Dark
Light

Platform KaryaKarsa dan Upaya Memberdayakan Pekerja Kreatif

1 min read
June 11, 2019
karyakarsa
KaryaKarsa platform apresiasi untuk kreator / Pixabay

Menjadi tempat bagi para penggemar untuk mengapresiasi karya para kreator, demikian platform KaryaKarsa diperkenalkan. Diprakarsai oleh Ario Tamat, orang yang juga berada di balik Ohdio dan Wooz.in, platform tersebut mengusung semangat “berdaya untuk berkarya”. Cita-citanya, membantu para pengembang konten kreatif untuk tetap berkarya dari apresiasi penggemar dalam bentuk tip atau berlangganan.

KaryaKarsa memiliki konsep yang serupa dengan Patreon, yang sudah berhasil membantu 70 ribu kreator terhubung dengan para penggemarnya. Esensi mereka adalah memudahkan penikmat karya berkontribusi dalam bentuk uang sehingga bisa membantu penghasilan kreator yang mereka gemari.

“Ide mengenai KaryaKarsa sendiri sudah berputar-putar dalam kepala sejak 2 tahun lalu, salah satu ide yang menurut saya perlu dicoba untuk industri musik. Titik awalnya memang mencari cara supaya musisi indie bisa mendapatkan pemasukan tambahan yang bukan sponsor endorsement, manggung atau jual merchandise,” jelas Ario.

KaryaKarsa akan memfasilitasi kreativitas di bidang musik, video, audio, ilustrasi, animasi, hingga pakar di bidang tertentu. Ke depannya Ario berharap bisa mendukung sebanyak mungkin karya, yang terpenting konsisten berproduksi dan memiliki basis penggemar.

“Target penggunanya tentunya adalah kreator dengan basis fans, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk kreator yang baru akan membangun basis fans. Kami ingin memberikan cara alternatif untuk kreator untuk menghasilkan uang. Pain points yang ingin kami sasar: kemudahan transaksi yang tidak bergantung pada ‘produksi’ sebuah karya, tapi lebih kepada mendukung hidup yang berkarya. Membentuk sebuah aliran penghasilan yang lebih mudah diprediksi untuk kreator,” jelas Ario.

Kontribusi pendanaan via e-money

KaryaKarsa paham betul teknologi mampu menjadi solusi untuk fondasi inisiatif ini. Platform tersebut memungkinkan kreator untuk membuat akun yang nantinya menjadi jembatan penghubung dengan para penggemarnya. Beberapa fitur yang ditawarkan antara lain keleluasaan mengatur tingkatan pendanaan yang bisa diberikan.

Untuk menjaga interaksi, kreator juga bisa menawarkan konten eksklusif yang hanya bisa diakses melalui KaryaKarsa pada tingkat pendanaan tertentu. Atau bisa menawarkan kegiatan lain seperti jumpa penggemar, mini konser dan interaksi lainnya. Untuk memudahkan proses pendanaan KaryaKarsa memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh e-money, seperti Go-Pay dan Ovo.

“Dengan kontribusi melalui tingkatan-tingkatan pendanaan yang diatur oleh kreator, fans dapat menikmati apa pun yang sudah diatur oleh kreator untuk tiap tingkatan tersebut. Menimbang bahwa interaksi antara fans dan kreator itu rentang, jenis dan dinamikanya luas sekali, kami memilih untuk memfokuskan untuk memudahkan transaksi antara fans dan kreator dulu.”

Masih dalam tahap pengembangan

Untuk membangun KaryaKarsa, Ario dibantu oleh Pandji Pragiwaksono dan Aria Rajasa sebagai advisor. Platformnya sendiri saat ini masih dalam tahap riset dan pengembangan dan terus menanti masukan dan usulan dari banyak pihak.

“Untuk saat ini kami ingin fokus riset data dan membangun sistemnya, untuk dapat meluncur di tahun 2019 dengan beberapa kreator. Kami ingin memastikan dengan benar bahwa konsep ini akan sehat, berkembang dan berkesinambungan,” tutup Ario.

Previous Story

Berlaga Tanpa Rival Utama, Microsoft Bersinar di E3 2019

Layanan Komputasi Awan Alibaba Cloud
Next Story

Komputasi Awan Bantu Perusahaan Percepat Proses dan Memangkas Pengeluaran

Latest from Blog

Don't Miss

Alasan KaryaKarsa Menyediakan Asisten AI

OpenAI meluncurkan ChatGPT pada November 2022. Dengan cepat, ChatGPT menarik
KaryaKarsa Karina

KaryaKarsa Luncurkan Karina, Asisten Penulis Berbasis AI ala ChatGPT

Perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) berlangsung begitu cepat, dan sekarang