Dark
Light

Penuhi TKDN, Vivo Ajak Kerja Sama Startup dan Bangun Pabrik di Indonesia

1 min read
November 4, 2016

Agar tetap bisa memasarkan produknya untuk konsumen Indonesia, para pengembang produk ponsel 4G/LTE terus berupaya untuk memenuhi persyaratan yang diberikan pemerintah melalui aturan TKDN. Salah satu yang sedang berjuang adalah Vivo.

Pengembang ponsel asal Tiongkok tersebut mengaku saat ini telah memenuhi 20% dari porsi TKDN dengan membangun pabrik di Indonesia. Dari pemaparan Chief Marketing Officer Vivo Mobile Indonesia Kenny Chandra, pabrik Vivo tersebut berlokasi di Cikupa, Tangerang, memiliki kapasitas produksi 50.000 sampai 100.000 unit untuk semua lini smartphone.

Untuk meningkatkan persentase TKDN, ditargetkan Vivo memenuhi 30% di Januari 2017, pihaknya akan mencoba bermain di inovasi aplikasi. Salah satu langkah strategis yang ingin dilaksanakan ialah dengan menjalin kerja sama dengan startup lokal. Sampai saat ini belum diinformasikan spesifik startup mana dan seperti apa yang ingin dirangkul.

TKDN membuka kesempatan pengembang dalam negeri berkolaborasi dengan pemain global

Tak hanya Vivo, berbagai brand ponsel 4G/LTE lain pun kini sedang berpikir keras untuk memenuhi standar TKDN yang telah diresmikan. Apple contohnya, beberapa waktu terakhir dikabarkan sedang dalam tahap negosiasi untuk mengembangkan pusat inovasi di Indonesia. Beberapa pabrikan ponsel lain seperti ASUS pun telah bersiap.

Kendati beberapa pengembang ponsel akhirnya hengkang, dan pertumbuhan adopsinya pun sempat terpantau melambat, aturan TKDN ini sejatinya dapat dilihat sebagai sebuah kesempatan bagi pengembang lokal. Yakni kesempatan untuk turut serta dalam pengembangan produk, baik di sisi perangkat lunak ataupun perangkat keras. Dan visi pemerintah terhadap TKDN pada dasarnya memang mengarah ke sana.

Indonesia tak diragukan lagi dalam kaitannya dengan konsumsi produk elektronik. Namun tak menutup kemungkinan dengan pembuktian pertumbuhan startup yang luar biasa, bersanding dengan kesempatan untuk kolaborasi dengan perusahaan global, tingkat inovasi digital di Indonesia akan terangkat produktif.

Tetap menuntut pengembang lokal untuk inovatif

Sederhananya aplikasi lokal akan mendapatkan tempat yang lebih luas untuk berkembang. Perangkat 4G/LTE memiliki kewajiban untuk menjadikan aplikasi dan game lokal sebagai pre-installed app, artinya sudah tertanam di ponsel sebelum ponsel sampai ke tangan konsumen. Namun demikian ini juga menjadi tantangan bagi pengembang aplikasi lokal, untuk menciptakan kreasi yang mampu mengimbangi kualitas produk tersebut. Terlebih akan ada marketstore yang mengakomodasi karya lokal. Tanpa konten yang berkualitas, tetap saja tidak akan mendapatkan traksi yang bagus, karena penentuan akhir sangar bergantung dengan ketertarikan konsumen.

TKDN dari sisi manufaktur yang mengisyaratkan pabrik perakitan di Indonesia sebenarnya juga sebagai strategi pemerintah untuk bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak. Namun demikian sebenarnya ada hal fundamental yang tidak boleh terlupa, yaitu bagaimana mendorong individu-individu dan teknisi lokal untuk mampu mempelajari pengembangan arsitektur tersebut, sehingga tidak hanya mengerjakan aktivitas “buruh” saja, melainkan benar-benar mencetak ahli-ahli baru belajar dari proses yang ada di pabrik tersebut.

Previous Story

Apakah Perusahaan Saya Bisa Berkompetisi dengan Kompetitor Kelas Kakap?

Next Story

Lima Cara Tepat Menghadapi Investor yang “Sulit”

Latest from Blog

Don't Miss

vivo Pamerkan Hasil Kamera di vivo Imagine Photography Awards 2024

vivo Indonesia merayakan satu dekade inovasi teknologi imaging dengan menggelar

iQOO 13 Resmi Meluncur di Indonesia jadi Smartphone Snapdragon 8 Elite Pertama

Setelah hype yang sangat tinggi terhadap kehadiran chipset Snapdragon 8