5G, jangan bosan mendengar kata ini terus disebut-sebut sampai beberapa tahun ke depan. Bukan cuma di ranah smartphone saja, melainkan juga di sejumlah kategori lain, tidak terkecuali drone.
Indikasinya adalah platform 5G khusus drone yang Qualcomm umumkan belum lama ini. Dinamai Qualcomm Flight RB5, platform ini dirancang untuk mempercepat pengembangan drone di ranah komersial, industrial, dan enterprise lewat sederet kapabilitas 5G dan AI.
Keberadaan 5G pastinya memungkinkan drone untuk mentransmisikan data dalam jumlah besar secara cepat, dan ini sangat esensial untuk keperluan-keperluan seperti inspeksi lapangan, pemetaan, maupun respon darurat. Berkat 5G, data yang direkam drone bisa langsung diolah secara real-time, tidak perlu menunggu drone-nya pulang terlebih dulu.
Di sisi lain, keberadaan AI dimaksudkan supaya drone dapat menentukan sendiri data-data apa saja yang paling berharga dan perlu ditransfer saat itu juga, mengurangi kepadatan traffic jaringan sekaligus memudahkan pekerjaan operator (tidak perlu menyortir data-datanya, memisahkan mana yang penting dan mana yang tidak).
Keuntungan lainnya adalah perkara jangkauan, sebab 5G memungkinkan drone untuk tetap sepenuhnya di bawah kendali operator meski posisinya sudah berada di luar jarak pandang. 4G saja sudah bisa merealisasikan hal ini, apalagi 5G.
Secara teknis, platform ini mengemas CPU 8-core, GPU, neural processing engine, dan image signal processor (ISP) yang siap mewujudkan perekaman dalam resolusi 8K maupun 4K 120 fps. Sebanyak 7 unit kamera sekaligus mampu ditanganinya, dan itu berarti fitur seperti object detection beserta collision avoidance pun juga dapat diwujudkan.
Qualcomm tidak lupa menyiapkan development kit yang dapat dijadikan sebagai referensi drone lengkap oleh para produsen. Meski sejauh ini baru ditujukan untuk segmen komersial, kita tidak perlu terkejut seandainya platform 5G dan AI ini juga akan merambah segmen consumer drone ke depannya.
Sumber: DPReview.