Bisnis startup banyak diperbincangkan karena selain solusi yang diberikan bisa menyelesaikan masalah dengan mudah, bisnis ini juga bisa menjadi pesaing baru bagi perusahaan-perusahaan besar. Tak jarang perusahaan besar kewalahan bersaing dengan startup, namun banyak juga yang akhirnya membeli atau mengakuisisi startup untuk perkembangan bisnisnya. Ini menarik, mengapa perusahaan tidak membuat startup sendiri, toh dari segi pasar dan finansial mereka cukup mapan?
Diskusi mengenai topik ini sebenanarnya sudah banyak dibahas dan salah satunya ada di diskusi Quora. Pada dasarnya keputusan perusahaan besar mencaplok startup memiliki banyak latar belakang beragam. Tapi, banyak di antaranya yang memutuskan untuk membeli startup dilatarbelakangi oleh alasan bahwa sebuah startup bisa menjadi paket komplit.
Startup memang tidak memiliki sumber daya yang besar seperti perusahaan-perusahaan mapan, tetapi inovasi yang dilengkapi dengan teknologi menjadikan startup pilihan yang menarik bagi para pelanggan. Di sisi lain, pasar dari bisnis startup juga sudah terlihat, ada para ahli di dalamnya, dan mungkin beberapa pelanggan setia milik startup. Ini akan menghemat lebih banyak waktu dibanding perusahaan membangun bisnis baru dari awal.
Selain itu ada pernyataan seperti, “Jika kau tidak ingin melawan seseorang, bergabunglah dengan mereka” yang bisa dikaitkan dengan alasan mengapa perusahaan besar akhirnya membeli sebuah startup.
Dengan membeli startup, perusahaan tidak hanya bisa mengakuisisi bisnis, tetapi juga mendapatkan talenta-talenta di dalamnya yang sudah terbukti dengan sumber daya seadanya bisa membuat sebuah bisnis yang dilirik di pasaran. Jadi, lebih baik menempatkan mereka ke dalam tim dibanding mendapati mereka sebagai saingan.
Ada kalanya startup yang diakuisisi tidak hanya startup yang sedang naik daun. Startup yang sedang ‘goyang’ dari segi finansial pun kadang ‘menyelamatkan’ dirinya dengan menawarkan kepemilikan kepada pihak lain yang biasanya sebuah perusahaan yang lebih besar darinya.
Untuk kasus tersebut, lebih banyak faktor yang dipertimbangkan. Contohnya, seperti menyelamatkan brand yang sudah lama dikenal atau mencoba membantu startup tersebut dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Karena mungkin penyebabab ‘goyang’-nya startup tersebut gagal adalah kekurangan sumber daya, baik talenta maupun finansial yang bisa ditutupi oleh sumber daya perusahaan besar.
Tapi, pada umumnya perusahaan lebih melihat pada waktu yang mereka perlukan untuk membangun sebuah startup. Waktu adalah uang. Tak mudah untuk membangun sebuah bisnis dari awal lagi karena ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Mulai dari membangun tim baru, legalitas, akuisisi pasar, dan lain sebagainya.
Perusahaan akan lebih memilih untuk membeli startup dibanding memulainya dari awal karena waktu dan tenaga yang dihabiskan untuk memulai bisnis baru bisa dihemat, kecuali ada pertimbangan lain seperti ego dan lainnya.