Dark
Light

Perbarui Tampilan, Qbaca Tahun Ini Coba Dekati Komunitas

2 mins read
May 4, 2015

Komunitas / Shutterstock

Salah satu produk yang dikelola oleh Divisi Digital Business (DDB) Telkom yang membidik pasar buku digital, Qbaca, beberapa waktu yang lalu telah menyegarkan tampilan layanannya. Seiringan dengan perubahan tampilan ini juga, portal Qbaca pun memberikan beberapa fitur tambahan untuk mengakomodasi kebutuhan penggunanya. Tahun ini, mereka juga berencana untuk bekerja sama dengan banyak komunitas, khususnya penulis independen, dengan harapan untuk meningkatkan minat menulis dan membaca masyarakat Indonesia.

Penyegarkan tampilan yang dilakukan pada portal Qbaca ini diambil bukan tanpa alasan.  Menurut Program Acceleration Manager Telkom yang ditunjuk oleh Managemnet DDB untuk menjadi bagian dalam Team Campaign  Qbaca 2015 Wawan Iskandar, perubahan tampilan ini diambil berdasarkan masukan dari pengguna, penerbit, dan juga pemerhati buku digital untuk mengakomodasi kebutuhan penggunaan mereka.

Wawan mengatakan, ” Perombakan (tampilan) Qbaca ini memang berasal dari masukan para user, penerbit, maupun pemerhati buku digital. Memang sulit mengadopsi semua kebutuhan, namun kami terus berupaya memperbaiki dari sisi kemudahan penggunaan, tampilan yang lebih fresh, dan hal-hal lain yang (dapat) mengakomodasi kebutuhan pembaca maupun penerbit, baik pada portal Qbaca maupun aplikasinya.”

Pada pandangan pertama, tampilan portal Qbaca di Desktop sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan tampilannya terdahulu, dari sisi layout, jika dibandingakan dengan tangkapan yang ada di wayback machine. Meskipun demikian, Anda juga dapat segera melihat ada perubahan pada menu utama yang disajikan di portal Qbaca baru.

Dalam tampilan terbarunya Menu utama portal Qbaca tampil lebih ramping, dan jika masuk ke portal Qbaca dengan akun yang Anda punya, Anda juga akan melihat satu menu baru yaitu Group. Qbaca sendiri sebenarnya menyematkan tiga fitur baru seiringan dengan perombakan tampilan yang dilakukan ini dan Group adalah fitur andalannya.

Wawan mengatakan, “Ada penambahan (fitur) pada Qbaca versi 2.0 ini di mana fitur terbaru tersebut adalah membaca di PC ataupun laptop, fitur highlight & bookmark bacaan serta fitur khusus untuk Group atau kelompok tertentu. Andalan kami adalah di fitur yang diperuntukkan untuk Group agar Qbaca memiliki manfaat yang besar bagi komunitas maupun kelompok korporasi.”

Qbaca

Penyematan fitur Group tersebut sebenarnya tak lepas dari target portal Qbaca yang ingin direalisasikan tahun ini, yakni untuk dapat bekerja sama dengan lebih banyak komunitas, khususnya para penulis independen. Harapan yang ingin dicapai, menurut Wawan adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis orang Indonesai dan juga dapat mengajak lebih banyak lagi orang untuk lebih menyukai membaca buku digital agar pasarnya dapat berkembang.

“Target kami tahun ini adalah kerja sama dengan banyak community, di antaranya para indie writer. […] Selain itu kami juga menargetkan komunitas pendidikan yang memiliki market besar dimana kebutuhan membaca dan menulis sangat tinggi pada segmen tersebut,” ujar Wawan.

Lebih jauh, Wawan juga mengatakan bahwa saat ini pasar buku digital di Indonesia belum dapat menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hal tersebut tak lepas dari rendahnya minat membaca orang Indonesia dan juga kebutuhan akses internet yang memadai di Indonesia. Meskipun demikian, ia tetap optimis bahwa dalam beberapa tahun mendatang pasar buku digital ini akan menunjukkan peningkatan seperti halnya yang terjadi di negara maju.

Wawan menjelaskan, “Kami optimis, dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan smartphone dan tingkat edukasi masyarakat serta kebutuhan untuk mencari informasi dan hiburan yang semakin besar, beberapa tahun mendatang, pasar e-book (buku digital) akan meningkat seperti halnya pasar e-book yang terjadi di negara maju. Strategi edukasi yang paling optimal adalah melalui komunitas-komunitas menulis maupun pendidikan yang disertai dengan memfasilitasi kemudahan bagi para penulis untuk self publishing di Qbaca.”

“Tahun 2014 yang lalu, tercatat hampir 20 ribu transaksi pembelian ebook terjadi di Qbaca dan hampir 60% usernya adalah laki-laki dan umumnya berdomisili di kota besar. Kami sadari, di daerah mungkin masih banyak keterbatasan bagi para user yang akan menggunakan Qbaca, karena penggunaan Qbaca untuk download ebooknya membutuhkan akses internet yang mencukupi,” tambah Wawan.

Previous Story

5 Aplikasi Kamus Bahasa Inggris Android untuk Pemula

Next Story

[Video] Mengenal Microsoft HoloLens Lebih Jauh

Latest from Blog

Don't Miss

Startup pengembang teknologi imersif Arutala memproduksi aplikasi berbasis teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mix Reality (MR), PC Simulator, hingga 360° Video untuk berbagai sektor bisnis

Komitmen Arutala Percepat Implementasi Teknologi Imersif untuk Bidang Edukasi

Sebelum istilah metaverse ramai dibicarakan, banyak pihak yang skeptis dengan
Jajaran founder VCGamers / VCGamers

VCGamers Dapat Pendanaan 37,3 Miliar Rupiah, Hadirkan Platform Social Commerce dan NFT untuk Game

VCGamers merupakan sebuah platform social commerce untuk pemain game. Baru-baru