Dark
Light

Platform Pongo Jembatani Kebutuhan Konten “Live Streaming” untuk Promosi E-commerce

2 mins read
September 8, 2021
Pongo Indonesia
Konten live streaming dan video pendek dinilai dapat tingkatkan traksi penjualan produk di e-commerce / Pongo

Platform Pongo Indonesia mantapkan debut di pasar lokal, hadir menjembatani kebutuhan video pendek dan live streaming untuk promosi produk e-commerce. Upaya mereka melakukan penetrasi pasar juga makin serius setelah induk perusahaannya membukukan pendanaan seri A $7,7 juta dari SMZDM, Lenovo Venture Capital, dan Grift Ventures.

Startup asal Tiongkok tersebut ingin membawa kisah sukses dari negara asalnya. Di sana konten promosi berbasis video dapat menghasilkan traksi yang bagus untuk produk e-commerce, jugadalam meningkatkan brand awareness. Untuk memaksimalkan bisnis di Indonesia, mereka juga telah membentuk tim lokal yang dinakhodai oleh Nathasya Kristianto sebagai direktur.

Menghubungkan pembuat konten dengan brand

Dalam sebuah wawancara kepada DailySocial.id, Nathasya menjelaskan Pongo Indonesia memosisikan diri sebagai perusahaan Multi-Channel Network (MCN). MCN dapat dikatakan menjadi penghubung antara pembuat konten dengan brand. Untuk menaungi dan memaksimalkan performa para talent/creator, mereka akan mendapatkan fasilitas dan dukungan yang diperlukan.

“Pongo juga menawarkan cara baru untuk memperoleh pendapatan bagi masyarakat Indonesia sebagai pelaku live streaming. Melalui konten-konten yang dibuat para pelaku streaming, diharapkan tidak hanya membantu brand dalam menjual produk mereka, tetapi juga bisa membantu para konsumen mendapatkan barang dengan kualitas yang bagus,” imbuhnya.

Berbagai kalangan bisa bergabung, Pongo akan membekali mereka dengan berbagai pelatihan, seperti public speaking, personal branding, hingga ke hal-hal teknis yang mendetail di dalam dunia live streaming.

Tim Pongo Indonesia / Pongo

“Selain itu, kami memberikan peluang kepada penjual tradisional sebagai pengguna kami untuk dapat menjangkau konsumen secara online sekaligus meningkatkan hasil penjualan produknya. Rekomendasi video pendek kami dan juga mode penjualan secara live akan membantu brand mendapatkan efek ganda dari publisitas brand dan penjualan,” jelas Nathasya.

Pongo sendiri sebenarnya sudah hadir di Indonesia pada tahun 2020 lalu. Saat ini mereka telah memiliki lebih dari 20 pelaku live streaming dari berbagai kategori yang siap membantu para penjual tradisional atau brand dalam melakukan penjualan. Mulai dari produk olahraga, kecantikan dan perawatan, pakaian, aksesoris dan masih banyak kategori lainnya lagi.

Sementara itu, Pongo juga secara bertahap menjalin kerja sama dengan berbagai brand, seperti Taotronics, Eraclean, Baseus, Meiling, Ravpower, Dazzle Me, Life Space, D.S.M, Acome, Joyseus, Perfin, dan masih banyak lagi.

Potensi pemasaran lewat video

Dari data yang disampaikan, fenomena streaming di e-commerce tengah mengalami lonjakan popularitas di Tiongkok dan juga berkembang pesat di Asia Tenggara, terutama di era pandemi. Menurut Forbes, industri tersebut diperkirakan menghasilkan $60 miliar per tahun atau sama dengan Rp856 triliun. Pada tahun 2019, sekitar 37% pembeli online di Tiongkok (265 juta orang) melakukan pembelian melalui sesi live streaming.

“Faktor kunci yang menyebabkan keberhasilan live streaming ini adalah memicu kesegeraan atau sense of urgency untuk membeli produk tertentu melalui promosi penjualan besar-besaran, seperti flash sale,” terangnya.

Jika kita melihat beberapa aplikasi e-commerce populer di Indonesia, seperti Shopee atau Bukalapak, secara rutin mereka mengagendakan kegiatan live streaming  (baik di dalam platform atau di media sosial) dalam mengiringi momen-momen tertentu, misalnya saat pesta belanja online. Secara khusus aplikasi mereka juga dibubuhi dengan kapabilitas untuk menampilkan sesi tersebut, dilengkapi fitur interaktif untuk konsumen. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, secara khusus Blibli juga meluncurkan fitur Blibliplay di dalam aplikasinya.

“Dengan meningkatnya tren video pendek dan live streaming, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi terkenal. Selain itu, menjadi pelaku live streaming juga menghadirkan peluang besar bagi mahasiswa, ibu rumah tangga, maupun penjual tradisional untuk menghasilkan pendapatan baru yang stabil. Kami sedang mempersiapkan peluncuran program pelatihan bagi para pelaku live streaming dalam waktu dekat,” kata Nathasya.

Era promosi video

Dari hasil survei terhadap pengguna e-commerce di Amerika Serikat yang dipublikasikan Sales Layer, menunjukkan tren mengesankan tentang sumbangsih konten berbasis video untuk kegiatan promosi. Dari sisi konsumen, 96% calon pembeli terbantu penjelasan video untuk mempelajari tentang produk yang dibeli. Sementara 85% pebisnis juga mulai memanfaatkan alat berbasis video untuk meningkatkan pemasaran dan penjualan mereka.

Konten promosi berbasis video sangat diminati oleh pengguna layanan e-commerce / Sales Layer

Di sisi lain, bisnis juga ditawarkan oleh pendekatan pemasaran berbasis influencer atau oleh selebriti media sosial melalui konten-kontennya. Di ranah ini, beberapa startup juga menyajikan alat untuk menghubungkan talenta dengan pemilik brand. Dari catatan DailySocial.id, sejauh ini ada beberapa platform yang aktif di pasar Indonesia, di antaranya Partipost, Ranena, AnyMind, Hiip, Verikool, Socialbuzz — bahkan secara khusus Gojek juga menggandeng platform Allstars untuk memberikan opsi pemasaran serupa bagi mitranya.

Previous Story

SSD Portabel dan Flash Disk Baru Kingston Unggulkan Kecepatan di Atas Rata-Rata

Aplikasi eFisheryKu
Next Story

Aplikasi eFisheryKu Ingin Digitalkan Proses Bisnis Pembudidaya secara Menyeluruh

Latest from Blog

Don't Miss

Blibli rayakan ulang tahun ke-12

Ulang Tahun ke-12, Blibli Hadirkan Program “Blibli Annive12sary”

Dengan persaingan yang semakin ketat, eksistensi sebuah e-commerce di Indonesia

Di Q1 2023, Jumlah Penonton dari Siaran Esports Naik

Viewership dari konten game dan esports memang sempat naik berkat