Sebagai negara mobile-first, ekosistem mobile di Indonesia perlahan mulai mewujud tidak hanya sebagai konsumen tetapi juga produsen yang kompetitif. Dalam kasus ini, peran serta Dicoding sebagai hub yang mempertemukan para pengembang aplikasi mobile dengan project owner menjadi semakin besar andilnya untuk menyuburkan industri. Resmi diluncurkan hari ini (5/1), Dicoding telah memiliki 500 pengembang terdaftar dalam situsnya.
Banyaknya mahasiswa lulusan fakultas Ilmu Komputer dari seluruh penjuru Indonesia, tidak serta merta memudahkan para pemegang kepentingan industri IT menemukan pengembang aplikasi yang handal. Tidak semua dari mereka memutuskan untuk meneruskan karir menjadi pengembang aplikasi. Walau begitu, tidak seluruhnya yang mengambil jalur sebagai pengembang memiliki portofolio dan keahlian yang benar-benar dibutuhkan.
Berangkat dari pemikiran sederhana tersebut, Dicoding hadir menjembatani para pengembang aplikasi muda maupun profesional untuk bertemu dengan tantangan-tantangan yang disediakan oleh para pemilik proyek dengan imbalan berupa poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah yang menarik.
“Dicoding adalah platform yang dibangun untuk menghubungkan partner yang ingin membangun ekosistemnya, dengan developer yang ingin unjuk dan/atau mengasah kemampuannya. Harapannya melalui Dicoding, para partner akan semakin mudah menjangkau developer di tanah air, dan juga sebaliknya para developer akan mendapatkan eksposur untuk karya-karyanya, serta membangun ekosistem ini di tanah air agar bisa maju pesat secara bersama-sama,” papar Founder Dicoding Narenda Wicaksono dalam kesempatannya berbincang dengan tim DailySocial.
Di hari peluncurannya ini Dicoding mengklaim telah memiliki sekitar 500 pengembang aplikasi lintas platform terdaftar meskipun belum ada tawaran tantangan yang banyak tersedia. Nantinya para pengembang mendapatkan poin dari tantangan (challenge) yang telah terselesaikan, poin tersebut bisa ditukarkan dengan berbagai hadiah (reward) yang menggiurkan. Poin tertinggi akan dipajang dalam leaderboard untuk memperkaya jiwa kompetitif yang ada di antara para pengembang.
“Melalui Dicoding, harapannya ialah kami mampu melahirkan lebih banyak developer bertalenta untuk masyarakat Indonesia. Kami juga ingin menjadi LinkedIn-nya para pengembang tanah air. Karena profile dan portofolio dari tiap-tiap pengembang akan ditampilkan secara langsung dan nyata,” ujar Narenda.
Tidak butuh proses registrasi yang rumit untuk bergabung ke Dicoding. Pengembang memiliki akun di marketplace aplikasi (Google Play Store/App Store/Windows Phone Store) bisa mengikuti tantangan dan merebut berbagai hadiah di Dicoding.