CEO Proyekin Lucky Okdiwianto menceritakan, startup yang ia bangun menargetkan dua segmen sekaligus, yakni segmen bisnis seperti pengembang/kontraktor dan segmen pengguna biasa. Memulai debut beta sejak Juli 2018, Lucky cukup optimis Proyekin bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dengan pendekatan berbasis marketplace.
“Proyekin saat ini sudah memiliki kurang lebih 500 armada pengantar dari 30 mitra yang tersebar di wilayah Jabodetabek serta Karawang. Mitra-mitra tersebut adalah distributor dan supplier dari beberapa perusahaan bahan bagunan besar di masing-masing wilayah,” ujar Lucky menjelaskan.
Proyekin saat ini belum melakukan fundraising. Mereka tengah fokus dalam mematangkan bisnis dan menjalankan beberapa strategi pertumbuhan, salah satunya dengan memperluas kerja sama dengan beberapa perusahaan bahan bangunan. Dengan strategi ini Proyekin berharap bisa memangkas waktu pengiriman barang.
Barang-barang yang bisa dipesan melalui Proyekin meliputi semen, batu, pasir, ready mix (beton jadi), pompa beton dan lain sebagainya. Untuk model bisnisnya mereka akan mengambil komisi untuk setiap transaksi yang dilakukan di sistem Proyekin.
“Solusi yang Proyekin tawarkan membantu pemain konstruksi untuk mendapatkan harga yang transparan dengan didukung metode pembayaran yang fleksibel, sehingga memudahkan proses bisnis mereka. Di sisi supplier dan distributor kami juga bisa memberikan bantuan untuk memasarkan produknya, dan tentunya mengurangi biaya operasional bisnis mereka,” jelas Lucky.