Salah satu platform yang ingin memudahkan konsumen melakukan penjualan dan pembelian rumah secara online adalah Beliruma. Layanan ini baru dirilis awal Oktober 2021 dan saat ini sudah mulai mengoperasikan platformnya.
Kepada DailySocial.id, Founder & CEO Beliruma Effendy Tanuwidjaja mengatakan, layanan tersebut dihadirkan untuk mempercepat masyarakat untuk memiliki tempat tinggal. “Beliruma diluncurkan karena kami ingin fokus pada platform digital jual-beli properti, mempercepat dan mempermudah masyarakat Indonesia dalam memiliki rumah melalui teknologi.”
Berada di bawah naungan PT Real Estate Teknologi yang juga memiliki dan mengelola Rentfix, Beliruma memfasilitasi interaksi antara mitra developer, mitra agen, dan calon pembeli untuk membantu seluruh proses transaksi jual-beli properti menjadi lebih mudah dan cepat dengan bantuan teknologi.
Dalam proses transaksi, mitra developer yang tergabung akan dimudahkan, karena Beliruma memiliki akses ke mitra agen yang siap membantu memasarkan properti. Nantinya mitra agen tidak hanya memasarkan properti dan mendapatkan keuntungan penjualan saja, mereka juga mendapatkan akses ke berbagai properti lainnya.
Kemudian bagi calon pembeli, Beliruma akan membantu mengawal sepanjang proses transaksi mulai dari kontak awal hingga proses akad. Saat ini Beliruma telah memiliki mitra developer, di antaranya ada Citra Indah City (Ciputra Group), Green Setu City (Harmony Land Group), Semaya Living (KNS Land) dengan total sekitar 700 unit rumah yang sudah siap dipasarkan melalui Beliruma. Beliruma saat ini memanfaatkan situs dan juga browser. Untuk aplikasi Beliruma saat ini masih sedang dikembangkan oleh perusahaan.
“Kami mengintegrasikan para mitra, stakeholder properti, dan fitur Beliruma agar fokus mempercepat masyarakat untuk memiliki tempat tinggal. Dan juga calon pembeli memiliki kebebasan untuk memilih jenis pembiayaan yang kami sediakan,” kata Effendy.
Bermitra dengan layanan fintech
Beliruma juga memfasilitasi kredit kepemilikan rumah (KPR) melalui mitra bank, serta memfasilitasi layanan fintech untuk memberi layanan finansial bagi calon pembeli dalam pembayaran ataupun pengajuan pinjaman properti. Saat ini Beliruma sedang menjajaki kerja sama dengan layanan fintech, salah satunya adalah Gradana. Beliruma juga sedang membangun kerja sama dengan berbagai bank untuk mempermudah fasilitas KPR salah satunya ada Bank Jago.
“Untuk itu, kami akan bekerja sama dengan berbagai bank untuk memfasilitasi masyarakat dalam kredit pemilikan rumah (KPR). Dan kami akan fasilitasi fitur Fintech untuk memberi layanan finansial bagi calon pembeli dalam pembayaran ataupun pengajuan pinjaman properti,” ujar Effendy.
Tahun ini ada beberapa target yang ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya adalah terus memperbanyak mitra developer dan mitra agen serta menjangkau lebih banyak calon pembeli terutama di segmen generasi muda.
Pertumbuhan proptech saat pandemi
Perkembangan industri properti teknologi (proptech) selama pandemi di Indonesia mengalami transformasi digital yang telah membawa banyak perusahaan menuju aktivitas bisnis yang baik dan menjamin
keberlangsungan kinerja usaha. Perkembangan industri proptech tersebut sangat besar dampaknya dalam bisnis properti.
Sejak beberapa tahun lalu, proptech telah mulai diterapkan dalam industri ini untuk berbagai aktivitas seperti branding, pemasaran, pembelian, penjualan, dan penyewaan, serta pengelolaan properti supaya bisa dipantau dan dikelola dengan lebih mudah. Alasannya adalah properti dapat menjadi pilihan investasi terbaik di segala kondisi ekonomi. Kondisi saat ini dinilai menjadi waktu yang tepat untuk membeli properti, mengingat adanya relaksasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan kebijakan uang muka 0% serta promo-promo dari pengembang saat ini.
“Untuk itu, saat pandemi masyarakat kian mengandalkan platform digital proptech khususnya untuk mencari dan menemukan tempat tinggal. Oleh sebab itu, dengan perkembangan industri properti teknologi yang terjadi saat ini, Beliruma hadir untuk mempercepat pertumbuhan kepemilikan rumah di Indonesia melalui teknologi,” kata Effendy.
DailySocial.id mencatat saat ini sedikitnya sudah ada sekitar 20 lebih platform proptech di Indonesia. Memanfaatkan teknologi, masing-masing platform mencoba untuk menawarkan fitur dan kemudahan akses bagi pemilik properti dan pencari properti.
Menurut East Ventures industri properti adalah kelas aset terbesar di dunia. Gelombang pertama Proptech di Indonesia dimulai dengan meningkatnya permintaan rumah dari masyarakat kelas menengah, berkat ekonomi yang lebih sehat dan mendorong pertumbuhan.
Area proptech ini masih menjadi yang paling populer, dengan konsentrasi tinggi pada startup portal pencarian jual, beli, dan sewa. Gelombang proptech berikutnya diprediksi adalah tentang data, didukung oleh kemajuan luar biasa dalam hal penyimpanan, dan penyerapan data.