Di tengah pesatnya digitalisasi layanan publik, Periksa.id hadir sebagai startup pengusung produk Software as a Services (SaaS) di bidang kesehatan. Menyasar segmen B2B, Periksa.id melayani klien dari kalangan Unit Pelayanan Kesehatan (UPK), termasuk rumah sakit dan klinik kesehatan. Dengan sistem berbasis web, aplikasi Periksa.id dapat diakses dokter, perawat, petugas rekam medis, apoteker dan petugas lainnya guna mengelola manajemen pelayanan kesehatan.
Sejak berdiri pada November 2017, layanan teknologi kesehatan (healthtech) tersebut sudah melayani UPK di berbagai wilayah Jakarta. Saat ini startup masih berjalan dengan bootstrapping, mengandalkan pendapatan dari biaya berlangganan layanan. Visi utama Periksa.id adalah meningkatkan kapabilitas layanan kesehatan dengan data, didukung enam fitur utama yang saat ini ada di aplikasi.
“Periksa.id merupakan paket lengkap untuk mengelola kegiatan di UPK, mulai dari pemesanan dan pendaftaran pasien online, rekam medis digital, resep digital, inventory management, billing system, hingga modul lainnya seperti rawat inap dan laundry. Periksa.id dapat menerima customize form untuk unit pelayanan kesehatan untuk peningkatan akreditasi,” ujar Co-Founder & COO Periksa.id Indri Hardianti.
Periksa.id dijajakan dalam bentuk berlangganan. Mengingat masing-masing UPK memiliki kebutuhan spesifik, Periksa.id juga memberikan layanan kustomisasi fitur, migrasi data, serta dukungan teknis di implementasi awal. Yang terpenting, ada jaminan privasi data, mengingat data rekam medis tidak boleh digunakan dan diakses sembarangan.
“Ide awal bermula dari blessing in disguise dari proyek yang tidak dibayarkan. Karena punya tanggung jawab membayar tim, founder saat itu mencari celah. Ia melakukan survei sistem manajemen fasilitas kesehatan di daerah Jabodetabek. Hasilnya 9 dari 10 UPK masih memiliki hambatan untuk mengembangkan bisnisnya. Kemudian 2016 founder memutuskan mengembangkan lebih jauh aplikasi yang tidak dibayarkan tadi (mengemas menjadi Periksa.id ) dan menawarkan kepada rumah sakit dan klinik,” terang Indri menceritakan awal pendirian startup.
Selain Indri, ada rekan co-founder lainnya yang juga menjadi CEO, yakni Sutan Imam Abu Hanifah. Tahun ini pihaknya mengharapkan dapat segera menemukan investor untuk mengakselerasi bisnis.
“Kami berharap dengan adanya funding, tim Periksa.id bisa dengan cepat memenuhi market demand. Karena saat ini kami masih kurang dalam pembiayaan operasional dan resources untuk hands-on klien. Kami membatasi gerak untuk memperluas pasar dengan cepat. Target selanjutnya adalah pengembangan mobile apps untuk memudahkan penggunaan,” lanjut Indri.
Tim Periksa.id juga cukup optimis terhadap pangsa pasar. Menurutnya industri healthtech akan berkembang signifikan dalam beberapa waktu ke depan, tak heran jika startup dan investor juga banyak yang melirik lanskap ini. Dengan terus memfokuskan pada fitur dan layanan yang komprehensif, Periksa.id yakin dapat selalu terus dipercaya UPK untuk membantu dalam mengorganisir kebutuhan manajemennya.