Menjadi pemimpin memang tugas berat. Sebagai pengambil keputusan mereka membawa seluruh nasib anggota tim di dalam keputusan-keputusan yang diambil. Sebagai manusia mereka juga pasti bisa terserang perasaan stres, frustrasi dan semacamnya. Hal ini akan berpengaruh pada individu pemimpin itu sendiri dan tim secara menyeluruh jika pemimpin menjadi impulsif dan mulai mengabaikan fakta-fakta yang ada.
Berikut beberapa momen penting yang harus diselesaikan dengan kepala dingin meski pemimpin dalam kondisi stres.
Mendelegasikan pekerjaan penting
Sudah menjadi kewajiban setiap pemimpin menjadikan setiap orang yang ada di timnya berkembang. Cara paling efektif adalah memberikan tanggung jawab yang biasanya diemban pemimpin kepada anggota tim yang lain. Proses ini lumrah sebagai bahan untuk memberikan pengalaman dan tanggung jawab baru kepada anggota tim. Namun sayangnya keputusan ini sering salah dilakukan karena tingkat stres yang tinggi pada diri pemimpin dan keharusan segera melimpahkan wewenang kepada anggota tim yang lain.
Pemberian wewenang harus dipertimbangkan secara matang. Karena momen tersebut tidak hanya soal memberikan kepercayaan tetapi juga tetap mempertanggungjawabkan hasil yang dikerjakan. Ada banyak pertimbangan untuk memilih, tak hanya soal jam terbang tetapi juga soal kepribadian dan kemampuan teknis tapi juga kesanggupan, termasuk penilaian kinerja selama ini.
Dalam mempertimbangkan ini terkadang jika berada dalam kondisi banyak tekanan atau stres pertimbangan tidak lagi akurat. Alih-alih mengukur banyak faktor-faktor yang seharusnya menjadi pertimbangan pemimpin bisa salah dan terjebak pada kondisi keharusan memberikan wewenang. Kondisi ini paling baik diselesaikan dengan memberikan wewenang kepada mereka yang sudah terbiasa, atau mereka yang memiliki pengalaman untuk memegang tanggung jawab tersebut, bukan orang baru.
Mengomunikasikan berita yang sulit
Transparansi adalah salah satu kebutuhan dasar dalam membangun bisnis yang terpercaya, baik internal maupun eksternal. Keterbukaan informasi di tim internal sangat penting untuk menjaga hubungan baik dengan sesama, namun hal ini juga mewajibkan semua informasi disampaikan, baik atau buruk. Sebagai seorang pemimpin wajib untuk menguasai kemampuan komunikasi, mengkomunikasikan hal-hal rumit menjadi sederhana dan mengkomunikasikan berita yang buruk dengan baik agar tidak menimbulkan efek yang lebih baik.
Kemampuan komunikasi dan kemampuan diplomatis ini akan mempengaruhi pemilihan kata ketika mengabarkan sesuatu yang sulit diterima, namun harus tetap diinformasikan. Dalam kondisi stres, usahakan pemimpin bisa lebih tentang dan tidak terburu-buru dalam memberikan informasi.
Mengambil keputusan berisiko dan memecahkan masalah sulit
Mengambil dan menentukan keputusan adalah pekerjaan wajib seorang pemimpin. Terkadang selain berdasarkan data keputusan juga diambil berdasarkan intuisi atau insting. Dalam kondisi stres atau emosional akan sangat berisiko pemimpin menentukan keputusan, terlebih keputusan besar. Biasanya dalam hal seperti itu fakta-fakta yang disajikan data diabaikan dan intuisi terkadang menjadi bias.
Selain bersikap tenang dan tidak terburu-buru sebagai pemimpin harus membiasakan membaca data, apa pun kondisinya. Karena fakta yang disajikan oleh data sedikit banyak mampu mengurangi bias yang timbul. Dalam kondisi ini tergesa-gesa hanya akan menimbulkan bencana. Keputusan-keputusan impulsif hanya akan mengabaikan fakta yang ada.
Hal itu juga berlaku dalam pemecahan masalah. Ketergesaan hanya akan mengurangi proses komunikasi sehingga masalah yang harusnya diselesaikan malah menimbulkan masalah baru. Kuncinya ada pada pengendalian diri, pemimpin harus tetap berkepala dingin di setiap saat, karena dengan demikian ia akan menyelamatkan dirinya sendiri dari keputusan salah dan menyelamatkan keseluruhan tim.