Ralali, perusahaan marketplace B2B, berhasil mengamankan pendanaan Seri B senilai $7 juta atau lebih dari Rp 100 miliar dari sejumlah investor, termasuk SBI Group, AddVentures (perusahaan venture capital SCG), dan Digital Garage. Pendanaan kali ini diharapkan bisa mempercepat misi Ralali untuk bisa melayani 30 juta UKM di Indonesia dan juga ekspansi ke pasar global dengan menyediakan solusi untuk segmen bisnis yang lebih luas.
“Kami telah memperluas jangkauan MRO dan perlengkapan kantor ke segmentasi bisnis lainnya, seperti pasokan makanan, bahanan bagunan dan perlengkapan otomotif,” papar CEO Ralali Joseph Aditya.
Ralali mengklaim saat ini bisnis mereka telah berhasil menghubungkan sekitar 150.000 reseller, pengusaha grosir dan pengecer di lebih dari 10.000 pemasok di 20 kota. Transaksi tahunan Ralali juga disebut meningkat, tumbuh lima kali dari tahun sebelumnya, dengan basket size per transaksi senilai $2000.
Selama empat tahun terakhir, Ralali berusaha memanfaatkan pengalaman yang dimiliki dan berusaha untuk memahami pasar Indonesia. Ralali juga telah membantu spuplier menjual langsung dan bertansaksi online yang langsung mengarah ke profiling pengguna. Data ini kemudian dimanfaatkan Ralali untuk membangun platform pinjaman keuangan yang mendukung kredit modal kerja yang akan didanai oleh investasi ini.
“Kami percaya platform e-commerce B2B akan memiliki pertumbuhan yang menjanjikan dan kami dapat mendukungnya di bidang fintech seperti memperkanalkan platform pinjaman keuangan kepada mereka,” terang Executive Officer of SBI Investment Tomoyuki Nii.
Sementara itu, SCG yang juga terlibat dalam pendanaan kali ini akan mengambil peran membantu perusahaan memperluas potensi pasar secara digital. SCG juga disebut akan ambil bagian di model vertikal Ralali sebagai top tier penyedia kebutuhan bisnis. Ralali dan SCG juga akan berkolaborasi dalam mengembangkan ekosistem digital supply-chain secara Global dan Cross-ASEAN. Salah satu langkah awalnya adalah menyiapkan ekspansi ke Thailand di Q1 2019.
“Platform e-commerce B2B di pasar berkembang masih terfragmentasi dalam hal rantai pasokan. Kami berusaha untuk memungkinkan binsis memiliki integrasi yang lebih baik dalam hal penawaran produk dikombinasikan dengan layanan dalam satu platform. Target kita untuk mencapai $1 miliar dari penjualan kotor pada tahun 2020,” tutup Joseph.