Rakuten Ventures mengumumkan peluncuran dana global sebesar $100 juta (hampir Rp 1,2 triliun) yang bakal digunakan untuk investasi tahap awal (early stage investment) bagi startup di kawasan Asia Pasifik, Amerika Serikat, dan Israel. Pendanaan ini dibentuk sebagai hasil kesuksesan investasi Rakuten Ventures di Asia Tenggara tahun lalu.
Seperti disebutkan oleh rilis resminya, pengelolaan dana ini akan dilakukan di Singapura, dengan Managing Partner Rakuten Ventures Saemin Ahn akan bertindak sebagai penasihat. Tahun lalu Rakuten Ventures telah berinvestasi di sejumlah startup Singapura dan Korea, termasuk Coda Payment yang sempat membangun platform mobile payment PulsaQ bersama Axis di Indonesia.
Tidak ada segmentasi khusus tentang ke mana dana ini akan diberikan. Rakuten mengisyaratkan bahwa perusahaan-perusahaan yang bakal memperoleh pendanaan ini adalahperusahaan teknologi yang mampu memberikan imbal finansial sesuai dengan relevansi strategi, memiliki fokus untuk nilai-nilai perusahaan, dan berinvestasi dalam membentuk tim dan pemimpin-pemimpin yang kuat.
Pendanaan yang luar biasa besar ini menunjukkan komitmen Rakuten untuk memajukan bisnis startup secara global, terutama di kawasan Asia Pasifik, sambil mencari celah baru untuk diversifikasi bisnisnya. Di bulan Februari lalu Rakuten mengejutkan ranah messaging dengan menggelontorkan $900 juta untuk menguasai Viber dan memberi sinyal kepada para kompetitornya, tak lama setelah Facebook mengakuisisi WhatsApp.
Dengan iklim investasi di Jepang yang nampaknya mulai memasuki masa jenuh, berinvestasi ke seantero Asia menjadi pilihan. Di Indonesia sendiri sudah banyak perusahaan investasi Jepang yang merambah pendanaan tahap awal dan Seri A bagi startup-startup baru.
Raksasa teknologi Jepang yang lain, Softbank, baru-baru telah menjalin kerja sama dengan Indosat dengan menyiapkan $50 juta bagi perusahaan teknologi yang memimpin di bidangnya. Dana akan digunakan untuk berinvestasi di perusahaan Indonesia yang tengah berkembang dan menjadi pemimpin di kategorinya, misalnya di sektor e-commerce, media sosial dan digital, dan teknologi mobile finance. Sejauh ini pihak pengelola sudah mulai bertemu dengan partner potensial dan diharapkan sudah mulai mengumumkan pendanaannya mulai tahun ini.
Dengan miliaran dana yang digelontorkan oleh investor di pasar potensial Asia Pasifik, terutama Asia Tenggara, sesungguhnya tidak alasan bagi startup yang memiliki model bisnis baik untuk tidak bisa mengembangkan produk dan skala bisnisnya. Adakah startup asal Indonesia yang berani menjawab tantangan ini?
[Ilustrasi foto: Shutterstock]