Solana membuat kejutan pada bulan Juni lalu ketika mengumumkan smartphone bikinannya sendiri yang diberi nama Solana Saga. Hanya sekitar dua minggu berselang, kini giliran blockchain Polygon yang mengambil langkah signifikan di ranah mobile lewat kemitraannya dengan Nothing, startup besutan mantan bos OnePlus, Carl Pei.
Lewat sebuah posting blog, Polygon mengumumkan rencananya untuk mengintegrasikan teknologinya ke ekosistem produk Nothing, dimulai dari smartphone perdananya yang akan dirilis dalam waktu dekat, Nothing Phone (1). Untuk menandai kemitraannya, Nothing pun meluncurkan loyalty program berbasis NFT di blockchain Polygon.
Lewat program tersebut, Nothing bakal memberi kesempatan bagi komunitas penggunanya untuk mengakses konten eksklusif, menikmati diskon khusus untuk produk merchandise, maupun menerima undangan ke berbagai acara tatap muka. Koleksi NFT pertama dalam program ini dinamai Black Dots, dan Nothing bakal membagikannya secara cuma-cuma ke orang-orang yang berpartisipasi dalam fase crowdfunding Nothing, serta mereka yang melakukan pre-order atas Nothing Phone (1).
This is Nothing Community Dots.
We are all Nothing. Dots in the huge improbable scheme of everything. But let these seemingly small, insignificant dots connect. Then something begins.
See thread below. ⬇️ pic.twitter.com/VKIDuEKSoM
— Nothing (@nothing) July 5, 2022
Polygon sejauh ini memang belum merincikan seperti apa teknologi Web3 yang bakal mereka sematkan ke ponsel Nothing. Kendati demikian, kita bisa mendapat sedikit gambaran melalui penjelasan salah satu petingginya kepada Decrypt. Sejumlah rencana Polygon di antaranya adalah memudahkan akses ke aplikasi dan game yang dibangun di atas platform scaling Polygon, serta mengintegrasikan fitur pembayaran dan fitur lain yang lebih advanced, macam Polygon ID misalnya.
Satu hal yang pasti, kemitraan Polygon dengan Nothing tidak bersifat eksklusif, yang berarti produsen smartphone lain pun juga bisa mengintegrasikan teknologi Polygon jika tertarik. Ini berbeda dari langkah yang diambil Solana, yang benar-benar memasarkan smartphone di bawah branding-nya sendiri, meski di saat yang sama mereka juga menyediakan solusi berbasis software (Solana Mobile Stack) yang dapat digunakan oleh produsen smartphone untuk menghadirkan kapabilitas Web3 yang serupa.
Tren smartphone berteknologi blockchain memang tidak pernah sampai menembus arus mainstream, tapi menarik melihat bahwa sekarang yang agresif bermanuver di ranah ini adalah para penyedia jaringan blockchain-nya itu sendiri, bukan dari pihak produsen smartphone. Di saat yang sama, produsen pun sebenarnya juga belum sepenuhnya menyerah, contohnya HTC, yang baru-baru ini kembali merilis smartphone blockchain bernama Desire 22 Pro.
Via: CoinDesk.