Untuk memudahkan komunikasi dan monitoring orang tua terhadap rekam jejak pendidikan sang anak, saat ini sudah banyak platform yang menghadirkan layanan tersebut. Salah satu startup lokal yang mulai menjajaki potensi tersebut adalah ZumiApp.
Kepada DailySocial, pendiri ZumiApps Hermine Carmen mengungkapkan, ZumiApp memudahkan komunikasi antara pengajar, orang tua, dan murid, khususnya untuk anak-anak yang masih memerlukan perhatian orangtua dan berusia di bawah 13 tahun.
“ZumiApp dapat digunakan oleh orang tua apabila sekolah, tempat les, atau tempat penitipan anak menggunakan ZumiApp. Sekolah, penitipan anak, tempat les dapat mendaftarkan tempat mereka di ZumiApp dan orang tua murid mereka dapat menggunakan ZumiApp setelah mereka mendaftarkan nomor telepon yang akan digunakan,” kata Hermine.
Selama ini platform komunikasi yang masih digunakan oleh orang tua adalah melalui messaging platform seperti WhatsApp, Line, hingga email. Cara ini menurut Hermine tidak efisien karena informasi yang didapatkan tidak terkumpul dalam satu platform seperti ZumiApp.
“Selain itu cara tersebut tidak bisa terlalu diandalkan karena kadang komunikasi tertulis bisa hilang. Komunikasi verbal kadang bisa lupa atau bila informasinya di-estafet informasinya bisa berubah. Komunikasi di email bisa terkubur oleh banyaknya informasi lain yang diterima oleh email pribadi atau email kerja,” kata Hermine.
Cara kerja ZumiApp
Saat ini ZumiApp telah memiliki enam klien yang terdaftar, di antaranya adalah children development center, international school, dan pre-school. Melalui smartphone, ZumiApp dilengkapi dengan fitur-fitur menarik seperti fitur untuk orangtua, Bulletin Sekolah, Berita Kelas Anak, Jadwal Anak, Chat Room antar guru dan orangtua, Galeri foto, update keseharian anak/murid (report), Alert untuk emergency.
“Sementara untuk guru bisa mendapatkan kemudahan untuk mengatur fitur orang tua tanpa perlu memiliki desktop semua dapat diakses melalui mobile phone, tambahan fitur guru seperti chat antar guru, berita antar guru, Pengaturan meeting guru,” kata Hermine.
Masih menjalankan bisnis secara boosttrapping, ZumiApp mengklaim masih dalam fase pertama, yaitu fase komunikasi antar guru dengan orang tua. Fase berikut adalah kemudahan murid berkomunikasi dengan aman dan termoderasi dengan guru, juga untuk mengakses perkembangannya di sekolah. Pengembangan ke depan diharapkan ZumiApp bisa juga dipakai mahasiswa dan kursus, seperti kursus Coding atau sekolah lanjutan (S2).
“Ada beberapa fase lagi yang akan dikembangkan secara bertahap. Jaminan kami bahwa aplikasi kami bisa digunakan di mobile dengan baik tanpa kendala-kendala yang menyulitkan pengguna,” tutup Hermine.
Sementara ini ZumiApp belum resmi meluncurkan aplikasinya (masih dalam bentuk invite only atau prototype di Expo) di Itunes ataupun PlayStore, dan akan resmi diluncurkan untuk umum di bulan Desember 2017 mendatang.