Dark
Light

Rakuten Akuisisi Kobo dan Peluangnya di Indonesia

2 mins read
November 9, 2011

Rakuten Ichiba mengumumkan pengakuisisian Kobo — penyedia layanan e-book dari Kanada — dan pengambilalihan kepemilikan 100% dengan pembayaran secara cash. Ini merupakan pertama kalinya situs marketplace asal Jepang membeli layanan konten. Setelah lama berkutat di penjualan berbagai macam barang, sekarang saatnya Rakuten menjual dagangannya sendiri. Kobo sendiri selain berjualan ebook secara online juga memiliki produk E-Reader, seperti halnya Amazon Kindle — dengan produk andalannya Kobo Vox yang berbasiskan Android.

Mengingat Rakuten Ichiba memiliki franchise di Indonesia, Rakuten Belanja Online (RBO), tentu saja saya berharap bahwa RBO bakal membantu Kobo memperluas pasarnya di Indonesia. Kenapa saya nampak excited dengan Kobo? Sejauh ini memang Kobo yang nampak dengan mudah dibeli produk-produknya di Indonesia, ketimbang Amazon. Apalagi Kobo juga melayani pembelian dengan PayPal. Dengan ketersediaan di berbagai platform — termasuk BlackBerry, iOS, dan Android — Kobo memiliki peluang memperoleh pasar yang lebih besar di Indonesia.

Apa saja yang bisa dilakukan oleh Kobo di Indonesia? Yang pertama adalah secara resmi membuka market di aplikasi iOS-nya yang ada di iTunes Indonesia. Pasar iOS mungkin belum besar tapi saya yakin iPad telah mendominasi pasar tablet (termasuk di Indonesia) dan menjadi sarana yang tepat untuk mendukung budaya membaca di perangkat digital. Saya menggunakan Kobo di perangkat iOS saya (yang diunduh dari iTunes Indonesia) dan ternyata tidak ada fitur Market di situ dan tidak bisa secara langsung membeli melalui iOS app.

Saya terpaksa membeli (saat itu membeli buku Steve Jobs oleh Walter Isaacson) melalui akun di komputer desktop dan untungnya secara otomatis tersinkronisasi di iPad. Untungnya hal serupa tidak dialami oleh pengguna platform BlackBerry dan Android yang bisa membeli ebook dari aplikasi secara langsung. Apakah ini berkaitan dengan kebijakan in-app purchase yang diberlakukan oleh Apple untuk memotong pendapatan aplikasi yang menggunakannya?

Yang kedua adalah membuka fitur Newsstand. Dengan pembukaan ini para pengguna aplikasi Kobo (dan Kobo eReader) dapat membeli koran dan majalah yang terafiliasi. Sampai sekarang di Indonesia fitur ini belum bisa diakses karena hanya tersedia berdasarkan region. Meskipun sudah ada Newsstand di iOS ataupun Zinio, buat saya Kobo tetap menjadi media alternatif yang menarik karena juga mendukung format pembayaran melalui PayPal, meskipun tidak akan ada masalah jika menggunakan metode pembayaran lain yang sudah terintegrasi dengan sistem seperti halnya akun iTunes ataupun akun Android Market (yang menggunakan Google Checkout).

Hal ketiga yang bisa menjadi peluang bagi Kobo adalah kerjasama dengan penerbit lokal untuk memasukkan koran atau majalahnya ke format yang didukung oleh Kobo. Untuk hal ini tentu saja akan bersaing langsung dengan Wayang Force dan SCOOP yang lebih dulu hadir, tapi menurut saya Kobo punya keunggulan untuk sistem navigasinya yang jauh lebih nyaman plus kemampuan secara otomatis memberikan bookmarking saat pengguna menutup aplikasi di tengah-tengah kegiatan membaca. Di sini peranan RBO sebagai partner lokal dibutuhkan untuk mendekati pihak-pihak yang potensial.

Memang membaca buku fisik masih belum bisa dikalahkan kenikmatannya oleh e-book. Meskipun demikian, dengan semangat Go Green tentu saja saya mendukung pengurangan pencetakan buku dan majalah dan mendorong pengaksesan secara digital. Sementara Amazon ataupun pihak lain (bahkan Apple sendiri tidak memberikan akses iBooks untuk buku-buku berbayar bagi akun iTunes Indonesia) masih memandang sebelah mata untuk pasar e-book (legal) di Indonesia, sudah saatnya Kobo bertindak cepat untuk mengambil kesempatan emas ini.

5 Comments

  1. Tidak perlu pakai kobo reader. Pake any ebook reader yang support adobe drm bisa kok. Download epub langsung dari kobo, trus di sync dari pc ke ebook reader pakai adobe digital edition. Saya pakai bookeen opus reader, 1jt aja dari papataka. Oya kindle tidak support format adobe drm-ed epub, kalau Nook malah bisa.

  2. sama kayak musik, isu di sini adalah publishing license/rights. penerbit di negara A tidak punya hak menjual buku tersebut di negara B. so the issue is not technology.

  3. ebook akan jadi trend di masa depan. Bahkan toko buku di amerika (Chain store terbesar) sudah tutup tahun 2011 ini. 

  4. …halo,saya baru donlot apps milik kobo tp msh ragu akan keamanan transaksi via kartu kreditnya – jd sementara msh cr buku2 yg free.

    ada saran? o iya sy pake android

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Nielsen Reports on Indonesia’s Digital Behavior

Next Story

Telkomsel Employees to Strike for 30 Days Starting Thursday

Latest from Blog

Don't Miss

[Tekno] Rakuten Luncurkan Marketplace NFT, Bakal Banyak Konten Bertemakan Anime dan Manga

OpenSea boleh menjadi marketplace NFT terbesar dengan volume penjualan di

Versi Baru Amazon Kindle Paperwhite Bawa Layar Lebih Besar dan Daya Baterai Sampai 10 Minggu

Amazon resmi memperkenalkan generasi terbaru dari e-reader terpopulernya, Kindle Paperwhite.