21 August 2020

by Glenn Kaonang

Razer Luncurkan Mouse dan Keyboard Wireless Non-Gaming

Meski tidak masuk kategori gaming, Razer Pro Click dan Pro Type masih kompatibel sepenuhnya dengan software Razer Synapse

Produk-produk bikinan Razer selama ini identik dengan warna hitam, hijau, dan RGB. Namun seperti yang bisa kita lihat pada gambar di atas, keyboard dan mouse wireless terbaru Razer itu malah berwarna putih bersih dengan aksen abu-abu. Apakah filosofi desain Razer sudah bergeser? Tidak. Warna tersebut dipilih karena keduanya tidak termasuk dalam kategori periferal gaming.

Lihat saja mouse-nya, yang dari bentuk dan scroll wheel berbahan logamnya tampak banyak terinspirasi oleh Logitech MX Master 3, salah satu mouse terbaik bagi yang ingin memaksimalkan produktivitas. Di mata saya, desainnya kelihatan seperti hasil perkawinan Razer DeathAdder dan Razer Basilisk. Namun sebenarnya mouse bernama lengkap Razer Pro Click ini merupakan hasil kolaborasi Razer bersama perusahaan ahli ergonomi asal kota New York, Humanscale.

Seperti kebanyakan mouse Razer lain, sisi kiri dan kanan Pro Click juga memiliki lapisan bertekstur agar semakin mantap digenggam. Satu elemen desain yang saya paling suka, terutama jika dibandingkan dengan Logitech MX Master maupun Logitech M720 Triathlon (yang saya pribadi sudah pakai sejak lama, bahkan saat artikel ini ditulis pun), adalah tombol klik kiri dan kanan yang memiliki cekungan mengikuti kontur jari.

Berdasarkan pengalaman saya menggunakan Razer DeathAdder selama bertahun-tahun, cekungan di tombol benar-benar bisa memberikan kenyamanan ekstra. Memang ini harus dirasakan sendiri langsung untuk bisa mengetahui sesignifikan apa perbedaannya.

Di balik tombol tersebut, bernaung switch dengan klaim ketahanan hingga 50 juta kali klik. Secara total, Pro Click mengemas 8 tombol yang semuanya programmable via software Razer Synapse (software yang sama seperti yang Razer siapkan untuk melengkapi lini mouse gaming-nya), termasuk scroll wheel-nya yang selain dapat diklik, juga bisa diklik ke kiri atau kanan seperti Logitech M720 Triathlon – sayang tidak ada opsi untuk mengatur resistensi scroll wheel-nya.

Kompatibilitas dengan Razer Synapse ini menurut saya merupakan nilai jual yang sangat penting, sebab software tersebut memang memiliki opsi pengaturan yang amat sangat komprehensif. Sebagai perbandingan, Logitech M720 Triathlon saya cuma bisa dikustomisasi menggunakan software Logitech Options, yang fitur-fiturnya tidak selengkap software Logitech G Hub yang dirancang untuk mouse gaming. Razer di sisi lain tidak membuatkan software yang berbeda untuk mouse non-gaming-nya ini.

Meski tidak masuk kategori gaming, Pro Click rupanya tetap mengemas sensor optik dengan sensitivitas agak kebablasan; maksimum hingga 16.000 DPI, tapi saya bisa membayangkan kegunaan DPI tinggi buat yang bekerja menggunakan setup multi-monitor. Kelincahannya semakin disempurnakan oleh mouse feet dengan bahan PTFE murni – kedengarannya sepele, akan tetapi mouse gaming pun tidak semuanya dilengkapi dengan fitur ini.

Terkait konektivitas, pengguna dapat memilih antara Bluetooth atau dongle wireless 2,4 GHz yang menancap ke port USB, atau dua-duanya sekaligus. Secara total, Pro Click dapat menyambung ke empat perangkat yang berbeda, dan pengguna tinggal mengklik tombol di sisi bawah mouse untuk berpindah koneksi dari satu perangkat ke yang lain, tanpa perlu menjalani proses pairing ulang.

Dalam sekali pengisian, baterainya diklaim bisa tahan sampai 400 jam pemakaian, atau sampai 200 jam kalau tersambung via dongle USB-nya. Selagi di-charge, mouse tetap bisa digunakan seperti biasa. Catatan tambahan: konektornya masih kuno alias micro USB, dan belum USB-C.

Untuk mendampingi Pro Click, Razer juga menyiapkan mouse pad Pro Glide yang dijual secara terpisah. Namun pendamping yang lebih esensial mungkin adalah keyboard bernama Razer Pro Type berikut ini.

Secara fisik, desainnya banyak mengingatkan saya pada Razer BlackWidow, tapi tanpa tombol multimedia terpisah dan palm rest. Warna putih dan backlight yang juga putih semakin memperkuat aura minimalisnya, dan Razer tidak lupa membalut tiap-tiap tombolnya dengan lapisan soft-touch agar bisa semakin nyaman dipakai mengetik.

Yang cukup menarik adalah, sebelum ini Razer sebenarnya sudah pernah meluncurkan keyboard yang lebih difokuskan untuk bekerja, yaitu BlackWidow Lite. Pro Type bisa kita anggap sebagai versi penuhnya karena dilengkapi deretan tombol numpad. Namun kemiripan keduanya berpusat pada switch yang digunakan, yakni Razer Orange Mechanical Switches yang bersifat taktil tapi senyap, serta diklaim punya ketahanan hingga 80 juta kali klik.

Seperti halnya Pro Click tadi, Pro Type juga menyambung secara wireless via Bluetooth atau dongle USB, dan juga dapat disambungkan ke empat perangkat yang berbeda. Juga sama adalah kemudahan untuk berpindah koneksi antar perangkat; cukup dengan mengklik tombol Fn + 1 atau 2 atau 3, dan tanpa mengulangi proses pairing.

Ketiga produk untuk segmen produktivitas ini sudah Razer pasarkan sekarang juga. Di Amerika Serikat, mouse Razer Pro Click dibanderol seharga $100, keyboard Pro Type seharga $140, dan mouse pad Pro Glide seharga $10.

Sumber: Razer.