Indonesia kini semakin ramai kedatangan layanan musik streaming asing. Setelah Deezer dan Guvera yang lebih dahulu hadir menemani telinga pecinta musik di Indonesia, kini giliran Rdio yang secara resmi telah membuka layanannya di Indonesia. Bersaing di pasar yang cukup ketat, Rdio mengincar pertumbuhan yang lebih cepat di pasar Asia Tenggara dengan menawarkan biaya berlangganan yang cukup terjangkau.
Diumumkan lewat akun Twitter resminya pagi ini, Indonesia menjadi salah satu dari sembilan negara di dua wilayah yakni Eropa dan Asia yang kini bisa secara maksimal menikmati layanan musik streaming bentukan dua pendiri Skype tersebut. Dengan memasukkan sembilan negara yang menjadi jangkauan layanannya, secara keseluruhan Rdio kini telah tersedia di 60 negara yang tersebar di seluruh dunia.
Welcome Croatia, Cyprus, Greece, Indonesia, Phillipines, Slovenia, Slovakia, Singapore & Thailand to the Rdio family! pic.twitter.com/bUvfCXJcOk
— Rdio (@Rdio) May 19, 2014
Masuk ke pasar Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, Singapura, dan juga Indonesia, Rdio diperkirakan akan memiliki amunisi lebih untuk menantang penyedia layanan streaming musik besar lainnya termasuk Spotify. Seperti yang diberitakan oleh situs Billboard hari ini (20/5), Rdio ditengarai bisa menyaingi kedigdayaan Spotify setelah mampu menginjakkan kaki di pasar Asia Tenggara. Pasar ini diketahui memiliki jumlah populasi sebesar kurang lebih 400 juta jiwa, dan otomatis hal itu tentu dianggap merupakan lahan bisnis yang sangat berpotensi.
Jika dibandingkan secara singkat, Rdio kini bisa dikatakan memang jauh lebih unggul dibanding dengan Spotify perihal jumlah jangkauan layanan. Spotify sendiri memang sudah memasuki pasar Asia Tenggara namun dari jumlah keseluruhan Spotify hanya berhasil menjangkau 56 negara, tertinggal empat negara dengan Rdio. Hingga saat ini Spotify juga tak kunjung hadir di Indonesia. Rdio pertama hadir di Asia Tenggara pada Juni tahun lalu ketika mengumumkan layanannya telah tersedia untuk konsumen di Malaysia.
Pasar Indonesia dianggap merupakan sebagai salah satu pasar yang cukup penting dalam peta persaingan ini. Pemain serupa yang telah hadir seperti Deezer, Guvera, Nokia Mix Radio, hingga SoundCloud saat ini ditengarai tengah menikmati “gurihnya” pasar Indonesia. SoundCloud terakhir bahkan sempat dinobatkan sebagai aplikasi musik streaming yang paling populer di Indonesia versi Jana Mobile.
Dalam wawancara yang diberitakan oleh Billboard, Anthoy Bay selaku CEO Rdio mengungkapkan, kehadiran Rdio di sembilan pasar negara terbarunya tak mengubah tatanan fitur dan layanan yang dihadirkan sejak awal. Walau begitu, lokalisasi konten tetap dilakukan oleh Rdio seperti misalnya penyesuaian bahasa dan juga “local repertoire” yang akan menyaring setiap konten musik dari sekian jangkauan layanan Rdio di berbagai wilayah.
Seperti halnya layanan musik streaming pada umumnya, Rdio menerapkan sistem berlangganan berbayar dengan beragam opsi yang ditawarkan. Tarif yang dikenakan Rdio sangat kompetitif dengan pesaing lain, khususnya di Indonesia. Rdio menerapkan tiga sistem berlangganan yakni Web Subscription dengan biaya Rp 10.000 per bulan, Unlimited dengan biaya Rp 20.000 per bulan, dan terakhir Unlimited Family seharga Rp 36.000 per bulan untuk dua akun pelanggan. Selain itu jika berlangganan sekaligus sampai dengan lima akun, ada potongan harga yang diterapkan sampai dengan 50%.
Melihat biaya berlangganan yang ditawarkan, Rdio tampil sebagai penyedia layanan musik streaming yang paling terjangkau jika dibandingkan dengan kompetitor lainnya di Indonesia. Hal itu sekilas tentu bisa menjadi nilai tambah bagi Rdio untuk menggoda pasar Indonesia, namun dari segi pencarian lagu yang saya temukan, sayangnya Rdio masih belum selengkap layanan streaming lainnya, terlebih pada musisi dan band lokal.
[ilustrasi foto: Shutterstock]