Sejak resmi meluncur pada awal tahun, situs perjodohan PMJakarta saat ini telah memiliki 10 ribu pengguna aktif dan sekitar 230 pengguna yang berbayar. PMJakarta memberikan preview gebrakan mereka selanjutnya kepada wartawan hari ini (29/4), di Decanter Wine House, Jakarta Selatan, yaitu rencana ekspansi layanannya di tiga kota besar di Asia Tenggara. Selain itu, langkah selanjutnya adalah peluncuran aplikasi mobile versi Android yang akan digarap oleh Dycode, dan aplikasi iOS yang akan dikembangkan oleh Envol Indonesia.
PMJakarta sendiri merupakan sebuah biro jodoh yang sangat niche, mengkurasi penggunanya hanya untuk kalangan berusia dewasa dan menyasar pada profesional muda yang sibuk. Ini adalah situs perjodohan bagi kaum profesional dengan usia 28 ke atas, dengan sosio demografi B+ hingga A. Itu pun masih dibatasi lagi oleh wilayah khusus Jakarta. Pemilihan pangsa pasar yang sangat terbatas ini dengan sendirinya akan menjadi sebuah seleksi alam untuk orang-orang yang sangat serius mencari pasangan, bukan hanya sekadar iseng.
“Tak ada orang yang ingin sendirian, pada saatnya semua orang ingin menemukan pasangan yang tepat. PMJakarta di-desain untuk warga Jakarta, sebab untuk menemukan orang tepat selain dibutuhkan komunikasi juga interaksi. Setelah pengguna merasa nyaman untuk bertemu akan lebih mudah jika berada dalam satu domisili. Akan jauh lebih sulit, jika Anda menemukan seseorang dan merasa nyaman untuk saling berkomunikasi dalam sebuah situs jodoh tapi Anda di Jakarta, dia tinggal di Balikpapan,” ujar David Adrian, inisiator PM Jakarta, saat ditemui DailySocial usai acara.
Rencana ekspansi
Tentang ekspansi, timbul pertanyaan mengapa yang dipilih justru tiga kota besar lainnya di Asia Tenggara, bukan kota-kota lain di Indonesia? Rosari Soedjonto, co-founder PMJakarta mengatakan bahwa PMJakarta memang disesain untuk kota metropolis dengan kesibukan yang tinggi. Seperti Jakarta dan kota metropolis lainnya. Untuk kota besar lainnya di Indonesia, David dan Rosari tidak menutup kemungkinan, tapi tidak dalam waktu dekat ini.
Target tiga kota besar tersebut adalah Singapura, Kuala Lumpur, dan kemungkinan Hongkong. “Platform dasarnya sama dengan PMJakarta, dan yang lainnya tinggal menyesuaikan dengan wawasan lokal. Jadi kami masih melakukan riser,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menambahkan Jakarta sendiri sudah merupakan pasar yang cukup besar. “Kaum lajang di Jakarta dengan penduduk sembilam juta lebih, ada sekitar dua juta penduduk yang single dan divorce. Kami hanya menargetkan dua persen saja dari itu,” lanjut Rosari.
Ya, memang, yang disasar PMJakarta tak hanya lajang yang belum pernah menikah, tapi juga bagi yang sudah pernah menikah. “Single parents juga bisa mencari pasangan melalui layanan ini. Biasanya single parent ingin pasangan yang tidak keberatan bahwa mereka sudah memiliki anak. Dengan sistem yang mencocokan mencari pasangan sesuai kesamaan minat, pola pikir, maka kesempatan menemukan pasangan untuk mereka lebih tinggi, ketimbang mereka mencari secara acak,” ujar David panjang lebar.
Aplikasi mobile
Untuk aplikasi mobile, PMJakarta menunjuk Dycode mengerjakan paltform Android, dan iOS Envol Indonesia. Rencananya paling lambat 1 Juni 2014 akan meluncur. “Sebenarnya untuk iOS sudah didaftarkan di App Store, namun untuk veriifikasi dari App Storenya, dibutuhkan satu bulan,” terang Rosari.
Andri Yadi, CEO dari Dycode menuturkan pada DailySocial usai acara bahwa aplikasi Android akan siap paling tidak bulan Mei. “Namun masih dikhususkan bagi anggota berbayar lebih dahulu. Fitur-fiturnya, akan sama seperti yang di situs.”
“Kaum profesional Jakarta menghabiskan banyak waktu di jalan, mereka biasanya akan menghabiskannya dengan smart phones mereka. Aplikasi mobile, memungkinkan mereka untuk membangun komunikasi, kedekatan dan perasaan nyaman dengan orang yang ditemui di PMJakarta. Sebelum akhirnya memutuskan untuk membuka identitasnya dan bertemu, untuk hubungan lebih lanjut,” jelas David tentang alasan mengembangkan aplikasi mobile.
Andri juga menambahkan meski awalnya ditujukan pada anggota berbayar, nantinya aplikasi mobile juga akan tersedia fitur registrasi hingga metode pembayaran. “Jadi pengguna bisa melakukan pendaftaran, menjawab pertanyaan, hingga bergabung menjadi anggota berbayar dan melakukan transaksi semua dalam satu fitur tersebut.”
Pilihan premium dan gratis
Per bulannya PMJakarta mematok biaya berlangganan Rp 198 ribu tetapi jika memilih paket enam bulan, biaya ini mernjadi Rp 98 ribu setiap bulan. Untuk anggota yang tidak membayar, mereka tidak mendapat layanan interaksi antar anggota sehingga setelah mendaftar dan menjawab serangkaian pertanyaan tes, mereka hanya akan mendapatkan pilihan lima anggota yang dianggap cocok sesuai hasil tes tersebut.
Sebelum memutuskan untuk memonetisasi PMJakarta menjadi situs premium. Rosari mengatakan telah melakukan riset kepada anggotanya. “30 persen dari mereka mau membayar dan yang tidak membayar biasanya mau mencoba terlebih dahulu. Keanggotaan berbayar juga menjadi seleksi untuk mengkurasi anggota yang serius. Dan harga yang dipatok juga lebih murah jika dibandingkan dengan uang yang dihabiskan untuk sekali kencan makan malam di mall,” tuturnya.
Untuk keanggotaan berbayar, yang paling banyak dipilih pengguna adalah per enam bulan. Selain itu, PMJakarta menawarkan program yang namanya PMGuarantee. Dalam program ini, jika anggota selama kurun waktu enam bulan hingga satu tahun belum mendapatkan kekasih dari PMJakarta, maka akan diberikan keanggotaan gratis. “Keanggotaan gratis yang diberikan tergantung dari member. Jika ia memilih membership enam bulan makan akan diberikan enam bulan gratis. Setahu saya program ini hanya ada di PMJakarta. Belum ada situs online dating lainnya yang memberikan layanan ini,” Rosari menjelaskan.
Lebih lanjut, dalam hal strategi pemasaran PMJakarta lebih cenderung menganut pengembangan produk konvensional dengan pendekatan marketing secara organik.
Lebih banyak anggota laki-laki
Rasio keanggotaan PMJakarta saat ini 1:3, lebih banyak anggota laki-laki. “Kami sengaja memperoleh keanggotaan pertama laki-laki lebih banyak … dan memberikan anggota [perempuan] lebih banyak pilihan. Kami ingin anggota laki-laki berjuang mendapatkan perempuan di PMJakarta,” tutur Rosari.
Tak bisa dipungkiri juga, kultur yang kuat di sini adalah laki-laki yang mendekati perempuan, bukan sebaliknya. Masih agak jarang dan sering dianggap kurang lumrah, jika inisiatif kencan datang dari perempuan. walaupun sebenarnya hal tersebut harusnya bukan sebuah permasalahan lagi. Tetapi sistem kerahasiaan identitas yang diusung PMJakarta sangat memungkinkan perempuan yang enggan secara terang-terangan mengambil inisiatif, untuk maju lebih dahulu, jika menemukan calon pasangan potensialnya.
Terakhir, karena tujuannya ingin membantu orang menemukan jodoh mereka. Rosari mengatakan akan ada hadiah khusus bagi pasangan yang bertemu di PMJakarta berhasil hingga kejenjang pernikahan pertama kali. “Kami akan sediakan paket Honeymoon ujarnya.”
[Foto dokumentasi PMJakarta]