Sebuah media sosial tidak akan bisa sukses tanpa komunitas, sehingga sudah menjadi tanggung jawab media sosial untuk menjaga dan mempertahankan rasa kebersamaan dalam komunitasnya. Kondisi serupa turut dialami Periscope, dimana mereka terus memperkenalkan fitur-fitur baru sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Salah satu yang terbaru adalah fitur moderasi komentar. Keputusan ini didasari oleh meningkatnya jumlah komentar spam atau yang terkesan kasar pada sejumlah siaran. Kenapa ini bisa terjadi? Well, karena dari awal Periscope memang ingin menyediakan platform live streaming yang bersifat terbuka, dan keterbukaan ini pastinya datang dengan konsekuensi tersendiri.
Moderasi komentar dalam Periscope berjalan secara transparan dan mengandalkan input dari para penonton. Jadi ketika sedang menonton, kita bisa melaporkan komentar-komentar yang muncul sebagai spam atau abuse. Setelahnya, proses voting akan dilakukan dengan sejumlah penonton lain dengan tujuan menanyakan pendapatnya mengenai komentar tersebut; apakah benar spam, abuse, atau malah tidak ada masalah.
Hasil voting akan ditampilkan ke semua pemilih. Jika mayoritas voter benar memilih spam atau abuse, maka sang pembuat komentar akan menerima notifikasi bahwa ia tak bisa ikut berpartisipasi dalam kolom chat untuk sementara waktu. Dihukum supaya jera, gampangnya begitu.
Menurut Periscope, sistem moderasi ini dipastikan tidak akan mengganggu jalannya broadcast, baik bagi pihak penonton maupun penyiar. Sang penyiar pun juga bisa memilih jikalau ia tak mau ada moderasi komentar pada siarannya, sedangkan penonton juga bisa mengabaikan voting dengan memilih opsinya pada menu pengaturan terlebih dulu.
Sumber: Periscope Blog.