Di ajang Mobile World Congress yang berlangsung di Barcelona, Spanyol, kelompok perusahaan telekomunikasi Qatar Telecom (Qtel Group) mengumumkan perubahan merek dagangnya menjadi Ooredoo. Merek baru ini akan diadopsi secara bertahap oleh tiap anak perusahaannya yang berada di emerging market yaitu wilayah Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia Tenggara mulai tahun 2013 hingga 2014.
Perusahaan-perusahaan yang dimiliki secara mayoritas adalah Qtel di Qatar, Indosat di Indonesia, Wataniya diKuwait, Nawras di Oman, Tunisiana di Tunisia, Nedjma di Algeria dan Asiacell di Irak. Chairman Ooredoo, H.E. Sheikh Abdullah Bin Mohammed Bin Saud Al-Thani, mengatakan bahwa Ooredoo dipilih dalam bahasa arab yang berarti “Saya ingin” untuk merefleksikan aspirasi pelanggan dan keyakinan perusahaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta menstimulasikan pertumbuhan bagi komunitas di wilayah operasional. Merek baru ini dianggap memiliki tujuan yang kuat yaitu meningkatkan dan memperkaya kualitas hidup masyarakat dan menstimulasikan pertumbuhan bagi berbagai komunitas.
Berbagai inisiatif telah disiapkan untuk mendukung strategi utama, yaitu memberikan diferensiasi pengalaman pelanggan. Diantaranya adalah dengan memulai program modernisasi untuk jaringan inti dan melakukan investasi untuk layanan broadband kecepatan tinggi sejalan tersedianya frekuensi dan teknologi baru. Selain itu, program yang bersifat kemanusiaan dengan pemanfaatan teknologi mobile juga terus digalakkan. Seperti mLearning di Tunisia untuk medukung pemberdayaan kaum muda dan program mWomen di Irak dan Indonesia untuk pemberdayaan wanita.
Dalam enam tahun terakhir, Qtel yang sekarang bernama Oredoo telah mengalami pertumbuhan signifikan. Perusahaan ini bertransformasi dari operator di satu negara, yaitu Qatar, menjadi perusahaan internasional. Melalui layanan seluler, telekomunikasi tetap, internet broadband, dan layanan korporat yang dikemas sesuai kebutuhan pelanggan dan bisnis di berbagai negara operasionalnya, Ooredoo mengklaim telah menjadi perusahaan telekomunikasi dengan pertumbuhan tertinggi di dunia dari segi pendapatan sejak 2006 dan nilai perusahaan yang telah meningkat tiga kali sejak 2005.
Penggunaan merek baru untuk group ini mengingatkan pada strategi yang sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Telekom Malaysia Berhad. Perusahaan telekomunikasi milik pemerintah Malaysia ini menggunakan merek baru Axiata Group sebagai merek tunggal yang dipakai oleh kelompok perusahaannya, termasuk XL Axiata.
Jika dibandingkan, pendapatan seluruh operator yang berada di naungan Axiata Group pada tahun 2012 mencapai USD 5,7 miliar dengan jumlah subscriber lebih dari 215 juta. Sedangkan total pelanggan Ooredoo sebesar 89,2 juta dengan pendapatan konsolidasi sebesar USD 6,8 miliar berdasarkan data 30 September 2012.