Bagi startup yang baru saja didirikan pendanaan tentunya merupakan fokus utama yang harus diprioritaskan. Kebanyakan startup baru lebih mengandalkan cara bootstrapping yaitu menggunakan modal sendiri dan bantuan dana dari pihak keluarga, teman atau kerabat terdekat. Jika modal belum juga terkumpulkan, mengajukan pendanaan kepada angel investor juga bisa dilakukan. Biasanya angel investor menyediakan jumlah yang tidak terlalu besar dan sesuai dengan keperluan startup di masa awal membangun startup. Dalam artikel berikut ini akan dibahas pro dan kontra mengajukan pendanaan dengan angel investor.
Pro:
Fleksibilitas
Dibandingkan dengan mengajukan pinjaman kepada bank yang saat ini masih membatasi kesempatan kepada startup baru untuk mendapatkan pinjaman, begitu juga dengan venture capital yang memiliki kriteria cukup banyak untuk startup baru, pilihan mengajukan kepada angel investor tentunya merupakan langkah yang tepat. Kebanyakan angel investor memiliki uang pribadi dengan jumlah peminjaman yang tidak terlalu besar. Hal tersebut tentunya memudahkan kedua belah pihak untuk melancarkan perjanjian.
Menurut survei yang dilakukan oleh Universitas Hampshire’s Center for Venture Research, angel investor menyediakan pendanaan sekitar dua pertiga dari dana yang dibutuhkan. Dengan demikian peluang untuk mendapatkan investasi diawal sangat besar kesempatannya.
Mendapatkan mentoring dan konsultasi
Hal lain yang menjadi manfaat lebih jika mengajukan pendanaan dari angel investor adalah kesempatan untuk mendapatkan mentoring atau konsultasi langsung dari mereka. Kebanyakan angel investor adalah para entrepreneur yang telah berpengalaman dan memiliki bisnis yang mapan. Pengetahuan dan informasi yang didapatkan dari angel investor tentunya menjadi nilai lebih yang bisa didapatkan oleh startup.
Tidak ada biaya bulanan
Keuntungan lainnya yang bisa didapatkan jika mengajukan pinjaman melalui angel investor adalah tidak ada biaya bulanan. Hal ini tentunya berbeda jika Anda mengajukan pinjaman melalui bank. Uang yang dibayarkan kepada angel investor adalah berupa share dari setiap keuntungan yang didapatkan menyesuaikan investasi yang diberikan. Dengan demikian Anda bisa lebih fokus kepada pertumbuhan bisnis dan monetisasi tanpa harus khawatir dengan bunga dan pungutan biaya lainnya.
Kontra:
Tidak ada dana tambahan
Karena risiko kehilangan uang lebih banyak, biasanya angel investor enggan untuk memberikan dana tambahan yang dibutuhkan oleh startup saat keadaan mendesak. Para angel investor biasanya bersedia untuk memberikan dana tambahan jika bisnis berjalan lancar dan telah mendapatkan keuntungan.
Meminta bagian lebih besar
Dalam hal pembagian keuntungan biasanya angel investor bakal meminta persentase tertentu dari saham atau ekuitas di perusahaan Anda dan mengharapkan ROI besar untuk exit strategy. Bagi mereka ini adalah hal yang wajar, karena mereka berinvestasi dalam bisnis yang masih sangat muda dan berisiko. Hal lain yang perlu diperhatikan ketika bisnis tidak berjalan dengan lancar, biasanya angel investor akan memperkerjakan tenaga ahli untuk membantu startup Anda. Tenaga profesional ini biasanya akan menuntut gaji yang lebih dan tentunya bisa jadi ‘menggangu’ dari rencana awal Anda.
Tidak memiliki nama yang cukup besar
Jika Anda mendapatkan pinjaman dari bank ternama atau venture capital lokal dan asing yang besar tentunya bisa memberikan efek positif untuk bisnis Anda, yaitu pengakuan atau recognition. Hal ini tentunya berbeda ketika Anda mengajukan pinjaman melalui angel investor. Mereka tidak memiliki pengakuan luas seperti perusahaan VC dan bank. Hal ini membuat sulit bagi pengusaha untuk menemukan mereka.
Namun demikian saat ini sudah banyak angel investor yang tampil dengan brand mereka, selain itu sudah banyak juga bermunculan asosiasi yang menjadi wadah para angel investor, sesuai dengan latar belakang dan minat dari masing-masing angel investor tersebut.