layar sebesar 17 inci, dimensi bodi ProArt StudioBook Pro 17 tetap cukup ringkas yaitu 38,2×28,6×1,99 cm dan berat 2,39 kg. Hal ini dicapai berkat penggunaan NanoEdge display, di mana bezel samping layarnya tipis hanya 5,3mm dan 7,4mm di sisi atas sehingga menghasilkan screen-to-body ratio 84%.
Webcam berada di dahi laptop, diapit dua mikrofon dan dilengkapi lampu indikator kamera yang akan menyala putih saat kamera aktif. Sedangkan, bagian dagunya memang terlihat cukup tebal dan di sana terdapat tulisan ASUS StudioBook.
Layar
ProArt StudioBook Pro 17 (W700) mengusung layar berukuran 17 inci beresolusi Full HD (1920×1200 piksel) dengan rasio layar 16:10. Rasio layar ini menyuguhkan kita ruang kerja ekstra sehingga dapat bekerja lebih produktif. Memberi kenyamanan saat multitasking dan melihat detail lebih jelas saat mengedit foto maupun video.
Layarnya memiliki color gamut yang luas hingga 97% DCI-P3. Sebagai informasi, DCI-P3 merupakan color gamut yang memiliki color space lebih luas dari sRGB dan DCI-P3 digunakan sebagai standar color gamut untuk berbagai industri kreatif profesional.
Layar ProArt StudioBook Pro 17 telah dikalibrasi sejak awal dan mengantongi sertifikasi PANTONE Validated Display. Juga memiliki tingkat diviasi warna atau Delta-E < 1,5, yang artinya setiap piksel di layar ProArt StudioBook Pro 17 mampu menampilkan warna yang akurat. Fitur tersebut penting bagi para profesional yang memang membutuhkan akurasi warna seperti animator, video editor, dan fotografer.
Keyboard dan Konektivitas
Tata letak full-size keyboard ProArt StudioBook Pro 17 tampaknya sedikit menyusut, karena area samping dan atas digunakan untuk ventilasi udara. Namun kenyamanannya masih terjaga, berkat key travel 1,4mm dan backlight berwarna putih.
Touchpad-nya dilengkapi dengan NumberPad, cara mengaktifkannya dengan menekan tombol yang berada di pojok touchpad dan tak jauh dari keyboard ada lekukan kecil untuk indikator status. Uniknya area sekitar keyboard dan tombol navigasi memiliki tekstur dengan pola garis-garis. Lalu, ada sensor sidik jari dengan dukungan Windows Hello di pojok kiri bawah sebagai otentikasi biomentik untuk masuk ke sistem.
Untuk konektivitas kabel, di sisi kanan terdapat dua port USB 3.1 Gen 2 Type-A. Sedangkan, di sisi kanan terdapat security lock, port input daya (DC) dan port USB 3.1 Gen 2 Type-C yang juga merupakan Thunderbolt 3. Juga ada port HDMI 2.0, USB 3.1 Gen 2, combo audio jack, dan SD card reader 4.0 yang mendukung penyimpanan berupa UHS-II dengan kecepatan transfer hingga 312Mbps.
Port Thunderblot 3 di ProArt StudioBook Pro 17 sangat berguna bagi para profesional yang ingin menghubungkan perangkat seperti high speed storage ataupun network adapter. Serta, kompatibel dengan teknologi DisplayPort 1.4 sehingga laptop ini dapat dihubungkan dengan monitor eksternal beresolusi 8K.
Sementara untuk konektivitas nirkabel, ProArt StudioBook Pro 17 mengandalkan WiFi 6 (802.11ax) dan Bluetooth 5.0. Bila butuh koneksi lebih stabil dan minim gangguan, dalam paket penjualan ProArt StudioBook Pro 17 dibekali dongle ethernet.
Hardware & Performa
Sebagai laptop kelas profesional, ProArt StudioBook Pro 17 (W700) hadir dengan performa ekstrem. Untuk model paling top ditenagai oleh prosesor Intel Xeon E-2276M yang dirancang khusus sebagai prosesor untuk mobile workstation dan GPU NVIDIA Quadro RTX 3000 Max-Q.
Khusus yang menggunakan Intel Xeon, prosesor ini hadir dengan dukungan ECC memory yang biasanya terdapat di komputer server dan desktop workstation. ECC memory memungkinkan setiap data yang diolah oleh prosesor dari RAM tidak rusak sehingga dapat meminimalisir terjadinya error.
Sementara soal performa grafis, GPU NVIDIA Quadro berbeda dengan GeForce. Quadro merupakan chip grafis yang dirancang khusus untuk para profesional dan content creator. Quadro memiliki jumlah memori yang lebih besar dan kemampuan komputasi yang lebih baik untuk software kelas industri.
Totalnya ada lima varian ProArt StudioBook Pro 17 (W700) yang tersedia di Indonesia, detailnya sebagai berikut:
- Rp55.000.000 (Xeon E-2276M / Quadro RTX 3000 / 32GB RAM / 1TB SSD)
- Rp48.400.000 (Xeon E-2276M / Quadro T2000 / 32GB RAM / 1TB SSD)
- Rp42.900.000 (Xeon E-2276M / Quadro T1000 / 32GB RAM / 512GB SSD)
- Rp37.400.000 (i7-9750H / Quadro T2000 / 16GB RAM / 512GB SSD)
- Rp35.200.000 (i7-9750H / Quadro T1000 / 16GB RAM / 512GB SSD)
Unit review ASUS ProArt StudioBook Pro 17 (W700) yang saya uji model paling terjangkau, dengan konfigurasi prosesor Intel Core i7-9750H, kartu grafis NVIDIA Quadro T1000, dan RAM 16GB single channel. Kombinasi ini masih terbilang powerful untuk menangani pengeditan foto, video, desain grafis, dan animasi. Berikut spesifikasi menurut CPU Z dan GPU Z:
Namun kenapa seri ProArt masih menggunakan prosesor 9th Gen Intel Core H-Series. Jawabannya karena agak telat masuk Indonesia, sebetulnya lini ProArt pertama kali diumumkan pada ajang IFA 2019 bulan September 2019.
Berikut ini hasil pengujian dari beberapa software benchmark pada ProArt StudioBook Pro 17:
No | Pengujian | Skor |
1 | GeekBench 4 Single Core | 1217 |
2 | GeekBench 4 Multi Core | 5291 |
3 | PCMark 10 | 5120 |
4 | Cinebench R15 | 1267 |
5 | Cinebench R20 | 2638 |
6 | 3DMark Sky Diver | 22205 |
7 | 3DMark Cloud Gate | 26181 |
8 | 3DMark Fire Strike | 7047 |
9 | 3DMark Fire Strike Ultra | 3397 |
10 | 3DMark Fire Strike Extreme | 1539 |
Hal penting lainnya adalah ProArt StudioBook Pro 17 sudah mengantongi sertifikasi ISV atau Independent Software Vendor. Artinya laptop ini telah kompatibel dan siap untuk menjalankan berbagai software kelas industri seperti software dari Adobe dan Autodesk.
Lantaran mengusung hardware yang powerful, ProArt StudioBook Pro 17 dilengkapi dengan sistem pendingin khusus yang mengandalkan dua kipas. Setiap kipas memiliki 83 bilah dengan desain 3D curved untuk memaksimalkan aliran udara. Bilah kipasnya juga dibuat menggunakan bahan khusus yaitu liquid crystal polymer yang tetap kokoh meski bentuknya sangat tipis.
Sistem pendingin tersebut dilengkapi dengan lima heatpipe yang terhubung ke empat ventilasi udara, yaitu dua di belakang dan dua di sisi kanan serta kiri bodinya. Heatpipe dan heatsinknya menggunakan bahan khusus untuk menghantarkan panas secara optimal dan tetap senyap, tingkat kebisingan di bawah 35dB.
Verdict
Seluruh laptop ProArt memang dipatok dengan harga relatif tinggi, lantaran dirancang untuk memenuhi kebutuhan para profesional. Dilengkapi dengan fitur khusus yang tidak bisa didapatkan di laptop kelas consumer dan hardware mumpuni dengan performa konsisten.
Untuk ProArt StudioBook Pro 17 (W700), saya pikir laptop ini menawarkan sesuatu yang diinginkan oleh para fotografer profesional sebagai desktop replacement. Layarnya berkualitas dengan ukuran 17 inci yang cukup lega untuk mengedit foto tanpa perlu tambahan monitor eksternal, tetapi dimensi bodi laptop ini cukup ramping sehingga memungkinkan dibawa bepergian. Serta, tentunya ideal untuk video editor dan para content creator lainnya.
Sparks
- Layar 17 inci berkualitas dengan color gamut luas
- Konektivitas komplet lengkap dengan Thunderblot 3
- Performa ekstrem, ada opsi dengan prosesor Intel Xeon E-2276M
- Sertifikasi ISV dan PANTONE Validated Display
Slacks
- Harga relatif mahal