Layanan pembanding harga yang didukung oleh Rocket Internet PricePanda hari ini baru saja merilis versi terbaru untuk situs mobile sebagai bagian dari rencana mereka untuk ekspansi dalam layanan online-nya di Asia Tenggara. Keputusan untuk merilis tampilan terbaru versi mobile dari PricePanda ini merupakan sebuah refleksi data penelitian yang dilakukan perusahaan untuk pengguna Asia Tenggara pada preferensi pembelanja.
Data yang dikumpulkan oleh PricePanda dapat memberikan gambaran tren belanja online di beberapa negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia. Dengan total populasi empat negara Asia Tenggara yang mencapai 375 juta, tentu menjadikan posisi Asia Tenggara sebagai sebuah pangsa besar yang menggiurkan, khususnya Indonesia dengan pertumbuhan pengguna internet yang cepat dan besar.
Menurut data dari PricePanda, 56 % pengguna di Indonesia dan 46% pengguna di Malaysia berbelanja online melalui ponsel. Sementara di Singapura dan Filipina mencapai 43% dan 31% untuk aktivitas pengguna dalam menggunakan alat genggam mereka untuk beraktivitas online dan berbelanja. Data tersebut menunjukkan preferensi pengguna untuk belanja online di ponsel mereka cukup besar.
Dalam data tersebut juga terungkap selain perangkat mobile, perangkat klasik seperti deskop pun masih diminati sebagai pilihan untuk berbelanja online. Kecenderungan tersebut terlihat di Singapura dan Filipina. Pembeli di sana lebih memilih pendekatan yang lebih klasik dengan menggunakan perangkat desktop untuk browsing dan membeli sebuah barang, dengan persentase 47% dan 58%. Sedangkan di Indonesia dan Malaysia hanya mencapai 44% dan 38% untuk aktivitas pengguna melalui desktop. Namun perangkat tablet ternyata menjadi perangkat yang kurang populer untuk belanja online, dengan hanya persentase 6% sampai 11% saja dari jumlah total pengguna.
Oleh karena itu untuk berekspansi lebih luas PricePanda juga sudah menunjuk dua pimpinan baru, memperbarui tampilan situs mereka, dan membuka kantor kedua di Singapura baru-baru ini. Kedua pemimpin baru mereka yakni Robin Steinhaus dan Philip Wegener dipercaya untuk memimpin perubahan atas manajemen dan strategi mereka.
Situs mobile ini dibuat PricePanda untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan beradaptasi dengan pilihan berbelanja yang berfokus pada pelanggan baru. Langkah yang diambil PricePanda ini bisa dibilang tepat mengingat Google telah mengumumkan bahwa akan menangani pendekatan baru untuk rating website yang beradaptasi dengan baik untuk perangkat mobile yang akan mulai berlaku dalam beberapa minggu ke depan. Perusahaan mesin pencari tersebut memilih untuk memberikan label situs yang telah memodifikasi konten dan peralatan mereka untuk digunakan pada smartphone dan perangkat genggam lainnya, sebagai mobile friendly dalam hasil pencarian.
Hadir di Indonesia sejak pertengahan 2012, PricePanda sudah melakukan berbagai macam upaya untuk meningkatkan layanannya termasuk dengan meluncurkan aplikasi di perangkat Android dan iOS. Pada awal Januari 2014 PricePanda juga sudah mendapatkan pendanaan sebesar $3 juta dan mengklaim telah mengarahkan 1 juta pengguna di awal tahun. Di Indonesia sendiri PricePanda bersaing dengan PriceArea, Telunjuk, dan PriceBook yang memiliki model bisnis serupa.
[Ilustrasi: Shutterstock | PricePanda Blog]