Dark
Light

Project Scorpio Menandai Akhir Era Console yang Kita Kenal

1 min read
September 26, 2016

PlayStation 4 Pro dan Project Scorpio merupakan langkah para console maker memenuhi tuntutan terhadap semakin tingginya kualitas konten. Rivalitas kedua perusahaan tersebut memang seru dan sangat menarik disimak, tapi kita juga melihat sebuah revolusi besar tengah terjadi di ranah home console. Buktinya, siklus hidup hardware kini terasa berputar lebih cepat.

Meski berbeda ekosistem, performa hardware, serta koleksi permainan, Scorpio dan PS4 Pro mempunyai basis gagasan serupa mengenai mengapa mereka disiapkan. Microsoft sendiri mengklaim Scorpio sebagai console terkuat yang pernah ada, menjanjikan kinerja grafis sebesar 6-teraflop, memungkinkan sistem menjalankan permainan di resolusi 4K sejati. Meski demikian, ada alasan mengapa Microsoft tidak menamainya Xbox ‘Two’, hal ini juga boleh jadi menandai sebuah akhir dari era console.

Berbicara pada TechRadar, Albert Pinello dari Microsoft menjelaskan argumentasi mereka. Buat meramu sistem, sang produsen fokus pada prinsip kontinuitas. Maksudnya, tidak ada perbedaan sama sekali dalam penyuguhan secara retail. Bedanya hanya ketika game dihidangkan: saat disc dimasukkan ke Xbox One S, Anda akan memperoleh kualitas current-gen; kemudian saat permainan ditangani Scorpio, maka kita mendapatkan konten high-end.

Mirip seperti yang pernah disampaikan Shuhei Yoshida soal PS4 Pro, Scorpio masih merupakan bagian dari keluarga Xbox One, mendukung seluruh aksesori, periferal, game, serta dibekali fungsi serupa. Hanya saja, berkat Scorpio, gamer memperoleh lompatan mutu visual. Lalu untuk segmen pembuatan konten, Microsoft yakin developer dapat memanfaatkan tingginya kapabilitas hardware sehingga mereka lebih leluasa berkreasi.

Dengan agenda melepas dua produk dalam dua tahun (One S dan Scorpio tahun depan), TechRadar bertanya apakah pasar console nantinya akan menyerupai siklus smartphone. Pinello membenarkan bahwa banyak orang menggunakan analogi ini, namun ia menegaskan terdapat banyak perbedaan substansial antara console dan smartphone, misalnya dari penyajian produk sampai pendanaan. Tak serupa seperti perangkat bergerak, console maker tidak bisa seenaknya merilis versi baru hanya karena ada update kecil.

Menariknya lagi, Microsoft menyadari hadirnya versi refresh dan model high-end platform current-gen berpotensi membuat kesal dan membebani gamer. Solusinya adalah Microsoft mengungkap detail informasi dari awal dan mengutarakannya secara gamblang agar tidak menyesatkan. Misalnya seperti yang dituturkan Phil Spencer, Scorpio tidak memberi banyak manfaat jika Anda tidak mempunyai TV 4K.

Peluncuran Scorpio yang ditetapkan pada ‘musim liburan’ 2017 juga sengaja dilaksanakan ketika sudah ada lebih banyak orang memiliki TV 4K. Dan bagi Microsoft, Scorpio adalah sebuah pilihan tambahan untuk konsumen.

Header: VideoGamer.

Previous Story

Portal Belajar Online LinkedIn Learning Tawarkan 9.000 Topik Pembelajaran

Next Story

Google Tunjukkan Kebolehan AI dalam Mendeskripsikan Foto dengan Akurasi 94 Persen

Latest from Blog

Don't Miss

Microsoft 365 Copilot Kini Sudah Mendukung Bahasa Indonesia

Microsoft mengumumkan bahwa Microsoft 365 Copilot kini mendukung penggunaan dalam
Kemkomdigi-dan-Microsoft-Umumkan-ElevAIte-Indonesia,-Ini-5-Pilar-Utamanya

Kemkomdigi dan Microsoft Umumkan ElevAIte Indonesia, Ini 5 Pilar Utamanya

Indonesia tengah memasuki era baru yang ditandai oleh pesatnya perkembangan