Dark
Light

Pengguna Aplikasi Messaging Populer di Indonesia Gemar Berbelanja Online

1 min read
November 29, 2014

GlobalWebIndex (GWI) kembali mengeluarkan riset terbarunya mengenai penggunaan aplikasi mobile messaging. Penelitian tersebut mengungkap bahwa telah terjadi peningkatan pengguna aplikasi messaging di Indonesia hingga 45 persen sejak tahun 2013 hingga tahun 2014. Data yang paling menarik bagi para pelaku e-commerce adalah lebih dari 50 persen pengguna tiga besar aplikasi messaging di Indonesia ternyata aktif berbelanja online.

Peningkatan pesat pengguna aplikasi messaging ini disebabkan perubahan pola komunikasi publik secara online. Media sosial masih tetap primadona, tetapi belakangan orang lebih sering menjadi pengguna pasif, dalam artian mereka tetap membuka media sosial tetapi sudah tidak terlalu sering lagi menggunakannya sebagai alat komunikasi, misalnya ngobrol di wall Facebook, berbalas Twitter, dan lain-lain. Komunikasi mulai berpindah ke aplikasimessaging yang sifatnya lebih pribadi.

Menurut hasil penelitian GWI, ada tiga alasan utama mengapa layanan pesan instan berbasis mobile menjadi begitu populer. Pertama menurut 45 persen responden, layanan ini bebas biaya. Di urutan kedua, layanan pesan lebih cepat ketimbang SMS untuk berkomunikasi dengan orang-orang terdekat mereka. Terakhir, layanan ini banyak digunakan kawan-kawan mereka.

“Aplikasi pesan mobile telah menjadi tingkat pertumbuhan yang utama di kalangan generasi muda, karena orang yang menggunakan social networkinglebih pasif menjadikan layanan pesan sebagai cara cepat berkomunikasi,” ujar Head of Trends di GlobalWebIndex Jason Mander.

Data GWI mengatakan bahwa 86 persen pengguna Internet di Indonesia memiliki smartphone. Uniknya 46 persen, atau hampir setengah dari mereka, mengaku merasa lebih nyaman tidak membawa dompet ketimbang tidak membawa ponsel.

Banyak hal yang bisa dilakukan individu di ponselnya, sebagian besar untuk berkomunikasi dengan orang terdekat dan di dunia luar. Meski masih mengaku tetap mengunjungi akun media sosial miliknya, seperti Facebook, Twitter, Google+, Instagram, dan YouTube, kebanyakan dari mereka hanya berperan sebagai pengguna pasif. Tidak mem-posting sesuatu, berkomentar, ataupun melakukan percakapan melalui media sosial yang mereka miliki.

Saat ini orang lebih memilih untuk aktif di layanan pesan mobile. GWI juga mengeluarkan data bahwa pada Q3 2014, sebanyak 78 persen pengguna Internet berselancar melalui perangkat ponsel mereka.

Di Indonesia sendiri, Whatsapp masih menjadi yang paling populer dengan meraup 34 persen dari total pengguna, disusul Facebook Messenger sebanyak 28 persen, WeChat 18 persen, Skype 18 persen, dan Line 16 persen. Menariknya BlackBerry Messenger (BBM) yang dulu populer malah tidak lagi masuk di dalam daftar.

GWI data 3

WeChat adalah aplikasi dengan pertumbuhan pengguna terbesar sepanjang 2013-2014 denngan capaian 895 persen, dikuti WhatsApp 113 persen dan Facebook Messenger sebanyak 112 persen.

WeChat menjadi layanan paling populer dan paling banyak digunakan oleh anak muda usia 16 hingga 24, sedangkan Facebook Messenger paling banyak digunakan dewasa muda usia 25 hingga 34 tahun. WhatsApp sendiri digunakan oleh mayoritas pengguna di rentang usia 35 hingga 44 tahun.

GWI Data 2

Nah, riset ini juga mengukur tingkat keaktifan para pengguna aplikasi messaging untuk melakukan belanja online. Hasilnya, pengguna WeChat adalah yang paling tinggi dan data mengatakan 62 persen pengguna WeChat gemar berbelanja online.

Di posisi dua ada Facebook Messenger yang sekitar 60 persennya mengaku berbelanja online. Di tempat ketiga ada WhatsApp, yang 55% penggunanya adalah pembelanja online.

GWI Data 1

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi. Ada perubahan judul dari artikel asli tanpa mengubah maksud dan diti tulisan. 

Previous Story

Game Android Pilihan 24 – 30 November 2014

Next Story

Aplikasi Android Pilihan 24 – 30 November 2014

Latest from Blog

Don't Miss

Updated: AI di Smartphone Makin Populer, Apa Komentar Pengguna?

Update: Ada perubahan data dari hasil survei sesuai rilis yang

Niko Partners: Pertumbuhan Industri Game Indonesia di 2023 Melambat

Game menjadi salah satu industri yang justru tumbuh selama pandemi