Dark
Light

ReCharge Sediakan Solusi Penyewaan Power Bank Berbasis Aplikasi

3 mins read
October 23, 2018
ReCharge Aplikasi Sewa Power Bank
Peresmian layanan ReCharge / DailySocial

ReCharge, perusahaan teknologi berbasis IoT, mengumumkan kehadirannya di Indonesia dengan solusi perdananya sebagai penyedia layanan sewa power bank berbasis aplikasi. Ke depannya, akan banyak solusi berbasis IoT yang disiapkan untuk mempermudah kebutuhan sehari-hari.

“Sementara ini kami baru sediakan solusi penyewaan power bank. Namun karena kami ini perusahaan IoT, maka visi ke depannya kami mau hadirkan solusi lewat IoT yang bisa membuat kehidupan sehari-hari jadi lebih simpel,” ucap Co-Founder & CEO ReCharge, Dick Listijono, Selasa (23/10).

ReCharge memiliki model bisnis sewa power bank yang tersedia di lebih dari 200 ReCharge Station (mesin tempat menyewa power bank) di lebih dari 100 lokasi strategis di Jabodetabek. Pengguna dapat menyewa power bank dengan mengambil dari salah satu station tersedia dan mengembalikannya di station lain dalam kurun waktu 1 x 24 jam.

Fleksibilitas ini, menurut Dick, turut mendukung gerak pengguna yang kerap kali berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Pengguna bisa menemukan station di pusat perbelanjaan, perkantoran, restoran, sekolah, balai pertemuan, dan tempat hiburan. Beberapa di antaranya ada di Pacific Place, Pondok Indah Mall, fX Sudirman, Mal Kelapa Gading, dan lainnya.

Ada tiga jenis mesin ReCharge Station, dari mulai yang kecil, sedang, sampai terbesar dengan kapasitas slot 30 power bank. Untuk menyewa, pengguna cukup mengunduh aplikasi ReCharge.

Dari aplikasi tersebut pengguna bisa mengetahui lokasi station terdekat dan bisa langsung menyewanya dengan top up saldo baik secara tunai atau non tunai. Biaya yang dikenakan untuk satu kali menyewa sebesar Rp10 ribu.

Setelah saldo terisi, pengguna dapat memindai QR code pada layar station, memilih tipe kabel sesuai kebutuhan (Lightning, Android, atau USB Type C). Setelahnya power bank akan otomatis keluar dari station dan siap digunakan.

Top up saldo dapat dilakukan lewat berbagai penyedia layanan pembayaran, seperti Go-Pay, OVO, Tcash, BCA Virtual Account, dan transfer bank. Disediakan pula tim ReCharge yang ditempatkan di tiap station untuk pengisian saldo secara offline.

“Tidak hanya untuk charging smartphone saja, power bank bisa dipakai untuk charge berbagai device yang mendukung USB seperti kamera. Sehingga pemanfaatan power bank ini cukup luas.”

Solusi power bank yang luas ini, menurutnya, membuat perusahaan yakin dapat menarik banyak pengguna, kendati tengah berkembang solusi wireless charging yang kian dilirik oleh berbagai vendor smartphone.

Pasalnya, wireless charging itu sama halnya dengan men-charge dari kabel, tidak bisa dilakukan di mana saja. Sehingga harus tetap berada dalam satu ruangan.

Kembangkan power bank sendiri

GM Commercial & Business Development ReCharge, Soni Dharmawan, menambahkan perusahaan mendesain sendiri power bank yang mereka rilis. Hanya saja untuk sementara pembuatannya masih dilakukan oleh vendor pabrikan di luar negeri. Salah satunya ada di negara Tiongkok.

Dia membuka kemungkinan seluruh proses akan dilakukan di dalam negeri apabila volume bisnis ReCharge sudah makin besar ke depannya. Meski tidak diungkapkan, kapan rencana tersebut bisa terealisasi.

Power bank ReCharge berkapasitas 4.000 mAh dan dilengkapi dengan fast charging technology. Cukup mengisi daya smartphone hingga dua kali sampai penuh berdasarkan kapasitas rata-rata yang tersedia di pasar. Dari segi ukuran, power bank berukuran 135x76x16mm dan berbobot ringan.

Power bank didesain tidak mudah rusak apabila jatuh secara tidak sengaja. Tidak bisa di-charging dari kabel sendiri, hanya bisa dilakukan di ReCharge Station saja. Sebab power bank tidak memiliki kabel, melainkan chip yang bisa menghantarkan daya listrik dari station ke perangkat tersebut.

Alhasil, apabila pengguna memiliki niat tidak baik, mereka tidak akan bisa menggunakan kembali power bank sampai habis. Jika power bank hilang, pengguna akan dikenakan biaya penalti sebesar Rp100 ribu. Sebab perusahaan membuat ketentuan, setiap akun hanya bisa menyewa satu power bank dalam satu waktu saja.

“Baru nanti setelah biaya penalti dibayarkan, pengguna baru bisa menyewa lagi karena sudah mengubah statusnya di sistem ReCharge.”

Rencana bisnis

Pendapatan bisnis ReCharge untuk saat ini masih berasal dari bisnis penyewaan power bank. Antara ReCharge dengan para partner dalam menyediakan ReCharge Station tidak ada pembagian komisi atau sejenisnya diantara kedua belah pihak.

Perwakilan dari Pacific Place menuturkan ReCharge merupakan nilai tambah yang diberikan untuk para pengunjung dengan penunjang inovasi teknologi terkini. ReCharge memberikan nilai tambah buat para mitra dengan menyediakan direktori mal yang dapat diakses lewat layar LCD di station.

Ke depannya, akan ada banyak inovasi dari ReCharge untuk para mitranya. Bisa untuk order menu, cetak karcis bioskop, atau sebagainya. Perusahaan juga menyediakan layanan iklan untuk pihak ketiga di layar LCD, mesin ReCharge Station, perangkat power bank, dan dalam aplikasi itu sendiri.

“Kehadiran ReCharge Station di berbagai lokasi akan disesuaikan dengan kebutuhan para partner, nanti kami yang sediakan untuk mereka sebagai bentuk layanan kepada penggunanya,” tambah Soni.

Co-Founder ReCharge, Indra Wiralaksmana, menambahkan ReCharge berencana untuk mulai ekspansi ke luar Jabodetabek mulai tahun depan. Paling tidak sampai akhir tahun ini pihaknya ingin tumbuh dua kali lipat untuk ketersediaan ReCharge Station.

Pada bulan depan, ReCharge akan hadir di berbagai lokasi seperti rumah sakit, bandara, stasiun kereta, dan acara yang padat pengunjung seperti pameran, seminar, dan konser. Sejak beroperasi pada Maret 2018 hingga kini, pengguna ReCharge diklaim telah lebih dari 50 ribu orang.

Ekspansi yang bakal lebih agresif ini, menurut Indra, juga bakal ditunjang oleh pendanaan yang cukup. Rencananya perusahaan akan mulai penggalangan dana seri A pada tahun depan. Adapun saat ini, ReCharge telah memperoleh pendanaan dari sejumlah angel investor yang tidak disebutkan identitasnya.

“Kami akan mulai penggalangan dana seri A pada tahun depan untuk menunjang rencana bisnis kami yang akan lebih agresif,” tutup Indra.

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi Panggilin
Previous Story

Panggilin Ramaikan Persaingan Layanan Jasa On-Demand

Telkomsel Big Data
Next Story

Telkomsel Luncurkan MSIGHT, Layanan “Telco Big Data” untuk Bisnis

Latest from Blog

Don't Miss

EZVIZ-Umumkan-Rangkaian-Perangkat-Smart-Home-Impian-di-Indonesia-1

EZVIZ Umumkan Rangkaian Perangkat Smart Home Impian di Indonesia

EZVIZ meluncurkan rangkaian perangkat smart home terbarunya di Indonesia, dalam
Startup pengembang teknologi imersif Arutala memproduksi aplikasi berbasis teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mix Reality (MR), PC Simulator, hingga 360° Video untuk berbagai sektor bisnis

Komitmen Arutala Percepat Implementasi Teknologi Imersif untuk Bidang Edukasi

Sebelum istilah metaverse ramai dibicarakan, banyak pihak yang skeptis dengan