Banyak pertimbangan yang menyebabkan profesi pekerja sampingan kini menjadi salah satu pilihan favorit bagi sebagian orang. Mulai dari faktor sistem perkantoran yang merepotkan, hingga komunikasi via online yang memungkinkan orang untuk bekerja secara remote bisa menjadi sebab mengapa pekerjaan berlabel ‘freelance’ kian diminati. Telah cukup banyak sebenarnya platform marketplace yang menawarkan pencarian pekerjaan paruh waktu ini, salah satunya yang terbaru yakni Projects.co.id.
Secara garis besar, Projects tak ubahnya seperti SribuLancer maupun Freelancer yang menyediakan wadah untuk mempertemukan para pencari kerja dan pebisnis yang membutuhkan talenta jasa dari setiap kalangan. Meski serupa, Projects rupanya punya cara lain untuk meningkatkan daya saing bisnis di antara para pesaingnya tersebut, yakni dengan mengandalkan marketplace jual-beli produk digital.
Saya memang tak akan berbicara banyak mengenai platform marketplace freelancer yang dimilikinya. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, semua penataan sistem penggunaan fitur ini tak jauh berbeda dengan situs lain yang serupa, para pencari kerja cukup menjelajah penawaran kerja apa yang cocok, kemudian bisa mengambil kesempatan untuk ‘deal’ dengan pihak pebisnis yang membutuhkan jasa talenta seperti misalnya graphic designer, programmer, copywriter, bahkan social media specialist yang konon sedang diminati saat ini. Untuk cara kerja lengkapnya Anda bisa simak di sini.
Dalam marketplace jual-beli produk digital, fitur inilah yang menurut saya mengapa Projects patut menjadi startup yang cukup inovatif. Seperti yang tertulis di dalam halaman resminya, semua produk digital yang dikemas dalam bentuk file bisa diperjualbelikan di Projects. Misal saja seperti software, dokumen, dan lain sebagainya. Marketplace jual-beli ini tentu memberi pilihan, jika tidak ingin repot ‘terikat’ kontrak dengan pencari jasa, maka bisa menawarkan solusinya melalui marketplace ini. Dengan konsep yang sedemikian rupa, maka dari sini pula Projects menjalankan model bisnisnya.
Seperti yang dijabarkan dalam halaman Pricing, bisa dilihat komposisi monetisasinya bersumber dari dua kanal layanan utama, yakni marketplace freelancer dan marketplace jual-beli produk digital. Dalam marketplace freelancer, Projects menarik fee sebesar 12% yang diambil dari nilai kontrak kerja. Sementara itu, dalam marketplace jual-beli produk digitalnya, opsional model bisnisnya jauh lebih beragam, seperti penarikan fee dari transaksi sebesar 15%, biaya transfer sebesar Rp 7.500, hingga sejumlah fee yang ditarik dari pembayaran via kartu kredit.
Dari konsep yang ditawarkan, Projects semestinya bisa memiliki peluang yang cukup baik untuk mengarungi bisnis dalam industri startup lokal yang kian dinamis. Kembali lagi dengan modal menawarkan marketplace freelance yang beragam dan inovatif, Projects mungkin bisa memiliki niche yang pas. Para pencari kerja yang mungkin tak mau repot berbelit dengan kontrak freelance dan lain sebagainya, dan punya produk digital yang sebenarnya bisa mendatangkan uang, mungkin bisa memilih Projects sebagai alternatif di samping para kompetitornya.
[ilustrasi foto: Shutterstock]