Perusahaan penyelenggara turnamen esports, BLAST, baru saja mendapatkan investasi sebesar €12.5 juta (sekitar Rp201 miliar). Pendanaan kali ini dipimpin oleh Johan Gedda, co-founder dari Rocket Software dan Vækstfonden, perusahaan investasi pemerintah Denmark. Selain Vækstfonden, beberapa investor yang kembali menanamkan modal di BLAST antara lain Creandum, Heartcore Capital, dan Maki.
“Pendanaan kali ini membuat kami cukup kuat untuk terus maju dan membuat berbagai konten seperti yang telah kami lakukan,” kata CEO BLAST, Robbie Douek pada The Esports Observer. “Ini memungkinkan kami untuk membuat portofolio kami menjadi lebih beragam dan fokus pada teknologi.”
BLAST adalah perusahaan esports yang fokus pada penyelenggaraan turnamen offline dan membuat konten untuk disiarkan di televisi dan platform digital seperti Twitch, YouTube, dan platform mereka sendiri. Saat ini, BLAST dikenal dengan turnamen Counter-Strike: Global Offensive mereka. Pada tahun lalu, BLAST mengumumkan bahwa mereka akan mengganti BLAST Pro Series dengan turnamen yang berhadiah lebih besar pada tahun ini. Belakangan, BLAST juga mulai tertarik untuk membuat turnamen untuk Dota 2, game MOBA dari Valve.
“Kami telah mengenal OG, Ninjas in Pyjamas, dan Liquid. Setelah bertemu dan berinteraksi dengan tim-tim tersebut, saya menyadari ada fandom di sini dan kami melihat itu sebagai kesempatan,” ujar Douek. “Saya bertanya pada mereka apakah kami akan bisa membuat sesuatu untuk Dota 2. Apakah kami bisa melakukan apa yang kami lakukan di CS dan membuat konten yang lebih baik? Ya. Kami bisa melakukan itu. Kami akan mencoba untuk merealisasikan hal itu.”
BLAST akan menggunakan sebagian dari dana investasi yang baru mereka dapatkan untuk menguji teknologi baru agar mereka bisa memberikan pengalaman menonton yang lebih baik bagi audiens. Douek percaya, bisnis penyelenggaraan turnamen esports online memiliki berpotensi, terutama di tengah pandemi virus corona. Selama pandemi, BLAST telah menambahkan durasi konten yang mereka produksi. Selain itu, mereka juga memperkenalkan sejumlah turnamen dan konten baru.
“Investor-investor kami sangat suportif. Jadi, kami akan berusaha keras dalam mengembangkan teknologi demi memberikan pengalaman menonton yang lebih baik,” kata Douek. “Kami telah belajar dari pengalaman kami ketika kami mendisrupsi pasar. Jadi, kami tahu kami akan kembali melakukan itu. Tapi, kami tidak akan melakukan hal yang terlalu ekstrem. Kami akan berhati-hati dan memastikan rencana kami bisa berjalan.”