Anda penasaran mengapa harga tiket pesawat sangat mahal? Begini, pesawat komersil seperti Boeing 747 menghabiskan empat liter bahan bakar dalam satu detik. Artinya, jika perjalanan udara menghabiskan 10 jam, maka 747 telah membakar 150.000 liter. Tapi bayangkan revolusi besar yang terjadi seandainya kapal terbang bisa ditenagai cahaya matahari…
Ternyata ide radikal tersebut sudah lama digarap oleh tim ahli dan ilmuwan. Melalui tipe prototype, mereka mengeksplorasi bagaimana caranya mentenagai mesin terbang berbobot ribuan kilogram cuma berbekal sinar matahari. Upaya tim membuahkan hasil, terciptalah Solar Impulse 2, pesawat terbang tanpa bahan bakar cair. Setelah melakukan penerbangan perdana di Swiss bulan Juni tahun lalu, kini targetnya lebih ambisius: mengelilingi dunia.
Proyek Solar Impulse 2 (juga dipanggil Si2) merupakan upaya pertama manusia mengelilingi Bumi dengan pesawat hanya menggunakan tenaga dari cahaya matahari. Dua pilot ditunjuk demi memastikan kesuksesan misi tersebut, Bertrand Piccard dan Andre Borschberg – keduanya berasal dari Swiss. Penerbangan dilakukan secara bergantian dan pastinya Solar Impulse 2 tidak terbang terus-menerus.
Info menarik: Hebat, Pesawat Drone Bertenaga Angin Ini Bisa Terbang Berjam-Jam
Petualangan sudah dimulai hari Senin kemarin (pukul 03:12 pagi waktu GMT) dimulai di kota Abu Dabhi, Uni Emirat Arab. Rencananya Solar Impulse 2 akan menempuh jarak 35.000 kilometer, dan berhenti di beberapa kota checkpoint: Muscat, Oman; Varanasi, India; Mandaly, Myanmar; Chonqing dan Nanjing di China; Hawaii; dan Phoenix, Midwest serta New York di Amerika Serikat. Tantangan paling besarnya adalah menyeberangi Samudera Pasifik dan Atlantik.
Para pilot telah menjalani latihan intensif, meliputi yoga dan hipnotis diri, memungkinkan mereka untuk tidur selama 20 menit tapi merasa kembali segar saat bangun. Dan jangan bayangkan perjalanan tersebut senyaman liburan dengan kapal terbang mewah. Ruang kabin tidak diberi tekanan, jadi suhu dapat mencapai -40°C. Lalu mereka harus makan, minum, tidur, dan buang air di tempat yang sama karena ruang gerak sangat terbatas.
Solar Impulse 2 memang mempunyai fitur co-pilot elektonik, namun teknologinya masih lebih primitif dibanding full autopilot. Mengapa? Bobot Si2 sangat ringan, cuma 2,3 ton (sedikit lebih berat dari mobil keluarga), menuntut pilot harus selalu siaga dalam mengendalikannya. Ia tenagai empat motor yang dipasok 17.248 sel surya via baterai lithium, dan melesat dengan kecepatan maksimal di 138 km per jam. Menariknya, sayap Si2 sendiri lebih lebar dari Boeing 747-8I.
Buat apa tim bersusah payah melaksanakan proyek ambisius itu? Mereka cuma ingin mencari tahu sejauh mana teknologi solar bisa dimanfaatkan, sekaligus membuktikan bahwa penerbangan dapat dilakukan tanpa membakar setetes avtur.
Sumber: SolarImpulse.com. Via Mail Online.