Beberapa dari anda mungkin sudah pernah mendengar Picmix, sebuah aplikasi mobile yang pada dasarnya mengambil inspirasi dari Instagram yang pada awalnya dibuat untuk platform Blackberry. Belum genap satu tahun, aplikasi buatan Indonesia ini sudah memiliki lebih dari 8 juta pengguna dari seluruh penjuru dunia.
Calvin Kizana, CEO Picmix, menyatakan bahwa pengguna asal Indonesia hanya sekitar 30% dari total pengguna Picmix, dengan beberapa negara seperti Venezuela dan Afrika Selatan dimana Picmix juga populer. Saat ini sudah lebih dari 110 juta foto yang diunggah melalui platform ini dan secara fitur, Picmix bisa dibilang justru kaya akan fitur. Hampir semua fitur yang berhubungan dengan foto, akan ditambahkan ke Picmix. Berbeda dengan Instagram yang sepertinya masih menahan diri untuk memasukkan banyak fitur ke produknya.
Meskipun populer di platform BlackBerry, Picmix juga sudah tersedia di Android, dan ke depannya akan masuk ke beberapa platform lainnya. Tak hanya sekedar produk belaka, Calvin juga mengklaim bahwa Picmic telah menghasilkan revenue yang sangat signifikan terutama dari pembelian “Premium Frame” dan beberapa fitur premium lainnya, “Sayangnya Indonesia termasuk pasar yang sulit dimonetisasi, bahkan tidak masuk ke top 5 country untuk pengguna fitur premium”, sahut Calvin.
Dibandingkan dengan platform freemium lainnya, conversion-rate dari Picmix terbilang lumayan tinggi. Dari semua pengguna aktif Picmix, 2.5% diantaranya merupakan pengguna fitur premium berbayar. Dimana di platform lain, conversion rate biasanya kurang dari 1% saja. Di luar model freemium, Calvin juga memperhatikan kebiasaan pengguna yang menggunakan fitur sharing foto untuk berjualan. Calvin menyatakan bahwa ke depannya Picmix akan membuat satu marketplace untuk memfasilitasi para pengguna yang ingin berjualan.
Selain populer di kalangan pengguna, Picmix juga mulai populer di kalangan brand dan advertiser. Rupanya dibalik konsep foto sharing, Picmix juga memiliki platform permission-based user profiling dan data mining yang sangat berharga. Kebanyakan startup serupa yang beredar saat ini, kebanyakan hanya memonetisasi dari sisi advertising untuk meningkatkan awareness. Namun Picmix memiliki platform yang kuat dimana klien dapat melihat demografi dari pengguna yang berpartisipasi dalam campaign tertentu. Selain itu, pengguna yang mengikuti campaign akan juga dipersilahkan mengisi kuesioner sederhana yang tidak terlalu banyak, guna memberikan feedback untuk produk/jasa dari klien.
Data-data yang didapatkan dari pengguna yang berpartisipasi dalam campaign, tentu merupakan feedback yang luar biasa penting untuk pengiklan itu sendiri. Apalagi data-data tersebut merupakan data yang valid dan diberikan sesuai perijinan dari pengguna yang mengikuti campaign. Data seperti ini cenderung lebih berharga ketimbang awareness yang juga diberikan.
Pelajaran yang mungkin bisa diikuti oleh startup lain, Picmix tidak mensia-siakan data pengguna yang bisa didapatkan karena data itu bisa menjadi berharga bagi pihak yang berkepentingan. Tentunya dengan tetap menjaga hak dan privasi pengguna, memberitahu terlebih dahulu kepada pengguna mengenai hal ini.