Kecuali Anda hidup di gua dan memutuskan akses ke internet, Anda pasti sudah mendengar kabar heboh mengenai kesuksesan dramatis Team Liquid dalam memenangkan The International 2017 dan membawa pulang uang senilai US$ 10,8 juta. Tapi seperti semua jawara turnamen TI sebelum mereka, Kuro Salehi Takhasomi dan kawan-kawan berjuang sangat berat.
Meski kurang sukses di Dota 2 Asian Championships, performa lima orang anggota divisi Dota 2 Team Liquid di Epicenter 2017 dan final DreamLeague Season 7 sangat memuaskan. Di TI 2017 sendiri, Team Liquid adalah satu dari tiga tim yang mewakilkan Negeri Barat. Sisanya – Invictus Gaming, Newbee, TNC – merupakan para penantang dari Timur.
Tak seperti di TI 6, Liquid memulai babak akhir The International 2017 dari posisi atas. Sayang sekali perjalanan awal mereka segera tertahan oleh Invictus Gaming. Tim Tiongkok itu sangat siap, mampu mengekspos taktik dan mengantisipasi gerak-gerik Liquid. Team Liquid sempat memenangkan ronde kedua, namun langkah yang terlalu terburu-buru menjadi sumber kejatuhan mereka.
Terjerembab di lower bracket, Team Liquid harus berhadapan dengan Team Secret yang diperkuat oleh Clement ‘Puppey’ Ivanov – sahabat baik dari sang kapten, KuroKy. Di sana, Puppey mendapatkan titel first blood dan selalu terlibat dalam hampir seluruh tumbangnya anggota Liquid. Selama sesi yang ketat itu, Liquid kembali terseok-seok di awal match ketiga, hingga mereka sukses menyapu empat anggota Secret dan membalikkan keadaan.
Di babak selanjutnya, Liquid dihadang oleh Empire yang dibantu Roman ‘Resolut1on’ Fominok, pemain cadangan terbaik saat ini. Di hari itu, keberuntungan berada di sisi Liquid dan mereka berhasil mengungguli Empire dengan skor 2-0. Hal ini sangat membantu mereka menghemat tenaga, karena setelah itu, Liquid dan Virtus.Pro harus bertempur dalam pertandingan terlama di sepanjang sejarah The International: 103 menit. Pertarungan sengit 2-1 itu menghabiskan waktu total tiga jam, dan Team Liquid keluar sebagai pemenangnya.
Melewati hari keempat event puncak yang melelahkan, momentum pergerakan Liquid berubah lebih cepat. Mereka berjaya melawan LGD Gaming berkat permainan lihai dari Miracle-. Dan di pertandingan kedua, Liquid menghancurkan pertahanan tim China itu bak pisau panas membelah keju. Untuk pertama kalinya, Team Liquid melaju hingga hari terakhir turnamen TI.
Sebelum menapakkan kaki di babak final, Liquid harus melewati LGD.Forever Young, tim yang paling mendominasi di The International. Sesudah sempat imbang satu versus satu dalam pertandingan super-ketat, keberanian Miracle- menyerang dengan Aegis di match ketiga membuahkan kemenangan bagi Liquid, serta meruntuhkan impian LGD.Forever Young untuk mengamankan dua tim Tiongkok di final.
Newbee menanti di grand final, dan sejauh ini, tim China tersebut berada di atas angin dan hampir tak tersentuh kekalahan. Namun Team Liquid berhasil membuktikan bahwa lawannya itu tetaplah manusia biasa. Rencana jitu KuroKy membuat mereka unggul di babak pertama dalam waktu cuma 27 menit. Match kedua berlangsung dengan tempo berbeda. Newbee mencoba menyergap Miracle-, tapi anggota Liquid sukses untuk terus mendukung rekannya itu.
Di pertandingan ketiga, Newbee mengubah taktik, dan mencoba menargetkan KuroKy. Langkah ini membuat mereka mulai menyusul Liquid. Dan di pertarungan dekat Roshan, Juggernaut punya Miracle- hampir tewas jika bukan karena gerakan penyelamatan luar biasa Maroun ‘GH’ Merhej. Keunggulan beralih ke Liquid berkat kerja sama cemerlang antara MinD_ContRoL, GH, and KuroKy dalam menewaskan lima hero Newbee.
Kemenangan Liquid atas Newbee dibarengi gemuruh teriakan penonton di KeyArena Seattle. Rasa gembira, bangga, bingung dan haru terlihat di wajah lelah MATUMBAMAN, KuroKy Miracle-, MinD_ContRoL dan GH begitu mereka keluar dari booth.
Dua tradisi (atau kutukan?) The International tetap terjaga di tahun ini: pemenang selalu berganti dari tim negeri Timur ke Barat dan sebaliknya, lalu sejauh ini tidak ada juara yang sama.
Sumber: TeamLiquidPro.com.