ReciteApp mengawali kiprahnya di Malaysia dan bersiap untuk masuk ke pasar Indonesia. ReciteApp dikembangkan untuk memudahkan orang-orang belajar dan memperbaiki bacaan Al Quran mereka. Pengguna bisa dengan mudah merekam bacaan mereka yang kemudian akan dievaluasi oleh mereka yang lebih mengerti secara keilmuan (biasanya guru mengaji), yang selanjutnya disebut dengan guru.
Co-Founder ReciteApp Mazlita M. Hassan kepada DailySocial menyebutkan bahwa ReciteApp merupakan sebuah Quran recitation validation platform, sebuah inovasi dan solusi untuk para umat muslim dalam belajar dan memperbaiki bacaan Al Quran mereka.
Menggunakan ReciteApp, pengguna bisa merekam bacaan dan mengunggah secara anonim. Tidak ada yang mengetahui identitas di balik rekaman bacaan, termasuk juga guru yang menilai. Bagi guru, ketika mereka me-review dan mengirimkan kembali review, mereka akan mendapat bayaran. Konsep ini yang dianggap bisa menambah penghasilan guru-guru mengaji yang ada di Indonesia.
“Indonesia selalu ada di dalam penglihatan kami bahkan ketika kami memulai, kami sudah menetapkan tujuan kami untuk pasar Indonesia, terlebih [Indonesia adalah] negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Kami juga menyadari bahwa Indonesia memiliki jumlah pesantren dan madrasah terbesar yang dapat kami ajak kerja sama untuk tujuan menumbuhkan budaya belajar Al Quran di Indonesia secara khusus dan di regional secara umum,” terang Mazlita.
Di Indonesia ReciteApp telah mengunjungi sejumlah sekolah dan organisasi sebagai bagian dari mendenger aspirasi dan memaparkan solusi yang ditawarkan ReciteApp. Disampaikan Malzita, sambutan datang dari banyak pihak berbarengan dengan insight untuk melokalkan ReciteApp sehingga bisa diterima di pasar lokal di Indonesia.
“Setiap orang yang kami temui sangat mendukung dan bersemangat tentang ReciteApp dan memberikan kami banyak wawasan bagi kami untuk melokalkan ReciteApp untuk pasar lokal. Mulai dengan program ini [mendatangi sekolah dan organisasi], kami terus berhubungan dengan mitra potensial kami. Beta testing untuk pasar Indonesia sedang berlangsung sejak Oktober 2017,” cerita Mazlita.
Pertumbuhan dan target
Memulai bisnisnya dengan bootstrap, ReciteApp berhasil mengamankan pendanaan dari angel investor dan dana hibah dari Cradle, sebuah lembaga pemerintah Malaysia yang menyediakan dana pre-seed untuk startup. Kini di Malaysia, ReciteApp berhasil mendapatkan 45.000 pengguna Android dengan pertumbuhan bulanan mencapai 30%.
Selain mampu menyembunyikan identitas pengguna, ReciteApp juga membawa sejumlah fitur untuk mendukung platform mereka. Di antaranya adalah fitur Coummunity Learning yang memungkinkan pengguna dapat mendengarkan bacaan pengguna lain (secara anonim) dan review yang diberikan guru. Fitur ini dihadirkan untuk memungkinkan pengguna belajar dari kesalahan pengguna lain ketika membaca sebuah ayat.
Sistem ReciteApp juga mengusung konsep on demand. Setiap bacaan yang dikirim oleh pengguna akan muncul dan guru yang saat itu tidak sedang mereview bisa mengambil atau memilih bacaan tersebut untuk di-review dan mengoreksinya.
Soal teknologi, ReciteApp juga diperkuat dengan teknologi Machine Learning, sebuah teknologi yang disematkan di fitur VerseID. Sebuah fitur yang mampu menganalisis bacaan audio dan mencocokkannya dengan ayat yang sesuai dari AlQuran. VerseID telah dikembangkan dengan ribuan sampel suara. Keakuratannya saat ini diklaim berada di angka 90%.
“Tim kami berbasis di Malaysia. Kami bekerja sama dengan mitra strategis kami di Indonesia dan kami melakukan perjalanan bolak-balik antara Jakarta dan Kuala Lumpur. Target kami adalah memiliki tim sendiri di Indonesia, yaitu di Jakarta dan Bandung, setelah kami resmi resmi meluncur di Indonesia,” ujar Mazlita soal kehadiran mereka di Indonesia.
Tahun ini mereka menargetkan satu juta pengguna di Indonesia dan berkolaborasi dengan 20 Al Quran center atau institusi yang akan mengadopsi ReciteApp sebagai alat mengajar membaca Al Quran.
