Dark
Light

Produk Enam Startup Ini Dapat Dimaksimalkan untuk Kembangkan Sektor Publik Nasional

3 mins read
January 5, 2016

Startu-startup ini dirilis pada tahun 2015. Meskipun masih tergolong sangat baru, namun visi dan produk yang diusung dinilai mampu dimaksimalkan untuk menciptakan terobosan baru di sektor publik. Mulai dari sektor pertanian, energi terbarukan, kesehatan, transportasi dan sosial, inovasi digital yang disuguhkan memberikan warna baru, yang tentunya mempermudah masyarakat dalam mendapatkan akses layanan.

Berikut ini adalah 6 startup yang berpotensi dimaksimalkan untuk melahirkan layanan publik yang nyaman:

Cara baru iGrow memasyarakatkan investasi di sektor pertanian

Dianugerahi sebuah lahan yang subur, dengan dukungan iklim dan cuaca, jika mengatakan pertanian adalah passion Indonesia sepertinya bukan sesuatu yang berlebihan. Mirisnya industri pertanian dianggap kurang menarik sebagai lini bisnis dan investasi, khususnya bagi kalangan muda. Melihat kecenderungan tersebut, bermodalkan sentuhan digital Startup Center dan Badr Interactive menginsiasi iGrow untuk melunturkan stigma tersebut.

Gambaran paling mudah dari sistem iGrow adalah permainan Farmville. Ya, iGrow memiliki konsep yang sama dengan permainan tersebut. iGrow memungkinkan penggunanya untuk bercocok tanam secara digital. Pengguna mengelola dan berinvestasi lahan serta tanaman secara digital, mengelola secara digital, namun pertanian tersebut nyata adanya. Dasbor iGrow menjadi perantara antara pengguna dengan penggarap lahan. Konsep yang segar dan cukup menarik.

Konsep baru di sektor pertanian dapat terus digalakkan untuk mengembalikan swasembada di sektor pertanian. Inovasi dinilai akan mampu membuat sektor pertanian terlihat mentereng, terutama memudahkan jalur investasi. Faktanya di lapangan petani membutuhkan banyak sokongan untuk memaksimalkan budidayanya. Kendati tidak terlibat secara langsung di lapangan, antusias dan keikutsertaan masyarakat dengan model yang ditawarkan iGrow mampu memberikan penghidupan layak bagi para petani.

Janaloka ajak masyarakat terbiasa dengan teknologi terbarukan

Lulusan Founder Institute 2015 bernama Gretiano Wasian (Neno) melihat sebuah isu di masyarkat, terutama di luar kota-kota besar, terkait dengan ketersediaan listrik. Tak seperti di perkotaan, kebutuhan (yang bisa dikategorikan) primer tersebut seringkali masih mengalami keterbatasan dalam memenuhi ketersediaan. Memanfaatkan potensi dan tenaga yang mudah dijumpai, Neno melahirkan Janaloka, sebuah portal online (yang juga bergerak secara offline) untuk mengedukasi masyarakat seputar teknologi terbarukan.

Janaloka memulai kiprahnya dengan memperkenalkan implementasi panel surya untuk memenuhi pasokan listrik rumahan. Dipahami untuk melakukannya memang tak mudah, baik secara teknis maupun non-teknis. Secara teknis Janaloka mengajarkan berbagai konsep pemasangan panel surya, termasuk perhitungan daya listrik yang dihasilkan dari teknologi tersebut. Dari sisi non-teknis Janaloka memforkuskan pada sosialisasi teknologi terbarukan menjadi sebuah investasi yang akan banyak menguntungkan masyarakat dalam jangka panjang.

Memiliki visi untuk menciptakan ekosistem eco/green lifestyle, Janaloka ingin mulai membiasakan masyarakat untuk tidak hanya terpaku terbiasa dengan energi fosil yang tidak dapat diperbarui (atau bisa namun dengan jangka waktu yang sangat panjang). Solusi ini dinilai efektif, terlebih sudah ada kebijakan pemerintah yang memperbolehkan adanya sumber pembangkit lain untuk kebutuhan personal di luar jaringan PLN. Terkait dengan ROI, dari perhitungan yang dibuat Janaloka implementasi panel surya akan dirasakan keuntungannya setelah berjalan 7 tahun. Panel suryanya sendiri akan tahan selama 25 tahun penggunaan.

WeCare ajak masyarakat sehatkan Indonesia dan teknologi berbasis aplikasi bernama MetSApp

Permasalahan paling umum terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia terkait dengan biaya. Pemberlakuan jaminan kesehatan yang masih belum merata seringkali memaksa kalangan masyarakat bawah untuk pasrah atas penyakit yang diderita. Cerita tersebut menginisiasi sebuah startup bernama WeCare untuk menghadirkan sebuah platform crowdfunding yang dikhususkan untuk penyaluran dana kesehatan. Dengan biaya yang cukup, WeCare ingin memastikan masyarakat kalangan bawah mendapatkan pengobatan maskimal atas penyakit yang dideritanya.

Startup pengembang teknologi machine learning Elitics Technology juga memiliki keprihatinan yang sama atas isu kesehatan. Setelah menginsiasi platform kesehatan berbasis big data, September lalu startup ini meluncurkan MetSApp (Metabolic Syndrome Application). Aplikasi ini difokuskan pada pencegahan sindrom metabolik, sebagai penyebab diabetes dan kolesterol. Dengan mencatat, mengamati, dan memberikan rekomendasi secara berkesinambungan (berbekal kelincahan machine learning) kepada pengguna tentang pola makan dan aktivitas, aplikasi ini siap menjadi asisten sehat masyarakat Indonesia.

Qlue Transit manfaatkan media sosial untuk kebutuhan informasi transportasi publik

Di kota sepadat Ibukota Jakarta, layanan tranportasi menjadi salah satu kebutuhan penting untuk aktivitas keseharian masyarakatnya. Isu kemacetan dan lalu lintas lainnya memaksa berbagai pihak untuk lebih bijak menggunakan fasilitas umum. Namun terkadang untuk menggunakan fasilitas umum seperti moda transportasi bus kota kenyamanan menjadi hal yang selalu dipertanyakan. Tidak hanya seputar kenyamanan di dalam bus, termasuk juga sistem informasi yang mengorganisir jadwal pemberangkatan.

Bermitra dengan pihak TransJakarta, pengembang aplikasi smartcity TerralogiQ mengembangan Qlue Transit. Aplikasi berlatform Android ini memungkinkan pengguna untuk dapat memonitor posisi bus TransJakarta hingga keramaian haltenya. Solusi semacam ini begitu penting dihadirkan di masyarakat, tidak hanya di Jakarta, namun harus direpliaksi di seluruh kota. Kenyamanan dan keramahan transportasi umum akan membiasakan masyarakat untuk memilih moa transportasi ini dalam kesehariannya, sehingga berpotensi besar mengurai kemacetan di jalan raya.

shutterstock_255844921

Penyandang disabilitas diberikan akses ke kanal pekerjaan inklusi melalui Kerjabilitas

Kendati sudah dituangkan dalam perundang-undangan porsi untuk ruang kerja inklusi, nyatanya penyandang disabilitas di Indonesia masih kesulitan untuk mendapatkan kesempatan kerja yang pas untuknya. Menanggapi isu ini, sebuah LSM asal Yogyakarta mengembangkan platform Kerjabilitas, sebuah situs dan aplikasi online yang dapat digunakan penyandang keterbatasan fisik untuk mendapatkan informasi dan layanan seputar kesempatan kerja.

Berbagai pendekatan diimplementasikan dalam pengembangan desain Kerjabilitas, termasuk dengan mempelajari bagaimana pola kalangan difabel bersosialisasi. Kerjabilitas bahkan mendapatkan apresiasi terpilih ke dalam Google Launchpad Accelerator batch 1 yang akan diberangkatkan ke Mountain View untuk diinkubasi Januari mendatang. Memiliki visi untuk menjadi sebuah gerakan nasional, Kerjabilitas turut memberikan edukasi kepada perusahaan dan bisnis atas penerimaannya terhadap kalangan difabel.

Previous Story

Acer Umumkan Tablet untuk Pemula dan Anak-anak, Iconia One 8

Next Story

DJI Kembali Perkenalkan Drone Baru, DJI Phantom 3 4K

Latest from Blog

Don't Miss

Bisnis LinkAja 2021

Masuki Tahun Ke-2, LinkAja Pertajam Solusi Keuangan untuk UMKM

LinkAja bakal menggencarkan lebih banyak solusi keuangan untuk merchant UMKM

LinkAja Officially Acquires iGrow

LinkAja today (29/4) announced its acquisition of iGrow, a p2p