Mengawali tahun 2019, Qlue terpilih menjadi satu di antara sebelas startup di dunia yang mendapatkan GSMA Ecosystem Accelerator Innovation Fund. Di gelombang sebelumnya ada RuangGuru dan eFishery yang juga menerima hibah tersebut. Rencananya dana yang didapat Qlue akan digunakan untuk penerapan solusi smart city yang melibatkan teknologi mobile, artificial intelligence, dan internet of things.
Program hibah dari GSMA didukung oleh Departemen Internasional Britania Raya, Pemerintah Australia, dan anggota GSMA. Tujuannya untuk membangun kemitraan antara operator dan startup demi meningkatkan jangkauan layanan inovatif telepon seluler. Diharapkan mampu mendorong perubahan sosio-ekonomi yang positif dan mendukung program dari pemangku kebijakan.
“Kami sangat senang dan bangga terpilih dalam program GSMA. Kami percaya dengan berbagi visi dan berkolaborasi dengan pihak lain akan lebih membawa dampak sosial di Indonesia seperti yang kami lakukan selama ini,” jelas CEO Qlue Rama Raditya.
Saat ini solusi Qlue disiapkan untuk manajemen berbagai macam masalah yang muncul di kota/kabupaten. Melalui dasbor pintar berbasis geo-spasial, layanan Qlue didesain memudahkan pemerintah kota/kabupaten melakukan pemantauan.
Selain menyediakan platform bagi pemerintah, Qlue juga menyediakan aplikasi untuk masyarakat. Aplikasi tersebut dihadirkan untuk mengajak masyarakat terlibat mendukung pembangunan kota dan menyediakan fitur untuk menghubungkan masyarakat dengan pemerintah.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan DailySocial pihak Qlue menyebutkan akan tetap memberikan pelayanan terbaik sambil terus mengembangkan layanan dan teknologi yang dimiliki. Capaian positif di tahun 2018 menjadi salah satu faktor pendorong bagi Qlue untuk menjadi lebih baik lagi.
Saat ini Qlue sudah membantu beberapa pemerintah kota, mulai dari Kota Manado, Kota Bengkulu, Kota Sibolga, Kota Cilegon, Kota Tomohon, dan beberapa lainnya. Selain menghadirkan solusi bagi pemerintah daerah, Qlue juga mendukung instansi nasional seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk mendata dampak bencana.