Dark
Light

Layanan Tanya Jawab Berbasis Audio Pundit Melenggang ke Program Disney Accelerator

5 mins read
July 13, 2015

CEO Pundit Billy Shaw Susanto / Dok. Pribadi Billy

Billy Shaw Susanto berhasil membawa startup-nya, layanan tanya jawab (Ask Me Anything) berbasis audio Pundit menjadi satu dari sepuluh startup dunia yang terpilih dalam Disney Accelerator, sebuah program akselerasi startup bergengsi dunia yang dimotori oleh Disney dan salah satu startup accelerator terbaik dunia Techstars. Selama 3 bulan, Billy akan berkesempatan mendapatkan mentor untuk pengembangan startup-nya dari tokoh-tokoh trnama perusahaan sukses dunia, termasuk Chairman and CEO The Walt Disney Company Robert A. Iger.

Billy ingin mengintegrasikan sistem AMA (Ask Me Anything) dengan media sosial

Kepada DailySocial, Billy sebagai Co-Founder dan CEO Pundit menyampaikan bahwa konsep yang diusung berawal dari pengamatannya terhadap sistem AMA yang terdapat di Reddit. Billy menyampaikan:

“Awalnya saya melihat konsep Reddit AMA, konsep yang dibawakan begitu menarik, memungkinkan tokoh-tokoh yang disegani, seperti politisi, artis, penyanyi dan lainnya untuk membuka ses tanya jawab. Sesi tanya jawab dengan tokoh ternama tersebut ternyata seru, namun saya berpikir mengapa model ini tidak menjadi mainstream. Dari sini aplikasi Pundit muncul, kami ingin membuat AMA mainstream dengan menghubungkan dengan interaksi di sosial media.”

Pundit kini menjadi sebuah app yang memudahkan public influencer (artis, politisi dll yang memiliki fans/masa) untuk membuat sesi AMA melalui aplikasi dan membuat audience dapat dengan mudah masuk dalam sesi tanya jawab melalui Twitter. Menariknya penanya tidak harus memiliki aplikasi Pundit dalam ponselnya, karena dapat langsung mengikuti sesi tanya jawab melalui Twitter. Sedangkan narasumber dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk melalui penjelasan lisan atau audio reply.

Pundit App

Billy juga menegaskan, ada beberapa value yang ingin diangkat belajar dari sistem AMA yang sebelumnya sudah ada. Pundit ingin menjadi sebuah sistem AMA yang lebih terorganisir, dengan meminimalisir spam dan membuat prioritas pertanyaan. Dengan algoritma khusus, disebut keyword matching, pertanyaan yang paling berkaitan dengan topik perbincangan akan otomatis menjadi prioritas dan dalam urutan yang lebih awal. Selain itu user experiences juga menjadi prioritas utama Pundit.

Sedangkan konsep audio reply terinsirasi dari radio talk yang sampai saat ini masih ramai di jagad hiburan dunia. Interaksi tanya jawab antara host di radio dan pendengar masih menjadi hiburan menarik bagi banyak orang, tercatat di Amerika masih terdapat 70 juta orang per harinya yang mendengarkan radio. Interaksi ala radio ini belum dikombinasikan dengan model media sosial. Untuk model video saat ini sudah digarap Periscope, sementara musik oleh SoundCloud.

Saat ini Pundit sedang fokus pada user growth. Terakhir Pundit mengadakan sesi AMA dengan Miss USA. Pundit juga tidak hanya ingin berfokus pada teknologi saja, melainkan juga pada konten. Beberapa content creator di Los Angels juga mulai diajak bekerja sama untuk meramaikan Pundit di pasar Amerika Serikat. Saat ini Pundit memang sedang fokus di sana dan target berikutnya adalah pasar di Indonesia.

Perjalanan lolos seleksi Disney Accelerator Program

Disney Accelerator merupakan program akselerasi gabungan dari Walt Disney Company dan Techstars. Tidak hanya itu, beberapa perusahaan juga digandeng untuk menjadi mentor yang spesifik untuk membina startup dalam bidang tertentu. Setiap tahunnya (dimulai tahun lalu), program ini menyeleksi 10 startup terbaik untuk dibimbing selama 3 bulan sehingga membuat produk yang diusungnya dapat memiliki value yang lebih besar untuk dunia.

Setiap tahunnya terdapat lebih dari 1000 startup mendaftar untuk program ini. Selain investment awal yang cukup menggiurkan, yakni senilai $120.000, program mentoring yang ada, bersama para entrepreneur dan bos enterprise dunia menjadi incaran para pelaku di startup. Sebagai media company dan startup accelerator jempolan, Disney dan Techstars mengadakan proses seleksi yang begitu ketat.

Menceritakan pengalamannya bergabung di program ini, Billy mengatakan:

“Jika hendak bergabung dalam program ini, sadarilah, bahwa startup-mu akan didaftarkan pada program akselerator terbesar di dunia, pastikan startup sudah memiliki user dan produk, bukan hanya membawa ide, dan yang paling penting ialah traction. Traction ini bukan tentang aplikasimu sudah terunduh oleh 1 juta pengguna, namun lebih kepada apakah solusi yang diciptakan memang benar-benar dibutuhkan oleh banyak orang?”

Memiliki visi yang besar juga menjadi salah satu poin kunci. Pada dasarnya para investor akan bertaruh dengan kapabilitas yang dimiliki startup. Kebanyakan dari mereka tidak akan melihat situas, status, perkembangan produk dan sebagainya yang terjadi saat ini. Mereka akan melihat 5 atau 10 tahun lagi apakah produk yang diusung dapat menjadi salah satu tren yang merubah dunia. Visi yang dibawa Pundit ialah mereka ingin membawa pergeseran di dunia radio, yang saat ini masih memiliki populasi yang sangat besar, dari model konvensional ke yang berbasis media sosial sehingga interaksi yang ada akan lebih mudah.

Sebelumnya Pundit pernah menadpatkan pendanaan dari Hertz Corporation dan Firsthand Capital semasa membangun startup di masa kuliah. Kali ini adalah pertama kalinya bagi Pundit mengikuti program akselerator dan mendapatkan pendanaan terbesarnya.

Menjadi peserta yang paling muda, Pundit ingin manfaatkan momen ini untuk membuat produknya mendunia

Pundit memiliki dua harapan besar dari keikutsertaannya dalam program akselerasi ini. Hal pertama ialah mentoring. Billy mengatakan bahwa semua startup butuh mentor karena menjadikan besar sebuah startup tidaklah mudah. Pundit sendiri hanya terdiri dari tiga orang anggota tim, yaitu Billy sebagai CEO, rekannya Chris Aston Chen sebagai President (fokus di urusan operasionalitas bisnis), dan Jason Ji sebagai CTO. Ketiganya masih berumur 22 tahun dan fresh graduate.

Faktor kedua adalah kesempatan untuk dapat berelasi dengan perusahaan-perusahaan besar dunia. Berakaca dari peserta program ini tahun lalu, para startup sampai saat ini masih keep in touch dengan Disney dan perusahaan rekanannya dalam program ini. Karena selain memberikan kesempatan untuk dapat mempelajari pola bisnis perusahaan sukses, ini akan membuka kesempatan bagi startup dalam hal perluasan pasar dan pengembangan bisnis di tingkat dunia.

Kegagalan adalah proses menarik, hampir semua entrepreneur memiliki kisah kegagalannya

Pundit dimulai oleh Billy dan rekan semenjak semester ke-4 kuliahnya di New York University. Sebelum mendapatkan traction luar biasa di produknya saat ini, Pundit juga sempat melewati transformasi produk yang signifikan. Awalnya bernama DailyPundit, sebuah platform tanya jawab untuk membahas sebuah berita terhangat. Awalnya Billy dan rekan menganggap bahwa ini akan memberikan traction yang bagus, karena berita terkini seringkali jadi perbincangan hangat. Ternyata anggapan tersebut tak sepenuhnya benar.

Sampai suatu ketika bertemulah Billy dengan seorang Editor pemberitaan di Amerika Serikat yang menanyakan: “Mengapa sesi tanya jawabnya tidak melibatkan orangnya langsung?”

Hal itu menjadi salah satu titik bagi Pundit untuk bertransformasi. Pundit menyadari bahwa ada dunia yang lebih besar dari news, yakni popularitas yang dibawakan seorang public influencer. Awalnya Pundit juga masih mengusung tanya jawab sepenuhnya text-based, tapi ternyata menuliskan jawaban detil di ponsel terkadang menjadi hambatan tersendiri bagi banyak orang, terutama untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya menjelaskan atau mengklarifikasi. Di sini konsep audio reply diusung.

Harapan Billy sebagai anak bangsa yang membangun passion-nya di negeri orang

Berkuliah di jurusan ilmu komputer menjadi pilihan personal Billy yang menghantarkannya kepada passion untuk membangun solusi berbasis teknologi. Namun terdapat kegemaran lain yang juga ingin dikejar, yaitu membahas isu-isu terkini dunia, dari isu politik hingga bab lain terkait kemanusiaan dan sebagainya. Billy mengatakan:

“Melakukan diskusi publik menjadi hal yang mernaik bagi saya. Sebagai seorang coder, saya berusaha melihat apa yang bisa saya buat dengan teknologi untuk bisa membangun medium yang efisien untuk memfasilitasi kebutuhan ini. Dari awal saya sudah sangat bersemangat untuk membangun sebuah tech-startup yang nantinya juga dapat tumbuh berkembang di Indonesia, saya tahu itu tidak mudah, begitu pun di sini, banyak yang mengatakan untuk mengantarkan startup-nya ke Silicon Valley bukanlah hal yang mudah, namun itu yang membuat saya tertantang dan memicu untuk menjadikan Pundit go global.”

Ia juga berharap bahwa Pundit tidak hanya akan bertumbuh di waktu 3 bulan dalam akselerasi saja. Setelah mendapatkan relasi yang baik, Billy ingin membawa Pundit kepada komunitas yang lebih besar untuk menangani kebutuhan publik yang lebih luas. Selanjutnya juga akan membawa Pundit ke pasar Indonesia yang sangat potensial dengan produk berbasis media sosial.

Atmosfer persaingan di Indonesia dan di Amerika Serikat yang mulai sama

Di Indonesia Billy melihat banyak sekali produk dan startup potensial. Meskipun kompetisi dalam bisnis di Amerika Serikat condong lebih intend, namun di Indonesia arahnya juga akan menuju ke sana.

“Di Indonesia saya punya teman namanya Christian Sutardi. Dia salah satu yang berjiwa entrepreneur[ship] hebat di Indonesia dan saya yakin banyak orang yang memiliki passion dan semangat berkompetisi yang sama dengannya,” ujar Billy.

Billy memiliki harapan agar startup di Indonesia yang saat ini bermunculan memiliki visi mengglobal, untuk bisa mengubah dunia dengan solusi dan proyek yang mereka tawarkan. Masih banyak potensi yang dapat dimanfaatkan untuk berkembang. Di Indonesia banyak supply orang pintar di dunia teknologi dan sains, harapannya mereka dapat membawa Indonesia ke level yang lebih advanced dalam dunia startup teknologi

“Saya akan pulang ke Indonesia seusai program akselerasi di kantor Disney ini,” pungkas Billy.

Previous Story

Mengenang Perjalanan Maestro Gaming Satoru Iwata Bersama Nintendo

Next Story

Cara Menambah Teman di Snapchat

Latest from Blog

Don't Miss