3D printer semakin dikenal, terutama bagi kalangan umum dengan kehadiran berbagai produk printer tiga dimensi yang terjangkau. Selain itu penggunaannya pun kini telah merambah ke berbagai kategori tidak hanya desain atau hobbyst.
Ranah yang mulai memanfaatkan printer 3D ini adalah kesehatan yaitu untuk digunakan dalam pengobatan pasien. Salah satu yang telah dilakukan perangkat printer 3D ini adalah untuk mencetak bentuk gigi palsu untuk dipasang pada pasien.
Namun ternyata tidak hanya itu, dalam perkembangannya penggunaan Printer 3D dapat juga digunakan untuk mencetak tablet dengan komposisi yang diinginkan dokter untuk pasiennya.
Tim dokter dari University of Central Lancashire (UCLan) di Preston, Inggris telah memanfaatkan printer 3D untuk membuat tablet dan obat-obatan terntentu yang dibuat secara spesifik untuk pasien. Dengan begitu, biaya proses pembuatan obat-obatan tersebut mejadi lebih rendah dari seharusnya, karena pihak rumah sakit bisa membuat sendiri obat-obatan yang dibutuhkan.
Info menarik: TouchTen Galang Dana Melalui Kickstarter untuk Realisasikan “Target Acquired”
Dengan memanfaatkan teknologi printer 3D, tim dari UCLan dapat mencetak sendiri obat-oabatan yang dibutuhkan oleh pasien dengan bentuk yang sama dengan yang sudah ada dengan jumlah yang bisa ditentukan sesuai permintaan. Dengan begitu, stok persediaan obat juga bisa dimaksimalkan dan mengurangi obat kadaluarsa karena stok yang menumpuk sehingga biaya belanja obat untuk sebuah rumah sakit dapat ditekan dan lebih efisien.
Adalah Dr Mohamed Albed Alhnan dari School of Pharmacy and Biomedical Sciences yang memiliki ide penggunaan printer 3D untuk membuat obat-obatan bagi pasiennya. Bersama rekannya, Dr Mohamed Albed Alhnan telah menemukan bahan filamen pengganti yang biasa digunakan untuk membungkus obat dan menjadikan bahan baru racikannya itu sebagai ‘tinta’ untuk membuat tablet obat dengan bantuan printer 3D.
Bungkus yang dihasilkan printer 3D ini juga bisa memiliki berat dan dosis yang sama dengan obat-obatan yang dibuat oleh pabrik obat aslinya.
Proses pembuatan obat-obatan dengan bantuan perangkat printer 3D ini memang masih dalam prototipe dan belum memasuki tahap komersil, pihak UCLan masih membutuhkan waktu sedikitnya hingga 5 tahun ke depan agar proyek ini bisa digunakan di kalangan rumah sakit dan membutuhkan waktu sekitar 10 tahun lagi agar penggunaan teknologi ini bisa diaplikasikan secara utuh untuk kalangan individu.
Sumber dan gambar header: 3ders.